Tutup
Religi

Kiat Memperoleh Ilmu yang Bermanfaat

4
×

Kiat Memperoleh Ilmu yang Bermanfaat

Sebarkan artikel ini
Kiat Memperoleh Ilmu yang Bermanfaat

Kiat Memperoleh Ilmu yang Bermanfaat

KABARNUSA24.COM, Sudah menjadi harapan kita bersama bahwa kita ingin mendapat ilmu yang bermanfaat. Di mana kita semua diperintahkan untuk meminta ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu yang tidak bermanfaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Ibnu Majah, no. 3843,

سَلُوْا اللَّهَ عِلْمًا نَافِعًا، وَتَعَوَّذُوْا بِاللَّهِ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ

“Mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat, dan berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat.”

Bahkan tidak hanya memerintahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri mencontohkan untuk senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat di setiap pagi harinya.

Disebutkan di dalam riwayat Ibnu Majah, no. 925, bahwa Rasulullah setiap selepas shalat Subuh senantiasa berdoa kepada Allah dengan doa,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, saya memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.”

Dari anjuran dan teladan langsung Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam tersebut sangat jelas menunjukkan urgensi memohon ilmu yang bermanfaat. Untuk itu, marilah kita senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada-Nya.

Bahwasanya ilmu nafi’ atau ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat meningkatkan rasa takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Dengan pengertian ini, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Bidayah al-Hidayah halaman 38, merincikan apa maksud dari ilmu yang bermanfaat tersebut. Beliau mengatakan,

وَالْعِلْمُ النَّافِعُ هُوَ مَا يَزِيْدُ فِيْ خَوْفِكَ مِنَ اللهِ تَعَالَى، وَيَزِيْدُ فِيْ بَصِيْرَتِكَ بِعُيُوْبِ نَفْسِكَ، وَيَزِيْدُ فِيْ مَعْرِفَتِكَ بِعِبَادَةِ رَبِّكَ، وَيُقَلِّلُ مِنْ رَغْبَتِكَ فِي الدُّنْيَا، وَيَزِيْدُ فِي رَغْبَتِكَ عَنِ الآخِرَةِ، وَيَفْتَحُ بَصِيْرَتَكَ بِآفَاتِ أَعْمَالِكَ حَتَّى تَحْتَرِزَ مِنْهَا، وَيُطَلِّعُكَ عَلَى مَكَايِدِ الشَيْطَانِ وَغُرُوْرِهِ وكَيْفِيَّةِ تَلْبِيْسِهِ عَلَى عُلَمَاءِ السُّوْءِ

“Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah: (1) Ilmu yang menambah rasa takutmu kepada Allah;(2) menambah basirah-Mu terhadap aib-aibmu sendiri;(3) menambah pengetahuanmu akan ibadah kepada Rabbmu;(4) mengurangi kecintaanmu terhadap dunia dan menambah kecintaanmu terhadap akhirat;(5) membuka basirah-Mu tentang keburukan-keburukan amalmu hingga engkau dapat menjaga diri darinya;(6) menjauhkan dirimu dari tipu daya setan, kebohongannya, serta bagaimana ia memberi kesamaran atas ulama yang buruk.”

Keenam perincian yang dilakukan Imam Al-Ghazali ini sangat penting untuk melihat kembali ilmu-ilmu yang telah kita perolehi: apakah ilmu tersebut menjadikan kita lebih dekat kepada Allah, ataukah justru menjadikan kita semakin jauh dari Allah subhanahu wata’ala.

Untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, setidaknya ada tiga kiat yang harus kita perhatikan bersama.

Pertama: Memurnikan Niat dalam Mencari Ilmu

Memurnikan niat dalam mencari ilmu merupakan perkara yang sangat penting bagi penuntut ilmu. Demikian itu karena niat merupakan kunci dan syarat diterimanya amal seseorang. Selain itu, pendidikan modern hari ini banyak terwarnai oleh pemikiran materialisme Barat yang hanya melihat masalah materiel saja.

Sehingga ukuran keberhasilan pendidikan hanya diukur dengan fisik bangunan, kekayaan dana, dan lain sebagainya, yang tidak terkait dengan ruh-hati seseorang. Untuk itu, kemudian bermunculan sekolahan-sekolahan dan kampus-kampus yang didirikan untuk mendapat keuntungan materi. Bahkan, kita dapati adanya orang-orang yang menuntut ilmu agama hanya untuk mendapatkan keuntungan dunia semata.

Padahal Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya, riwayat Ahmad no. 8457 dan Ibnu Majah no. 252,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ، لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa menuntut ilmu yang seharusnya diniatkan karena Allah, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka dia tidak akan mencium wangi surga pada hari kiamat.”

Oleh karenanya, mari kita senantiasa mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu sehingga kita akan dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Kedua: Menjaga Adab-adab dalam Menuntut Ilmu

Selain mengikhlaskan niat, agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat, seorang pelajar hendaknya memiliki adab-adab penuntut ilmu. Adab-adab tersebut meliputi adab ia kepada gurunya, adab ia kepada teman-temannya, dan adab ia terhadap ilmu itu sendiri.

Adab merupakan perkara yang sangat penting, bahkan ia lebih penting daripada ilmu itu sendiri.

Sampai-sampai Imam Ali bin Abi Thalib ketika menafsirkan firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” beliau memaknai cara melindungi diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan “addibûhum wa ‘allimûhum”. Yang berarti, didiklah mereka agar beradab dan ajari mereka ilmu. (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qurân al-‘Aẓîm, 8/167).

Perkataan Imam Ali tersebut menunjukkan betapa pentingnya adab sebelum ilmu. Karena dengannya, seseorang akan mampu memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Selain itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda dalam riwayat Ibnu Majah, no. 36711,

أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا أَدَبَهُمْ

“Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah adab mereka.”

Oleh karenanya, menjadi orang yang beradab sangat penting guna memperoleh ilmu yang bermanfaat. Hal ini pulalah yang dilakukan oleh para salaf generasi terbaik terdahulu dalam menuntut ilmu yang bermanfaat. Semoga kita dapat meneladani adab-adab mereka dalam mencari dan memuliakan ilmu.

Ketiga: Berdoa kepada Allah

Selain niat ikhlas dan beradab, agar mendapat ilmu yang bermanfaat, kita perlu senantiasa berdoa kepada Allah untuk memberikan ilmu yang bermanfaat.

Ada beberapa doa yang Rasulullah ajarkan untuk terus kita ucapkan, yaitu

Pertama, Doa yang dapat dibaca setiap pagi hari.

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, saya memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah, no. 925)

Kedua, Doa yang dapat dibaca setiap saat, berupa permintaan kebermanfaatan dari ilmu yang telah didapat, ilmu yang sedang dicari, dan ilmu yang akan diperoleh di masa yang akan datang.

اَللَّهُمَّ انْفَعْنِيْ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ، وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعُنِيْ، وَارْزُقْنِيْ عِلْمًا تَنْفَعُنِيْ بِهِ.

“Ya Allah, berilah aku manfaat dengan apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku apa yang bermanfaat bagiku, dan rezekikanlah aku ilmu yang dengannya Engkau memberi manfaat kepadaku.” (HR. Al-Hakim, no. 1879)

Ketiga, Doa yang dapat dibaca agar terlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak merasa puas, dan doa yang tidak didengar.” (HR. An-Nasa’i, no. 5536)

Demikian tentang tiga kiat agar kita memperoleh ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa memudahkan kita semua untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan terhindar dari ilmu yang tidak bermanfaat, aamiin ya Rabb.

 

Sumber: Kutipan ulasan Dakwah materi khutbah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *