Jember, – kabarnusa24.com.
sebanyak 40 petani hortikultura tomat mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh DR Nita Kuswardani Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Kegiatan ini berlangsung di rumah ketua kelompok tani Cipdodadi Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Pada pelaksanan kegiatan sosialisasi dihadari oleh berbagai pihak seperti : Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan, Penyuluh Pertanian Lapangan, petani serta mahasiswa dari program studi Teknologi Industri Pertanian, Teknik Pertanian, Agroteknologi dan Ilmu Tanah Universitas Jember. Kerusakan yang ditimbulkan akibat kegiatan pasca panen yang kurang baik dapat mencapai 20-35 %, sehingga pendapatan yang diterima oleh petani mengalami penururan nilai ekonomi. Demikian yang dikatakan oleh Dr. Nita Kuswardhani Dosen Universitas Jember kepada kelompok Tani Ciptodadi, Jember, 20 Agustus 2023.
“Seperti yang diketahui bahwa produk hortikultura (buah) memiliki karakteristik yang mudah rusak (perishable), sehingga memerlukan penanganan pasca panen yang khusus untuk menghindari kerusakan produk pada tomat. Tentunya, untuk menjaga produk hortikultura yang memiliki kualitas dengan mutu yang baik, segar, tahan lama dan aman untuk dikonsumsi perlu upaya penanganan yang baik dan konsisten sepanjang rantai budidaya sampai dengan diterima oleh konsumen. Jika dalam proses penangan pascapanen tidak baik, maka akan menyebabkan nilai jual dari produk tomat tersebut mengalami penurunan bahkan tidak laku dijual dipasaran. Dengan penanganan pasca panen yg baik, penggunaan wadah plastik/krat yang bersih serta sistem sortasi dan grading dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi selain tentu saja dapat meningkatkan pendapatan petani” Ujar Dr. Nita Kuswardhani Dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian.
Dengan pengelolahan yang tepat diharapkan dapat menakan kerusakan hasil pertanian, serta petani dapat memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi serta menghasilkan produk olahan hasil pertanian dari komoditas hortikultura buah tomat. “Jika perlu dilakukan analisis atau uji kandungan nutrisi, kandungan logam berat kami siap membantu dan melayani sabagai perguruan tinggi Universitas Jember yang memiliki teknologi yang dapat membantu petani” Ujar Dr. Idah Adriyani dan Dr. Nita Kuswardhani saat berdiskusi dengan kelompok tani dan Kepala Dinas Pertanian. Mereka berdua tergabung dalam Kelonpok Riset Agrotechnology for Agropolitan,Fakultas technilogy Pertanian Universitas Jember.
Sayudi (40), ketua kelompok tani sekaligus, ketua Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) Ollehnah Terro Desa Darsono, Kecamatan Arjasa menyampaikan “ dengan adanya kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh pihak Universitas Jember ini menjadi momentum untuk bertukar pikiran dan mendapatkan inovasi-inovasi baru dalam teknologi pertanian. Dengan adanya kegiatan ini sebagai upaya Universitas Jember dalam memberdayakan petani lokal yang ada di Kabupaten Jember sebagai bentuk kolaboratif dan sinergitas. Kebetulan sasaran petani didesa ini hamper 60 % menerapkan sistem pertanian semi organik, termasuk lahan tomat yang dibudidayakan. Penerapan sistem budidaya semi organik, maka harapannya meningkatkan ketahanan tanaman, memangkas biaya produksi sehingga dapat mengelola lingkungan secara sehat dengan menggukan peran mikroba lokal yang saya buat, dan saya sudah membuktikannya tomat menjadi lebih tahan dan tidak mudah busuk sampai dengan satu bulan pada kulkas” Ujarnya.
Demikian yang disampaikan oleh Ir. Imam Sudarmadji (54), selaku Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan menyampaikan langsung kepada petani untuk instensif melakukan komunikasi dengan dinas melalui penyuluhan pertanian lapangan setempat dalam melakukan kegiatan bertani. “Saya mendukung kegiatan ini sebagai dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani dengan menerapkan sistem pertanian organik, sehingga harapannya kelompok tani Desa Darsono dapat memberikan contoh untuk kelompok tani yang lainnya. Selain itu, beliau menyampaikan informasi kepada petani untuk mengetahui dan menyelesaikan admistrasi status keanggotaan kelompok tani, penyelesaian badan hukum agar kelompok tani di Wilayah Jember Utara dapat mendapatkan bantuan sarana prasarana“. Serta beliau menyampai kepada petani untuk meminta bantuan kepada perguruan tinggi dalam upaya memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah tersedia dengan standar operasional yang berlaku. Selaku pemerintah tentunya akan senantiasa memberikan pelayanan dan dukungan kepada masyarakat dalam hal ini adalah petani dan perguruan tinggi sebagai bagian dari pemerintah.
(Eko/AR).