Tutup
Seni Budaya

Menjaga Nilai Luhur Budaya Meugang di Tengah Gempuran Modernisasi

3
×

Menjaga Nilai Luhur Budaya Meugang di Tengah Gempuran Modernisasi

Sebarkan artikel ini
Menjaga Nilai Luhur Budaya Meugang di Tengah Gempuran Modernisasi

Penulis : Annisa Khoiriah (230240111) Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh

 

kabarnusa24.com. -ACEH provinsi di ujung barat Indonesia ini, memiliki khazanah budaya yang sangat kaya dan unik. Salah satu tradisi masyarakat Aceh yang masih bertahan hingga saat ini adalah Meugang, semacam upacara adat yang diselenggarakan untuk memperingati momen penting seperti kelahiran, pernikahan, atau kematian. Meski terkesan sederhana, Meugang sesungguhnya mengandung nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan di tengah gempuran arus modernisasi global.

 

Budaya Meugang mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat Aceh. Dalam pelaksanaannya, seluruh anggota keluarga dan masyarakat sekitar akan terlibat, baik dalam persiapan maupun prosesi acaranya. Mereka bahu-membahu, saling membantu tanpa membedakan status sosial. Inilah nilai kebersamaan dan kesetaraan yang terkandung dalam Meugang. Selain itu, Meugang juga mengajarkan nilai kesederhanaan dan rasa syukur. Dalam upacara ini, tak ada kemewahan berlebihan. Hidangan yang disajikan pun merupakan makanan sederhana khas Aceh seperti bu leukat, kanji, dan keurah pliek. Namun, justru dari kesederhanaan itulah tercermin rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan.

 

Data dari Dinas Kebudayaan Aceh (2022) menunjukkan bahwa tradisi Meugang masih berlangsung di hampir seluruh kabupaten/kota di Aceh. Sayangnya, minat generasi muda untuk melestarikan budaya ini cenderung menurun. Hanya sekitar 35% anak muda yang berpartisipasi dalam kegiatan Meugang. Alasannya, mereka menganggap tradisi ini kuno dan tidak relevan dengan gaya hidup modern. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman dan gaya hidup modern telah mengikis eksistensi budaya tradisional seperti Meugang. Banyak yang menganggap tradisi ini hanya ritual usang yang menyita waktu dan biaya. Apalagi, di era serba instan saat ini, orang cenderung lebih menyukai cara yang lebih praktis dan cepat. Mereka menganggap tidak perlu lagi repot-repot mengadakan acara Meugang yang dianggap terlalu ribet.

 

Namun, kita tidak boleh buta terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung di balik tradisi Meugang. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang materialistis, kita justru membutuhkan nilai-nilai seperti kebersamaan, kesetaraan, kesederhanaan, dan rasa syukur yang diajarkan dalam budaya ini. Jangan biarkan nilai-nilai itu punah ditelan zaman. Tradisi Meugang juga merupakan warisan leluhur Aceh yang harus dijaga kelestariannya. Sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Aceh, Meugang mencerminkan ketinggian adat istiadat dan peradaban masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kebahagiaan sederhana.

 

Upaya Pelestarian Budaya Meugang di Era Modern

 

Pelestarian budaya Meugang menjadi tanggung jawab kita bersama. Pemerintah, tokoh adat, dan masyarakat Aceh harus bersinergi mengampanyekan pentingnya menjaga warisan leluhur ini. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah memasukkan Meugang ke dalam kurikulum pendidikan lokal. Dengan demikian, generasi muda dapat belajar dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini sejak dini. Program edukasi ini dapat dikemas dalam bentuk yang menarik, misalnya melalui kegiatan ekstrakurikuler atau festival budaya yang melibatkan anak-anak sekolah.

 

Selain itu, penggunaan media sosial dan teknologi informasi dapat menjadi alat yang efektif untuk mengkampanyekan pentingnya pelestarian Meugang. Pemerintah dan komunitas budaya dapat memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi, foto, dan video tentang tradisi Meugang. Dengan cara ini, tradisi ini dapat lebih dikenal luas dan menarik minat generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital. Misalnya, membuat dokumentasi digital tentang Meugang yang bisa diakses secara online, sehingga masyarakat, baik di Aceh maupun di luar Aceh, dapat lebih mengenal dan menghargai budaya ini.

 

Pelibatan generasi muda dalam pelaksanaan Meugang juga perlu ditingkatkan. Mereka harus diberikan peran aktif dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti lomba masak makanan khas Meugang, seminar tentang sejarah dan nilai-nilai Meugang, serta pertunjukan seni budaya Aceh yang berkaitan dengan tradisi ini. Dengan melibatkan generasi muda secara langsung, diharapkan mereka akan merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk melestarikan tradisi ini.

 

Pemerintah daerah juga perlu memberikan dukungan berupa anggaran dan fasilitas untuk penyelenggaraan Meugang, terutama di wilayah yang rawan kehilangan tradisi ini. Bantuan ini bisa berupa penyediaan tempat, peralatan, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengadakan Meugang. Selain itu, pemberian insentif bagi komunitas atau individu yang aktif melestarikan Meugang dapat menjadi motivasi tambahan.

 

Kerjasama dengan media massa juga penting untuk meningkatkan eksposur Meugang. Liputan khusus tentang Meugang di televisi, radio, dan surat kabar dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan tradisi ini. Media massa dapat memainkan peran strategis dalam mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Meugang.

 

Pada akhirnya, menjaga nilai luhur budaya Meugang di tengah gempuran modernisasi adalah tugas bersama yang membutuhkan komitmen dari semua pihak. Dengan menyeimbangkan antara pelestarian tradisi dan adaptasi terhadap perkembangan zaman, kita dapat memastikan bahwa Meugang tetap hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat Aceh, serta menjadi warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *