Bekasi – Jawabarat || Kabarnusa24.com
Baru saja viral terkait warga perumahan Green City Cikarang 2 (GCC 2) Kedungwaringin protes menanam pohon pisang di jalan utama pintu masuk perumahan GCC2.
Warga dan Ketua RW setempat meminta pihak pengembang untuk memperbaiki jalan yang rusak, namun diabaikan oleh pihak pengembang PT. Arayan Cipta Pertiwi.
Sebelumnya Ketua RW setempat mengungkapkan bahwa seringnya terjadi kecelakaan akibat jalan rusak tersebut.
Apa yang dikhawatirkan warga perumahan GCC 2 benar terjadi, kecelakaan dialami oleh salah satu warga GCC2.
Yudhi warga yang tinggal di perumahan GCC 2 blok H.3 No.23, bersama 2 orang anak dan istrinya mengalami kecelakaan tunggal di jalan yang licin rusak, pada saat mengendari sepeda motor,yang terjadi pada Selasa malam, 14 November 2023, sekitar pukul 22.30 Wib.
Yudi mengungkapkan bahwa kecelakaan tersebut diakibatkan jalan yang rusak yang di tutupi oleh lumpur tanah, sehingga tidak terlihat karena lampu penerangan jalan yang kurang terang juga kata Yudi,kepada media.
” Kami berempat dua anak saya yang masih kecil dan istri saya jatuh dari motor di jalan rusak, jalan yang tertutup lumpur tanah sehingga tidak terlihat dan lampu pemerngan jalan juga tidak begitu terang, ujarnya.
Anak saya yang pertama yang menglamai luka serius di bagian kening dan atas alis mata,sobek, sehingga banyak mengeluarkan darah, tuturnya.
Saya , istri dan anak daya yang kedua hanya mengalami luka ringan saja dan saat ini sudah kamu bawa ke Rumah Sakit terdekat, ungkap Yudi.
Sementara itu Dedi ketua RW setempat mengatakan bahwa pihak warga sudah berkomunikasi dengan Dadang perwakilan pewmgembang bagian teknik di perumahan GCC 2.
Menurut Dedi tanggapan dari Dadang selaku perwakilan dari pihak pengembang sangat mengecewakan.
‘ Silahkan laporan ke pusat, kami hanya pelaksana’ tutur Dadang kepada Dedi, terang Dedi kepada media.
” Kami sangat menyayangkan sikap dari Dadang selaku perwakilan dari pihak pengembang. Dia kan tinggal di sini, tau banyak warga yang jatuh akibat jalan yang rusak, tapi kenapa kami yang disuruh ke pusat, bukannya dia bisa melihat sisi urgensi dan kondisi dilapangan dan seharusnya dia yang memperjuangkan kepusat, cetus Dedi dengan rasa kecewa. (Red)