Jakarta – Indonesia || Kabarnusa24.com
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengajak masyarakat untuk mengeratkan ukhuwah Insaniyah melalui para dai jelang pesta Pemilu 2024.
Hal ini disampaikannya dalam Multaqo Du’at Nasional Ke-4 & Standardisasi Ke-28 dan Wisuda Akbar Angkatan 11 sampai 28. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Komisi Dakwah MUI ini bertajuk “Tema Revitalisasi Pesan Da’i dalam Menjaga Ukhuwah di Tahun Politik”.
“Kita mengenal 3 ukhuwah yaitu Islamiyah, wathaniyah, dan basyariah. Ketiga ukhuwah ini apabila kita jaga dan rawat dengan baik maka akan melahirkan ukhuwah insaniyah,” kata Kiai Cholil, Selasa (05/12/2023) di Hotel Mercure, Jakarta.
Ukhuwah insaniyah, menurut Kiai Cholil, secara inheren terdapat dalam diri manusia. Apabila seseorang telah mampu mencapai ukhuwah ini, maka jalinan ukhuwah tidak akan lagi memandang fisik dan rupa. Lebih dari itu, ia hadir secara komprehensif meliputi moral dan etika.
Dalam konteks pemilu, peran seorang dai adalah memberikan panduan kepada masyarakat terkait ukhuwah islamiyah. Panduan tersebut menjadi upaya merawat adanya perbedaan pilihan dalam pemilu, sehingga tidak melahirkan konflik dan perpecahan.
“Dai berperan untuk mengarahkan umat. Tapi perlu dicatat, harus dengan cara-cara yang bijaksana. Walhasil pesta pemilu menjadi ajang yang mencerdaskan tidak justru memecah belah,” ungkapnya.
Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini juga menegaskan agar umat tidak melulu meributkan hal yang bersifat khilafiyah seperti celana cingkrang, jenggot, qunut. Berdebat terkait hal ini secara berulang akan banyak menghabiskan energi dan mudah menyulut emosi bahkan menjadikan adanya perpecahan.
Oleh sebab itu, dia mengatakan, persatuan dan kesatuan menjadi penting kehadirannya sebagaimana hal prinsip ini termaktub dalam Pancasila. Dasar negara tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran, serta juga memiliki prinsip yang ada dalam piagam Madinah.
“Dalam piagam Madinah, salah satu prinsip yang termaktub adalah tentang persatuan. Jadi para pendiri bangsa sudah tepat menjadikan Pancasila dasar negara kita. Tinggal kedepannya kita rawat dan perkuat lagi persatuan ini dalam bingkai ukhuwah insaniyah,” tutupnya.
Sumber: Majlis Ulama Indonesia (MUI)