Gebyar Kirab Budaya Seni Dongkrek Dan Sedekah Bumi Desa Mejayan, Kabupaten Madiun

Gebyar Kirab Budaya Seni Dongkrek Dan Sedekah Bumi Desa Mejayan, Kabupaten Madiun
Gebyar Kirab Budaya Seni Dongkrek Dan Sedekah Bumi Desa Mejayan, Kabupaten Madiun. (6/8/2)

Kabarnusa24.Com, Madiun – Ribuan warga masyarakat Kota Caruban padati jalanan di Desa Mejayan menyaksikan kirab dongkrek dan sedekah bumi yang diadakan Pemerintah Desa Mejayan dalam rangka bersih desa.

Kirab ini diadakan setiap bulan Suro, bertujuan untuk meruwat desa dengan melakukan kirab dongkrek mengelilingi Desa Mejayan. Asal muasal seni dongkrek lahir sekitar tahun 1867 di Kecamatan Caruban yang saat ini namanya berganti menjadi Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Kesenian tersebut lahir di masa kepemimpinan Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro yang menjadi demang yaitu jabatan setingkat kepala desa yang membawahi lima desa.

Gebyar Kirab Budaya Seni Dongkrek Dan Sedekah Bumi Desa Mejayan, Kabupaten Madiun
Bupati Madiun Ahmad Dawami R.S. ( 5 dari kanan) didampingi Forkopimcam Mejayan, Wakil Ketua DPRD Kab. Madiun Mudjono, Kades Mejayan Gunawan

Kirab tersebut di hadiri Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, Wakil Ketua anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mudjono, Forkopimcam Mejayan dan para tokoh yang berada di Desa Mejayan. Kirab dimulai dari Prawirodipuran Gendoman mengelilingi Desa Mejayan hingga sampai finish di lapangan Palang Mejayan. Peserta kirab yang dilibatkan seluruh warga Desa Mejayan, dengan kostum mengusung tema berbagai kesenian dan tema kostum lainnya selain dongkrek, peserta juga menyajikan marching band dan dance. Minggu (6/8/2023).

Kepala Desa Mejayan Gunawan Wibisono mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat yang telah ikut andil dalam kirab tersebut untuk melestarikan budaya asli dari Mejayan dan menjadi icon Kabupaten Madiun.

“Saya berterima kasih kepada semua masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam kirab yang diadakan setiap bulan suro dan bisa melestarikan budaya asli Desa Mejayan yang sekarang jadi icon Kabupaten Madiun,” ujar Gunawan..

Bambang Wahyu Jati merupakan salah satu keturunan Eyang Prawirodipuran berharap kepada seluruh masyarakat khususnya warga desa Mejayan untuk tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan dongkrek ini sebagai warisan budaya asli Mejayan.

“Semoga masyarakat tetap menjaga dan melestarikan apa yang telah di warisi oleh eyang prawirodipuran karena dongkrek ini sangat sakral,saya harap masyarakat bisa mengembangkan tetapi tidak merubah keasliannya,” harapan Bambang. (Walied).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *