JAKARTA, KABARNUSA24.COM – Keterbatasan seringkali membuat seseorang menjadi patah arang hingga memutuskan menyerah dengan keadaan. Ditambah keluarga dan lingkungan tidak mendukung, lengkap sudah keterpurukan dan penderitaan hingga tidak jarang mereka dikucilkan.
Stigma itu dipatahkan oleh Sabarudin Gultom, 48 tahun, ditemani istrinya Herni, 45 tahun, perempuan asal Kuningan, Jawa Barat ini yang tak kenal lelah terus berjuang untuk bisa mandiri di tengah keterbatasan fisik kakinya.
Sehari-hari Gultom bekerja dengan membuka jasa service elektronik profesional di rumahnya di bilangan Nusa Indah Kota Jambi yang telah dilakukannya sejak masih muda hingga mendapatkan jodoh dengan istri hingga dikarunia dua orang anak yang duduk di bangku kelas II dan VII.
Sebagai seorang istri, Herni tidak berpangku tangan untuk membantu perekonomian keluarga dengan menjajakn jajanan pasar dan menerima pesanan dari kerabat dan para tetangganya.
Apa boleh buat Gultom saat Herni repot mengatarkan dagangannya menjadikan Gultom tidak bisa pergi menerima panggilan jasa servis karena tidak ada yang mengatar. Keterbatasan fisik kakinya menjadi kendala utama, yang berimbas pada pendapatan yang berkurang.
Melihat kondisi demikian, Herni pun mencari tahu bagaimana cara untuk mendapatkan bantuan alat bagi suaminya agar bisa beraktivitas, khususnya melayani panggilan jasa service elektronik. Hingga satu saat dipertemukan dengan pelanggan yang bekerja sebagai pendamping sosial di Kota Jambi.
Pendamping Sosial Kota Jambi, Septi, pun berkunjung ke rumah Gultom dan berbincang-bincang tentang kebutuhan dan kendala terkait cacat di kaki yang menghambat usaha jasa penggilan service elektronik tersebut.
Awal hari cerah Gultom pun tiba, di mana Septi berkomunikasi dengan Kementerian Sosial melalui Sentra Alyatama Jambi dan Dinas Sosial terkait kasus yang dialami Gultom yang membutuhkan bantuan alat mobilitas.
Usai diasesmen dan memenuhi persyaratan menerima bantuan satu unit sepeda motor roda tiga diberikan Kemensos melalui Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) untuk melayani jasa panggilan service elektronik.
Saat ini, Gultom pun bergembira lantaran tidak perlu menunggu sang istri mengantar ke tempat panggilan servis pelanggannya. Kapan pun, ada panggilan telpon dari pelanggannya, Gultom bisa langsung memenuhi tugas mencari nafkah untuk istri dan kedua buah hatinya.
Berkah bantuan motor roda tiga modifikasi dari Kemensos, telah membuka harapan baru dan semangat hidup Gultom dan Herni, bukan saja soal cinta dua insan yang dipertemukan dalam ikatan cinta yang tak pandang rupa, melainkan berjuang bersama menata hidup mandiri sejahterakan keluarga.
Negara hadir melalui Kemensos dengan 31 sentra di seluruh Indonesia, tidak hanya bergerak saat terjadi bencana alam melainkan juga memberikan bantuan ATENSI bagi para penyandang disabilitas, lanjut usia dan kelompok rentan agar bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.