Lumajang, kabarnusa 24.com.Selasa,8/5/2024.
Diskopindag Kabupaten Lumajang
bekerja sama dengan dinas perindustrian dan perdagangan Propensi Jawa Timur mengadakan bimtek Kapasitas Produksi Kopi.
Dinas perindustrian dan perdagangan Arif Hamzah mengungkapkan “Kami meyakini setiap daerah mempunyai potensi yang luar biasa untuk itu kami mengharapkan semua IKM yang ada di daerah -daerah , khususnya kabupaten Lumajang untuk mengelola dan mengembangkan potensi yang di miliki kabupaten Lumajang.Kami tidak ingin potensi yang ada di daerah di kelola oleh orang lain,kalau bisa potensi itu di kelola oleh masyarakat Lumajang sendiri,”ungkap Arif.
Lebih lanjut Arif mengungkapkan agar pengusaha-pengusaha yang ada di daerah kuat,bisa ekspor keluar negeri atas hasil produksinya sendiri,”ungkap Arif.
Harapan Arif “agar kesejahteraan masyarakat Jawa Timur khususnya kabupaten Lumajang menjadi lebih baik,dengan adanya bimtek ini dapat menjadi wawasan untuk mengembangkan potensi , kwalitas mutu agar terjaga,”ungkap Arif.
Kadis Disperindag Muhammad Ridha,S.Sos mengungkapkan bahwa”Kegiatan ini di laksanakan berkat sinergi dinas perindustrian dan perdagangan Propensi.Terdiri dari 38,yang ada di 12 titik, agar kapasitas pengusaha kopi kabupaten Lumajang menjadi handal dan memperoleh wawasan cara memproses kopi dengan baik dan benar,”ungkap Ridha.
Selanjutnya Ridha menambahkan bahwa”Akan ada pasar tematik yang akan di kelola oleh Disperindag,itu wacana kami,karena Disperindag mengelola 29 pasar,kami mengajak teman-teman untuk membuat pasar tematik walaupun hanya sekedar wacana.Disitu kita akan membuat simple disain untuk perencanaan atau membuat kajian – kajian terlebih dahulu,”ungkap Ridha.
“Ada pasar serangin tempatnya menjadi pasar baru,ada pasar higienis,senggol baru, plaza,di wilayah kota saja”, ungkap Ridha.
“Tematik itu contohnya pasar serangin bisa menjadi pasar burung,pasar barang antik,seperti kondisi sekarang ini,tetapi di tata dengan benar dan baik.Di beri disains pasar dan tematik agar menjadi menarik,”ungkap Ridha.
“Sekarang kita hanya memikirkan proses relokasinya serta los yang akan di tempati.Sekalugus ada beberapa wacana yang kami lempar, seperti ada pedagang kaki lima yang kami tempatkan di Embong kembar,supaya mengajak semua OPD dalam mencari solusinya agar tidak menjadi persoalan harian yang terus menerus, “ungkap Ridha.
Beberapa tahun lalu pemerintah melalui dinas perdagangan atau koperasi waktu itu telah menyediakan peralatan namun banyak mesin-mesin yang terbengkalai.Pada masa saya dengan kondisi serta aturan berbeda. Saya tidak mau buru-buru membantu sesuatu yang akhirnya tidak bisa di manfaatkan secara maksimal. Ada proses-proses menuju ketika kita akan membantu secara optimal peralatan mesin-mesin,di pastikan dulu dia bisa mengoperasionalkan sekaligus kita menghindari kepentingan -kepentingan.Kita meminimalisir kemungkinan yang ada,”ungkap Ridha.(D.S)