Tutup
ReligiSekapur Sirih

Keutamaan Kalimat Laa ilaaha illallaah

4
×

Keutamaan Kalimat Laa ilaaha illallaah

Sebarkan artikel ini
Keutamaan Kalimat Laa ilaaha illallaah

Keutamaan Kalimat Laa ilaaha illallaah

Kabarnusa24.Com, Ada satu kalimat yang sangat berharga sekali bagi kita semua. Kalimat sederhana namun sarat makna. Kalimat yang bisa mengubah arah hidup seseorang. Kalimat yang sangat menginspirasi. Kalimat yang mengingatkan asal kita. Kalimat yang sangat menentukan ke mana kita akan kembali.

Kalimat apakah itu? Itu adalah kalimat Laa ilaaha illallaah. Kalimat tauhid. Disebut juga kalimat takwa. kalimat ikhlas. Kalimat urwatul wutsqa. Sekuat-kuatnya tali ikatan.

Kalimat tauhid adalah zikir yang paling utama. Kalimat Laa ilaaha illallaah adalah inti dari seluruh risalah Nabi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

خَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik baiknya yang aku ucapkan dan Nabi nabi sebelumku: laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadiir (Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya miliknya kekuasaan dan segala pujian, dan Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu).” (HR. At-Tirmidzi No. 3585)

Apa bukti kalimat tauhid itu mulia? Mari kita sadari….

Kalimat Laa ilaaha illallaah dikumandangkan oleh muadzin seluruh dunia sehari lima kali. Kalimat tersebut juga diucapkan oleh setiap muslim dalam setiap tasyahud pada setiap kali shalat.

Untuk tujuan sebagaimana makna kalimat Laa ilaaha illallaah inilah Allah subhanahu wata’ala menciptakan langit dan bumi, menciptakan seluruh makhluk.

Untuk misi kalimat tersebut Allah subhanahu wata’ala menurunkan kitab-kitab-Nya, mengutus para rasul, dan menetapkan syariat bagi makhluk.

Karena kalimat tauhid tersebut Allah subhanahu wata’ala ciptakan suhuf untuk mencatat perbuatan manusia, mizan penimbang amal, Allah subhanahu wata’ala ciptakan surga dan neraka.

Karena kalimat mulia itulah Allah subhanahu wata’ala klasifikasikan manusia menjadi mukmin dan kafir. Beriman dan tidak beriman. Karena kalimat tersebut Allah subhanahu wata’ala ciptakan pahala dan dosa.

Karena kalimat Laa ilaaha illallaah itu Kakbah dibangun, ajaran ini ditancapkan pondasinya, dihunuskan pedang-pedang pembelaan dalam jihad fi sabilillah.

Barang siapa yang mengucapkannya ketika jiwa masih di kandung badan, darahnya akan dilindungi, hartanya akan dilindungi. Apabila ia benar-benar meyakini dan beramal setelah mengucapkannya, di akhirat kelak ia akan selamat dari kobaran api neraka dan Allah subhanahu wata’ala masukkan ke dalam jannah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

“Sungguh Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa yang mengikrarkan kalimat laa ilaaha illallaah dengan hanya mengharap ridha Allah.” (HR. Muslim No. 1052)

1. Kalimat Laa ilaaha illallaah Menjadi Pemberat Timbangan Amal.

Di antara fase yang kelak akan dilalui oleh seluruh manusia di akhirat kelak adalah yaumul mizan. Hari penimbangan.

Apa yang akan ditimbang? Amal manusia selama di dunia. Mana yang lebih berat, amal kebaikan atau amal keburukan.

Tahukah kita bahwa amalan baik yang paling berat timbangannya di akhirat kelak ternyata adalah kalimat tauhid. Satu kalimat yang sangat pendek dan singkat. Sangat ringan untuk diucapkan namun ternyata paling berat timbangannya di akhirat kelak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda mengisahkan percakapan nabi Musa dengan Allah subhanahu wata’ala,

“Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu.”

Allah berfirman, “Ucapkan hai Musa laa ilaha illallah.”

Musa berkata, “Ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan itu.”

Allah berfirman, “Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya—selain Aku—dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat laa ilaha illallah diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaha illallah lebih berat timbangannya.” (HR. Ibnu Hibban No. 6218)

2. Dua Rukun Kalimat Laa ilaaha illallaah.

Kalimat Laa ilaaha illallaah mengandung dua unsur penting yang menjadikan kalimat ini begitu dahsyat. Dalam kitab-kitab referensi ilmu akidah dua unsur ini disebut dengan rukun kalimat Laa ilaaha illallaah.

Rukun pertama: an-Nafyu (negasi)

Rukun kedua: al-Itsbat (penetapan)

Rukun tauhid an-Nafyu ini terdapat pada kalimat Laa Ilaaha. Kalimat laa ilaaha secara bahasa artinya adalah tidak ada sesembahan. Maknanya, menegasikan, menafikan, atau meniadakan segala bentuk sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala.

Kemudian, rukun tauhid al-Itsbat ini terdapat pada kalimat illallaah. Kalimat illallaah secara bahasa artinya kecuali Allah. Maknanya, menetapkan sifat sesembahan hanya kepada Allah subhanahu wata’ala saja.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 256,

فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا

Artinya, “Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.”

3. Tadabbur Kalimat Laa ilaaha illallaah.

Setiap muslim yang mengucapkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallaah sejatinya ia sedang mendeklarasikan diri untuk berlepas diri dari segala bentuk perbuatan syirik berikut pelakunya, lalu mendedikasikan diri untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala saja dengan ikhlas sepenuh hati.

Ketika ia benar-benar mengimplementasikan prinsip tersebut dengan sebenar-benarnya dalam seluruh sisi kehidupannya, maka ia telah mengimplementasikan Islam pada seluruh kehidupannya.

Dengan demikian, ia berhak mendapatkan balasan terbaik dari Allah subhanahu wata’ala berupa keselamatan di dunia dan di akhirat.

Namun, apabila ia mengucapkan kalimat tauhid tersebut hanya sebatas ucapan lisan saja tanpa diiringi dengan amalan yang selaras dengan tuntutan pada makna kalimat tersebut, maka kalimat tersebut tidak akan memberikan makna dan manfaat yang berarti bagi dirinya.

Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendakwahi orang-orang kafir Quraisy. Beliau menyeru mereka untuk mengikrarkan Laa ilaaha illallaah.

Apa yang yang terjadi, orang-orang kafir Quraisy tersebut justru malah mengatakan, sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam al-Quran surat Shad ayat 5,

اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

Artinya, “Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan.”

Apakah orang-orang kafir Quraisy tersebut tidak paham makna kalimat Laa ilaaha illallaah? Mereka paham! Justru karena mereka paham betul maknanya, karena itu mereka menolak ajakan Nabi untuk meninggalkan kemusyrikan dan hanya menyembah Allah subhanahu wata’ala saja.

Maka, melalui mimbar Jumat di siang hari ini, kami nasihatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian untuk lebih mendalami setiap ilmu Islam yang telah kita pelajari. Mulai dari yang paling pokok terkait makna kalimat tauhid dan penerapannya, hingga ilmu-ilmu yang sifatnya sunnah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Muhammad ayat 19,

فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ

Artinya, “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.”

Kalimat perintah “maka ketahuilah” pada ayat di atas menunjukkan hukum wajib bagi kita semua untuk terus berusaha memahami makna kalimat Laa ilaaha illallaah dengan sungguh-sungguh lalu menerapkan makna-makna tersebut dalam seluruh sendi kehidupan tanpa terkecuali.

Dengan demikian, kita semua berharap agar pasrah dan tunduk kita kepada Allah subhanahu wata’ala benar-benar membuahkan ridha dan rahmat-Nya.

Demikian tentang keutamaan kalimat Laa ilaaha illallaah. Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa menjaga keteguhan iman kita hingga akhir hayat kelak.

 

 

 

Sumber : Ulasan Materi Da’wah Khutbah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *