Kabarnusa24.com Beberapa tips menagemen waktu yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari dari Maudy Ayunda
- Audit
Mengaudit jadwal selama ini, mengaudit kebiasan-kebiasaan selama ini. Buka misalnya kalender atau lihat kembali jadwal-jadwal beberapa minggu yang lalu. Apa saja yang dilakukan. Kebiasaan seperti apa? Bangun jam berapa ? tidur jam berapa dan di antaranya ngapain aja? Karna yang pertama kali harus dilakukan adalah harus membuang hal-hal dan aktivitas yang memakan waktu, tapi sebenarnya kurang menunjang atau kurang mendukung goal-goal di jangka Panjang.
Contohnya : aku sendiri suka sadar, ya ampun ternyata yang suka mengambil waktu aku banget tuh kalau misalnya sore-sore aku udah mulai agak bosen, tiba-tiba aku main sosmed, dan sosmed itu tanpa terasa bisa 1 sampai 2 jam berlalu, misalnya gitu. Atau kaya aku biasanya jam segini sampai segini tuh nonton TV, padahal sebenernya, aku lagi nggak terlalu pengen nonton TV gitu tapi aku Cuma pengen agak nyantai aja. Nah mengidentifikasi momen-momen yang makan waktu dan membuang waktu, kesampingkan dulu, itu penting banget. Jadi mengaudit dulu aja sih. Harus bener-bener kenal sama diri kita sendiri. Sebenernya kecenderungan-kecenderungan dan kebiasaan buruk kita dalam mengatur waktu itu apa.
- Belajar Bagaimana Cara menentukan Prioritas
Jadi ada satu prinsip, Namanya Prinsip Pareto yang mengatakan bahwa 80% dari hasil yang kita bisa capai itu sebenernya hanya dicapai atau hanya bisa diusut ke 20% dari apa yang kita putusin untuk lakukan dari gimana kita memilih untuk menghabiskan waktu kita. Jadi 20% itu akan menghasilkan 80%. Jadi kebayang gak sih, betapa pentingnya kita tuh bener-bener menentukan prioritas. Karena ternyata apa yang kita lakukan dalam 20% waktu kita aja, itu bisa berbuah atau bisa memberi dampak segitu besarnya kedalam hidup kita.
Aku mau membahas soal Eisenhower Matrix , di matriks ini, diajarkan untuk mengaktegorikan aktivitas kepada empat kategori :
Yang pertama adalah Mendesak dan Penting
Buat aktivitas yang seperti ini, harus kerjain sekarang juga, intinya kerjain aja, biar itu bisa dicoret selesai.
Kedua, Tidak Mendesak tapi Penting
Misalnya olahraga, sebenarnya sih tidak mendesak banget tapi ya cukup penting untuk kesehatan. Untuk yang sifatnya seperti ini, jadwalkan. Taruh betul-betul di kalender. Oke Sabtu depan, aku akan lakukan ini.
Ketiga, Kurang Penting
Jadi tidak sepenting itu tapi mendesak. Contohnya seperti membersihkan rumah atau kirim sesuatu. Mungkin sifatnya lebih ke tugas gitu atau seperti pergi belanja. Mungin aktivitas yang seperti itu bisa di delegasikan atau bisa di bikin jadi tugas kelompok. Jadi bukan kita saja yang mengerjakan.
Keempat, Tidak Mendesak dan Tidak Penting
Untuk yang aktivitas seperti ini, mending kita bye-bye aja sih.
Jadi setelah mengaudit, dari situ kita kategorikan semua hal yang harus kita lakukan ke empat kategori ini. Setelah itu intinya antara kerjain sekarang, jadwalin, delegasikan atau buang saja.
Dan ini adalah sesuatu yang aku coba lakukan. Sejujurnya aku tidak selalu melakukan ini setiap hari, karena ini meletihkan. Tapi kaya misalnya, setiap tiga bulan atau setiap bulan aku coba terrapin ini. Terutama ketika aku sedang merasa super, super kewalahan dan to do list sudah mulai agak banyak. Biasanya aku mulai paksa diri untuk coba menengok kembali dan evaluasi semua aktivitas yang mau aku kerjakan.
Selain itu terdapat Tiga tips dari Maudy yaitu
Sejujurnya jangan multitask ketika sedang mengerjakan suatu pekerjaan. Maksudnya adalah kalau misalnya sudah memutuskan, oke sekarang akan bersih-bersih, atau oke sekarang akan mengerjakan tugas ini atau menulis esay ini atau menyelesaikan so notulen rapat ini atau apapun itu. Jangan terus di multitask kayak buka 2 tabs. Ngerjain kerjaan A sama kerjaan B diwaktu yang bersamaan. Kalau melakukan itu, menurut aku akan banyak transisi yang diperlukan saat kita berpindah dari mengerjakan satu hal ke yang lainnya. Karena cara pikirnya beda, konteksnya beda, dan malah makin lama ngerjain dua-duanya.
Jadi apabila membicarakan multitasking secara makro boleh, maksudnya dalam satu hari atau dalam beberapa jam kedepan akan mengerjakan dua hal ini gitu. Tapi jangan sampai digabung, mengerjakannya bersamaan. Karena itu akan lebih efektif dan juga waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kedua atau ketiga tugas tersebut malah jadi lebih pendek karena itu efisien dan efektif dan kita super fokus pada satu hal saja. Hal lain juga adalah itu membuat kamu untuk tetap present. Kalau bener-bener lagi fokus mengerjakan satu hal saja, akan lebih present, lebih focus, dan tentu lebih efektif dalam menyelesaikannya. Orang yang betul-betul multitasker menurutku itu macro multitasker. Karena apabilla micro multitasker tidak akan dapat menyelesaikan apa-apa. Karena tidak efisien, dan akan lompat-lompat terus dari satu tugas ke tugas lainnya. Akhirnya kewalahan, terus bingung sendiri.
Sumber : YouTube Maudy Ayunda