Tutup
Sekapur Sirih

Materi Khutbah Idul Adha 1445 H: Refleksi Ibadah Haji

6
×

Materi Khutbah Idul Adha 1445 H: Refleksi Ibadah Haji

Sebarkan artikel ini
Materi Khutbah Idul Adha 1445 H: Refleksi Ibadah Haji

Materi Khutbah Idul Adha 1445 H: Refleksi Ibadah Haji

Kabarnusa24.com,-

KHUTBAH PERTAMA

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

الحَمدُ للهِ، الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعْيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ،

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أُوصِيكُمْ وَإيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا [النساء: 1]

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [آل عمران: 102]

يَا أَيُّهَا اَّلذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيْدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا [الأحزاب:70 – 71]

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Idul Adha yang berbahagia,

Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan kesyukuran yang benar.

Kesyukuran yang meliputi syukur hati, syukur lisan, dan syukur anggota badan. Syukur hati dengan menisbatkan semua nikmat yang kita terima kepada Allah.

Syukur lisan dengan mengucap, “Alhamdulillah” dan “Terima kasih” kepada orang-orang yang menjadi jalan sampainya nikmat Allah kepada kita.

Syukur anggota badan dengan menggunakan nikmat yang Allah berikan pada perkara-perkara yang diizinkan dan diperintahkan oleh Allah saja.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah ruah kepada manusia terbaik, sang teladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam; juga kepada keluarga beliau, para sahabat, serta seluruh pengikut setia beliau hingga akhir zaman.

Selanjutnya saya berwasiat untuk diri saya pribadi dan jamaah sekalian, marilah selalu kita tingkatkan takwa dan iman kita kepada Allah; agar kelak kita memiliki harapan, dikumpulkan bersama dengan para Nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shalih.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وِلِلهِ الْحَمْدُ

Jama’ah shalat Idul Adha yang dicintai Allah,

Hari ini hari ke-10 bulan Dzulhijjah. Dengan hari ini, Allah mengingatkan kita tentang hakikat keislaman yang utuh.

Lebih dari dua juta muslim dari berbagai negeri, dengan beragam latar belakang budaya, adat, suku, bahasa, dan bangsa berkumpul untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5. Menunaikan rangkaian ibadah haji di tanah yang dimuliakan: Mekah al-Mukarramah. Di antara mereka ada yang datang dengan berjalan kaki dan ada pula yang berkendara.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Hajj ayat 27,

وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

“Dan berserulah kepada manusia agar mereka menunaikan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Ibadah haji adalah pengejawantahan keislaman dan ketundukan kita kepada Allah. Kita tunduk saat diperintahkan untuk mengadakan perjalanan panjang.

Kita patuh saat diharuskan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, menghabiskan waktu yang lama, meninggalkan keluarga, rumah, dan tanah kelahiran tercinta.

Kita dengan suka rela memakai dua lembar kain tak berjahit, memakai alas kaki sederhana lalu menuju Mina, menginap di sana, dan keesokan harinya bergerak menuju Arafah untuk banyak-banyak memanjatkan doa sepanjang siang.

Setelah Maghrib tiba barulah kembali bergerak menuju Muzdalifah, menginap di sana, dan selanjutnya kembali ke Mina untuk menyelesaikan rangkaian ibadah haji yang meliputi Thawaf, Sa’i, melempar jumrah, menyembelih Hadyu (kambing atau unta), dan Tahallul (menggunduli kepala).

Kita tunduk dan patuh, meski mungkin hanya sedikit dari kita yang memahami tujuan dan hikmah dari diperintahkannya amalan-amalan tersebut.

Kita tunduk.

Kita patuh.

Kita berislam.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وِلِلهِ الْحَمْدُ

Pointnya memang di situ.

Tunduk dan patuh.

Tunduk dan patuh kepada Allah tanpa reserve.

Tunduk dan patuh meski harus capek dan lelah.

Tunduk dan patuh meski harus mengeluarkan harta yang relatif tidak sedikit.

Tunduk dan patuh meski harus melakukan amalan-amalan yang tidak dapat dinalar manfaat dan gunanya.

