Religi  

Mengenalkan Figur Perempuan Mulia dalam Momentum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Mengenalkan Figur Perempuan Mulia dalam Momentum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Tati Kurniati, S.Ag, MA.

Mengenalkan Figur Perempuan Mulia dalam Momentum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kabarnusa24.com, Moment peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan masyarakat Muslim di seluruh penjuru Nusantara, biasanya di isi dengan tausiyah atau mauidzoh hasanah yang di nukilkan dari kisah kehidupan Rasulullah SAW.

Menghadiri peringatan Maulid harus dimaknai sebagai ungkapan cinta dan Syukur atas kelahiran dan kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul akhir zaman. Sebab, atas jasa-jasa beliaulah hidup kita, umat Islam akan selamat dan bahagia bukan hanya di dunia, tapi juga sampai akhirat.

Kecintaan dan kerinduan terhadap Rasulullah SAW dapat dibangun dengan cara mengetahui dan memahami kehidupan Rasulullah secara komprehensif, mulai dari pribadi, keluarga, sahabat, aktifitas dan lingkungan beliau.

Dari rutinitas peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, Kehidupan Rasulullah SAW dijadikan materi yang disampaikan para Muballigh/Muballighoh dengan aneka gaya mereka, yang rata-rata menarik untuk di Simak para jamaah.

Namun dari mereka jarang yang mengupas tentang kehidupan Perempuan di sekitar Rasululllah SAW, padahal Perempuan-perempuan ini berperan sangat penting dalam kehidupan Rasulullah SAW dan perjalanan dakwah serta perkembangan Islam.

Perempuan-perempuan mulia itu diantaranya merupakan sosok dari teladan suci Ibunda Rasulullah yaitu Aminah binti Wahab, Ibu Kandung Rasulullah SAW yang dapat di kisahkan secara lebih mendalam dari masa kecil, keluarga nya hingga kisah romantisme perkawinannya dengan lelaki mulia yang menyimpan Cahaya/Nur Muhammad dalam dirinya, yaitu Abdullah Bin Abdul Mutholib.

Selain sang Ibunda yang telah di titipkan Ruh Muhammad, ada juga kisah tentang Bidan yang membantu proses kelahiran beliau yaitu Al-Syifa Binti Auf.

Dilanjutkan dengan tradisi Arab saat itu untuk mencarikan Ibu Susu bagi setiap bayi yang baru lahir, umat Islam lebih mengenal Halimah As-Sa’diyah sebagai Ibu Susu nya, menurut beberapa Riwayat, Halimah As-Sa’diyah merupakan ibu susu kedua setelah Tsuaibah yang menyusukan beliau untuk durasi waktu yang cukup singkat.

Selain ibu susu ada juga yang merawat nya yaitu Fatimah Binti Asad (istri Abu Thalib) dan Barakah (Ummu Aiman).

Dalam moment peringatan Maulid pun dapat di kisahkan tentang profil dan peran Istri-istri Rasulullah, yaitu Khadijah Binti Khuwailid, Aisyah Binti Abu Bakar As-Shiddiq, Saudah binti Zam’ah, Maimunah al-Hilali, Ummu Salamah/Hindun binti Abu Umayyah, Ummu Habibah/Ramlah Binti Abu Sufyan, Hafshoh Binti Umar Bin Khoththob, Shafiyyah binti Huyay, Zainab Binti Jahsy, Zainab Binti Khuzaimah, Maria al-Qibtiyah, dan Juwairiyyah Binti al-Harits.

Hal ini untuk memberi pemahaman kepada umat Islam bagaimana praktek poligami yang dilakukan Rasulullah SAW, karena banyak cerita yang bertendensi negatif tentang jumlah dari istri-istri Rasulullah ini.

Dari kisah tentang istri-istri dan perannya dalam dakwah Rasulullah dapat juga diungkap kisah dan peran puteri-puteri beliau seperti Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah az-Zahra r.a.

Selain keluarga, banyak juga sahabat dari kalangan Perempuan yang kiprahnya begitu mengagumkan dalam Sejarah perkembangan Islam.

Perempuan merupakan kelompok yang sangat diuntungkan oleh kehadiran Nabi Muhammad SAW, ditengah tradisi Arab yang memandang perempuan sebagai makhluk kelas dua, beliau justru menempatkan kedudukan perempuan pada proporsinya dan mengikis habis kegelapan yang dialami perempuan pada masa pra-Islam. Beliau menjadikan perempuan sebagai makhluk mulia dan memiliki berbagai hak yang sama dalam berbagai hal.

Jika hal ini diungkap dengan narasi yang tepat dan menarik, dapat menepis anggapan yang mendeskreditkan Perempuan sebagai manusia kelas dua, tidak bernilai dan tidak bermakna.

Dengan demikian semakin menjadikan sosok Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah sebagaimana terungkap dalam QS. Al-Ahzab : 21,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Sehingga dengan mengenalkan figur perempuan-perempuan mulia ini, wajah Islam menjadi lebih elegan karena umatnya memahami Nabi Muhammad SAW melalui kisah yang lebih objektif.

 

Penulis: Tati Kurniati, S.Ag, MA. (Dosen PAI Universitas Trisakti / Arsiparis Ahli Madya, Ditjen Pendis Kemenag RI).

Respon (1)

  1. Momentum Maulid sudah semestinya para mubaligh mengulas kembali kisah sejarah Nabi untuk dijadikan pelajaran sehingga dapat mengenal figurnya juga dapat memahami lebih objektif. diantara kisahnya(kisah sosok perempuan mulia) memang betul jarang di ulas pada momemtum peringatan maulid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *