SITUBONDO, – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Situbondo, Bagas Susilo, ST MM, mengungkapkan rasa keprihatinannya kepada peserta pelatihan petugas pengolahan ST2023, yang diduga menjadi korban keracunan makanan.
Dugaan keracunan makanan yang disinyalir akibat mengkonsumsi hidangan tersebut diketahui, ketika pihaknya menggelar kegiatan pada Senin dan Selasa (3-4 Juli 2023) bertempat di hotel Rosali, jalan PB Sudirman No.52, Karangasem, Patokan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
“Ini saya sampaikan sebagai bentuk tanggung jawab, bahwa pada hari Senin dan Selasa kemarin, kita memang menyelenggarakan pelatihan petugas pengolahan hasil lapangan sensus pertanian 2023. Kebetulan di hari ke-2 itu ada keluhan dari beberapa mantan peserta yang merasakan mual-mual,” kata Bagas, ketika dikonfirmasi di ruang dinas nya. Jum’at, (07/07/2023).
Saya kira, terang Bagas, ini kejadiannya memang tidak normal. Karena lebih dari 1 orang. Namun demikian, tidak seluruhnya. Kalau menurut catatan, katanya 17 orang. Lumayan banyak, dari 94 orang.
Dilanjutkan nya, “Upaya-upaya, tentu sudah ada yang kita lakukan. Yaitu menyampaikan ke Rosali, membentuk call center dan mencari informasi tambahan. Siapa tahu, masih ada yang menjadi korban,” jelasnya.
Lebih detail ia memaparkan, “Alhamdulillah semua korban sudah ditangani. Catatannya adalah untuk yang ke rumah sakit tidak ada, yang rawat inap tidak ada. Mungkin yang ke Puskesmas Ada. Tapi hingga saat ini, beberapa korban dari petugas itu sudah sehat semua,” tutur Kepala BPS Situbondo itu dengan nada sopan.
Kasus dugaan keracunan makanan yang berdampak pada peserta kegiatan pelatihan petugas pengolahan hasil lapangan sensus pertanian 2023 dalam masa karir Bagas, merupakan kejadian yang pertama. Sebab menurutnya, hal ini belum pernah terjadi semenjak ia menjabat di BPS.
“Saya ke depan akan lebih berhati-hati. Memang ini adalah pihak ke-3, tapi tidak ada salahnya bagi saya untuk berpesan agar menjaga kehigienisannya,” tandas pria bergaya necis tersebut.
“Tentunya, akan kita catat ini tebal-tebal dengan tinta emas kalau perlu. Supaya tidak terjadi lagi ke depan. Terima kasih semuanya. Mudah-mudahan, kasus ini selesai sampai di sini dan tidak kemana-mana,” harap Bagas.
Pada kesempatan itu, Bagas juga menyempatkan diri untuk meminta maaf. Hal ini dilakukan, lantaran adanya kasus dugaan keracunan makanan tersebut, telah memicu miss komunikasi serta sempat membuat nama Dyah Anisa Permatasari, oknum Kasubag Umum BPS menjadi viral di jagat media masa.
“Saya yang terakhir mengucap minta maaf, apabila ada semacam miss komunikasi. Karena pada dasarnya, baik itu wartawan, pihak Rosali maupun BPS, tentunya ke depan ingin menghasilkan pelayanan yang baik,” urainya.
Saya berharap, kata Bagas, teman-teman media juga semakin proaktif. Dan dari internal saya, juga akan berencana atau berniat semakin solid.
Sementara, Taufik Hadi Suryanto, selaku bagian manajemen pihak dari Rosali hotel mengaku dan membenarkan kejadian dugaan keracunan makanan tersebut terjadi di tempat yang dikelola nya saat ini.
“Kemarin itu memang ada acara BPS disini (Rosali Hotel). Kita bekerjasama dengan BPS. Bahwa setelah acara, ada indikasi beberapa peserta dari 94 peserta itu, info terakhir antara 13-15 peserta. Nggak tau, berkembang mungkin 17-an ya. Peserta itu ada sebagian merasa sakit atau mual-mual, dan itu benar,” bebernya, ketika mengklarifikasi. Sabtu, (08/07/2023) tadi siang.
“Kita sudah koordinasi, juga bekerjasama dengan BPS untuk mendata dan melakukan pendampingan terhadap peserta yang terdampak hal tersebut. Bersama dengan BPS, membuat call center supaya bisa mendapat feedback siapa saja yang terdampak dan bagaimana tetap menanganinya,” papar Hadi, panggilan akrabnya.
Kita tunggu beberapa hari lagi, ungkap Hadi, biar benar-benar bisa kita pastikan bahwa semua sudah sembuh. Call center masih open, sehingga kalau ada keluhan tambahan, kita bisa monitor dan kita bisa bantu.
Menurut keterangan Hadi, konsumsi hidangan makanan siap santap yang disediakan tersebut diperoleh dari internal hotel Rosali sendiri. Namun, untuk bahan mentahnya, pihak management mengambil dari supplier lain yang telah berlangganan. Sementara, hanya kue saja yang dipesannya dari luar.
“Betul, jadi kita di sini yang mengolah makanan tersebut sehingga menjadi makanan jadi. Kemarin memang ada musibah yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, bahwa sebagian dari peserta itu mengalami dampak dari hal tersebut,” ujarnya.
“Kita minta maaf atas kejadian yang kurang mengenakkan ini. Baik itu terhadap peserta yang terdampak langsung dan BPS. Sebagai vendornya, kita melakukan intropeksi, juga terhadap karyawan, dan terhadap supplier makanan. Sehingga kita ke depan, bisa memberikan yang lebih baik bagi semuanya,” pungkas Hadi kepada wartawan media ini.
(Agung Ch/AR).