Tutup
Religi

4 Pengingat Untuk Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat

2
×

4 Pengingat Untuk Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat

Sebarkan artikel ini
4 Pengingat Untuk Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat
ilustrasi

4 Pengingat Untuk Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat

KABARNUSA24.COM,- Manusia diciptakan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah dan meninggalkan maksiat. Namun hal ini sulit dilakukan, karena dalam praktiknya selalu muncul aneka godaan yang datang dari hawa nafsu maupun bisikan setan.

Mengenai hal ini, Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menjelaskan, ada 4 pengingat yang bisa menjadi pendorong umat Islam dalam melaksanakan ibadah dan meninggalkan maksiat.

Umat Islam diharapkan bisa memegang teguh 4 pengingat ini di setiap waktu, tempat, maupun kesempatan. Tujuannya tiada lain agar umat Islam selalu berjalan di atas jalan yang lurus dan tidak terjerumus pada lubang kemaksiatan.

Adapun 4 pengingat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Merasakan Kehadiran Allah

Habib Abdullah mengingatkan bahwa Allah selalu memantau pergerakan semua makhluk yang ada di langit dan bumi, tidak ada satu pun makhluk yang bisa lepas dari pandangan-Nya. Umat Islam hendaknya bisa merasakan kehadiran-Nya di setiap langkah kehidupan.

“Sesungguhnya Allah mengetahui setiap rahasia. Allah selalu menyertaimu di setiap keadaan,” tulis Habib Abdullah. (Abdullah bin Alawi Al-Haddad, Risalatul Mu’awanah, [Semarang: Thoha Putra], halaman 5).

Dengan Ilmu dan Iradah-Nya, Allah selalu mengawasi setiap perbuatan manusia, baik yang bersifat lahir seperti perilaku anggota tubuh maupun yang bersifat batin yaitu bisikan-bisikan hati. Jika belum bisa merasakan kehadiran Allah, hendaknya mengingat bahwa semua aktifitas kita terpantau dengan jelas oleh “CCTV” Allah meski sedang berada di tempat tersembunyi sekalipun.

Rasulullah saw bersabda:

أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

“(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)

Mengingat hal tersebut, umat Islam hendaknya merasa malu ketika hendak meninggalkan perintah-Nya maupun ketika mau mencoba untuk melakukan maksiat pada-Nya.

2. Merasakan Kehadiran Malaikat

Pencatat Amal Sebagaimana diketahui, setiap manusia ditemani oleh dua malaikat kiraman katibin yang bertugas mencatat amal baik dan buruk.

Keduanya dikenal dengan Malaikat Raqib dan Atid. Malaikat Raqib berada di sebalah kanan untuk mencatat amal baik dan Malaikat Atid ada di sebelah kiri untuk mencatat amal buruk.

Ketika tidak bisa merasakan kehadiran Allah di setiap saat, umat Islam diharapkan bisa merasakan atau mengingat bahwa setiap gerak-geriknya akan direkam dan dicatat oleh kedua malaikat ini. Di akhirat kelak, semua catatan tersebut akan dibuka kemudian diminta pertanggung jawabannya.

Dengan mengingat kehadiran dua malaikat ini, diharapkan bisa mendorong seseorang untuk terus beramal saleh dan mengurungkan niat saat hendak melakukan maksiat.

3. Kematian Ada di Depan Mata Jika

kehadiran Allah dan dua malaikat pencatat amal belum bisa dirasakan dan belum juga membuat ibadah kita meningkat, maka ingatlah dengan adanya kematian. Setiap manusia pasti akan meninggal dunia, hanya saja waktu dan tempatnya dirahasiakan, bisa jadi hari ini, esok, atau lusa.

Dengan demikian, pada hakikatnya semua manusia sudah mendapatkan “vonis mati”. Orang yang sudah divonis mati oleh hakim atau dokter saja, biasanya akan menghabiskan sisa umurnya untuk beribadah.

Dengan mengingat adanya kematian yang sudah di depan mata, diharapkan bisa lebih meningkatkan ibadah dan meninggalkan maksiat.

4. Janji dan Ancaman Allah

Pengingat terakhir yang disampaikan Habib Abdullah adalah mengingat pada janji dan ancaman Allah. Allah menjanjikan kebahagiaan dan surga untuk orang yang mau mengikuti aturan-Nya. Sebaliknya, Allah juga mengancam penderitaan dan neraka bagi mereka yang bermaksiat.

Dengan mengingat pada 4 hal ini diharapkan bisa membuat umat Islam semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melaksanakan amal saleh, dan meninggalakan perbuatan dosa. Wallahu a’lam.

 

 

Sumber: Ulasan Hikmah (Kemenag RI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *