Tradisi Bersih Desa “Nyadran” Yang Masih dilestarikan Sebagai Wujud Syukur
Madiun, Kabarnusa24.com – Tradisi Nyadran atau biasa disebut Nyadranan, Nyadranan merupakan tradisi yang mana masyarakat merayakan upacara syukuran yang di lakukan di punden sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki serta syukur atas hasil panen masyarakat daerah tersebut. Nyadran juga bisa disebut sebagai bersih desa, acara ini bertepatan di Desa Klumutan Kecamatan saradan Kabupaten Madiun.
Pada hari puncak pelaksanaan Nyadran, warga masyarakat dengan pakaian yang rapi dan membawa sesaji, berbondong-bondong menuju makam para leluhur. Di makam, para warga berdoa bersama untuk mendoakan leluhur mereka. Doa yang dipanjatkan berisi ucapan syukur atas limpahan rezeki dan berkah yang diberikan, serta permohonan agar para leluhur mendapat ketenangan di alam barzah.
Setelah berdoa, warga biasanya menaburkan bunga di sekitar makam dan menyantap bersama sesaji yang telah dibawa. Tradisi Nyadran tak hanya diisi dengan doa dan ziarah, namun juga diwarnai dengan suasana kekeluargaan yang hangat. Warga memanfaatkan momen ini untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara yang berada di perantauan. Jumat (05/07/2024).
Upacara ini bisa di ikuti oleh berbagai kalangan baik orang dewasa maupun anak kecil. Sehingga pelaksanaan upacara nyadran ini berlangsung begitu meriah.
Tidak berhenti disini, selesai melaksanakan upacara di makam masyarakat kembali berbondong-bondong menuju rumah kepala desa. Disana terdapat hiburan untuk perayaan bersih desa, hiburan ini bermacam-macam ada pertunjukan wayang dengan dalang ki cahyo kuntadi dan langen beksan yang berada di punden mbah branti, Pertunjukan seni biasa berlangsung hingga malam hari, dan tentunya lebih meriah lagi.(walied)