Itulah Islam.

Menerima, tunduk, dan patuh Allah dalam perkara yang logis maupun tidak logis.

Menerima, tunduk, dan patuh kepada Allah dalam perkara yang ringan menyenangkan maupun berat melelahkan.

Bahkan terkadang membutuhkan pengorbanan.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وِلِلهِ الْحَمْدُ

Tentang pengorbanan, hari-hari ini disuguhi suatu realita: tidak ada yang lebih banyak menunjukkan pengorbanannya dalam berislam daripada saudara-saudara kita di Gaza Palestina.

Mereka pertahankan harta mereka.

Mereka pertahankan jiwa mereka.

Mereka pertahankan keluarga mereka.

Mereka pertahankan keislaman mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda dalam sebuah hadits hasan shahih diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi,

مَنْ قُتِلَ دُونَ مالِهِ فهوَ شَهيدٌ . ومَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فهوَ شَهيدٌ . ومَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فهوَ شَهيدٌ ، ومَنْ قُتِلَ دُونَ أهلِهِ فهوَ شَهيدٌ

“Barang siapa terbunuh mempertahankan hartanya, dia syahid. Barang siapa terbunuh mempertahankan agamanya, dia syahid. Barang siapa terbunuh mempertahankan darahnya (jiwanya), dia syahid. Barang siapa terbunuh mempertahankan keluarganya, dia syahid.”

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وِلِلهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin arsyadakumullah,

Sampai hari ini, sudah lebih dari 35.000 jiwa terbunuh sebagai syahid. Lebih dari 85.000 jiwa terluka di jalan Allah. Ratusan ribu bahkan jutaan yang kehilangan harta dan hak milik mereka.

Padahal, ma’asyiral muslimin, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ ، وَتَرَاحُمِهِمْ ، وَتَعَاطُفِهِمْ . مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى منْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سائِرُ الجسَدِ بالسَّهَرِ والْحُمَّى

“Perumpamaan saling cinta, saling kasih, dan saling merasakan di antara orang-orang yang beriman itu seperti satu tubuh. Apabila ada anggota tubuh yang sakit, maka seluruh bagian tubuh tidak dapat tidur dan merasakan demam.”

Apakah kita sudah seperti satu tubuh dengan saudara-saudara kita di Gaza Palestina?

Apakah kita turut merasa lapar seperti mereka?

Apakah kita merasakan kesedihan seperti mereka saat kehilangan orang-orang yang dicintai?

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وِلِلهِ الْحَمْدُ

Sebagai saudara, seharusnya kita terbang ke sana. Sebagai saudara, seharusnya kita membela mereka.

Sebagai saudara, seharusnya kita membantu mereka dengan segala yang kita miliki.

Benar, kita tidak bisa begitu saja pergi ke sana atau membantu mereka dengan berbagai macam cara. Ada banyak hal yang menghalangi.

Tetapi,

Mari kita jujur. Mari kita jujur kepada diri sendiri.

Mari kita jujur kepada Allah. Apakah benar-benar tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mereka?

Apakah benar-benar tidak ada aksi yang dapat kita tunjukkan kepada dunia, bahwa kita yang di sini dan saudara-saudara kita di Gaza sana laksana satu tubuh?

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وِلِلهِ الْحَمْدُ

Tentu saja ada.

Kita dapat mengambil terlebih dahulu dari rejeki yang Allah limpahkan kepada kita, kita ambil terlebih dahulu untuk saudara kita di Gaza.

Kita pun bisa mengurangi apa-apa yang kita konsumsi demi dapat menyumbangkan jumlah yang pantas untuk saudara-sadara kita di Gaza.

Atau jangan-jangan untuk berhenti dan mencari alternatif produk-produk yang nyata-nyata membantu Zionis Yahudi Penjajah pun, kita masih merasa keberatan?

Jamaah shalat Idul Adha yang dicintai Allah,

Mari kita simak fatwa para ulama Palestina berikut ini:

يَجِبُ أَنْ يَمْنَعَ اْلاِنْسَانُ مَالَهُ عَمَّا يُقَوِّي اْلمُشْرِكِيْنَ، وَهُوَ الشِّرَاءُ مِنْهُمْ فِي حَالِ اْلمُحَارَبَةِ، وَاْلبَيْعُ عَلَيْهِمْ إِذَا كَانُوْا يَتَزَوَّدُوْنَ بِذَلِكَ الزَّادِ فِي مُحَارَبَةِ اْلمُسْلِمِيْنَ

“Setiap orang wajib menahan hartanya dari hal-hal yang menguatkan posisi orang-orang musyrik. Yakni dengan membeli produk mereka di saat perang atau menjual kepada mereka produk-produk yang bisa menambah perbekalan mereka untuk memerangi kaum muslimin.”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ

 

KHUTBAH KEDUA

اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أْجْمَعِيْنَ

أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Shalat Idul Adha yang berbahagia,

Dengan hari ini pula Allah mengingatkan kita bahwa kita adalah umat yang satu.

Umat yang mewarisi cara menyikapi perkara-perkara yang para ulama berbeda pendapat di dalamnya.

Hari ini dan kemarin, lebih dari satu milyar umat muslim sedunia berkumpul di tanah lapang-tanah lapang dan masjid-masjid untuk menunaikan shalat Idul Adha secara berjamaah; dilanjutkan dengan menyembelih binatang qurban sebagai wujud ketundukan dan kesyukuran kepada Allah. Meneladani sunnah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putra kesayangan beliau; yang kemudian diganti dengan seekor domba oleh Allah.

اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ

اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Jamaah yang berbahagia,

Mari kita jaga persatuan kita. Jangan sampai kita terpecah belah gara-gara perkara yang sebenarnya Allah membolehkan kita berbeda pendapat di dalamnya.

Selanjutnya mari kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala. Mari kita hadirkan hati kita memanjatkan permohonan kepada-Nya. Dengan begitu kiranya Allah berkenan mengabulkannya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأمَوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ

اللَّهُمَّ أَسْعِدْ فِي هَذَا الْعِيْدِ قُلُوْبَنَا، وَفَرِّجْ هُمُوْمَنَا، وَاشْفِ مَرْضَانَا، وَارْحَمْ مَوْتَانَا، وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا وَأَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ

اللَّهُمَّ فِيْ هَذَا الْمَقَامِ نَسْأَلُكَ مَسْأَلَةَ الْمُضْطَرِّ اللَّهُمَّ لَا تَدَعْ ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَ لَا هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَ لَا دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَ لَا مَظْلُوْمًا إِلَّا نَصَرْتَهُ وَ لَا فَقِيْرًا إِلَّا أَغْنَيْتَهُ وَ لَا ضَالًّا إِلَّا هَدَيْتَهُ وَ لَا غَائِبًا إِلاَّ رَدَدْتَهً إِلَى أهْلِهِ وِلاَ مَرِيْضًا فِيْنَا إِلاَّ شَفَيْتَهُ وَ لَا مَيِّتًا إِلَّا رَحِمْتَهُ وَ لَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا لَكَ فِيهَا رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَ يَسَّرْتَهَا

اللَّهُمَّ احْقَن دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاحْفَظْ أَوْطَانَ الْمُسْلِمِيْنَ

اللَّهُمَّ احْفَظْنَا فِي بَلَدِنَا هَذَا وَارْزُقْنَا اْلأَمْنَ وَ اْلأَمَانَ وَالْاِسْتِقْرَارَ وَأَصْلٍحْ بَيْنَنَا وَوَحِّدْ صُفُوْفَنَا

اللَّهُمَّ احْمِ بِلاَدَنَا وَسَائِرَ بِلاَدِ اْلإِسْلاَمِ مِنَ اْلفِتَنِ وَالْمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، اللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِماَ تُحِبَّ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَاصِيَتِهِمْ لِلْبِرِّ وَالتَّقْوَى

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي غَزَّةَ

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي غَزَّةَ

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي غَزَّةَ

اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا

اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا

اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pemateri Khutbah Idul Adha oleh: Ustadz Abu Zufar Mujtaba

Sumber: dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *