Ta’aruf Siswa Madrasah Perekat Kebersamaan dan Pengenalan Moderasi Beragama

Ta’aruf Siswa Madrasah Perekat Kebersamaan dan Pengenalan Moderasi Beragama
Dr. H. Muchamad Sidik Sisdiyanto, S.Ag., M.Pd. (Direktur KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI)

KABARNUSA24.COM,- Pengenalan sekolah kepada siswa baru sangat penting dalam dunia pendidikan. Kegiatan ini berfungsi sebagai jembatan bagi siswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru. Selain itu, pengenalan sekolah membantu siswa memahami budaya, nilai-nilai, dan aturan yang berlaku di sekolah tersebut untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Melalui pengenalan ini, siswa dapat mengenal lebih dekat teman-teman seangkatan, guru dan lingkungan sekolah, sehingga membangun hubungan sosial yang positif sejak awal. Tidak hanya itu, pengenalan sekolah juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengetahui berbagai fasilitas dan layanan yang tersedia, seperti perpustakaan, laboratorium, kantin, lapangan olahraga dan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendukung proses belajar mereka. Dengan demikian, pengenalan sekolah menjadi langkah awal yang krusial dalam memastikan siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik, merasa nyaman, dan termotivasi untuk meraih prestasi selama masa studi mereka.

Khusus di lingkungan Kementerian Agama, pengenalan sekolah bernama Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) yang merupakan masa orientasi atau kegiatan pertama masuk madrasah untuk pengkondisian agar siswa baru merasa senang, nyaman dan bahagia. Oleh karena itu madrasah harus membuat pengalaman pertama yang sangat berkesan secara positif kepada siswa baru. Matsama dilaksanakan mulai dari tingkat Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah (MA). Matsama termasuk kegiatan transisi agar siswa benar-benar siap secara mental (enjoy learning) untuk mengikuti proses pembelajaran di lingkungan belajar yang baru.

Perekat Kebersamaan

Siswa baru madrasah akan dikenalkan lingkungan madrasah, kebiasaan dan budaya madrasah, tata tertib, sistem pembelajaran termasuk mengenalkan guru dan tenaga kependidikannya, keunikan/kekhasan dan keunggulan madrasah. Di samping itu, kegiatan Matsama ini juga digunakan untuk mengenalkan sejak dini beberapa prinsip yang menjadi pegangan tata kehidupan warga madrasah agar tercipta iklim akademik yang kondusif sarat dengan nilai akhlakul karimah. Seluruh rangkaian kegiatan Matsama harus didesain sedemikian rupa sehingga memberi pengalaman pertama di madrasah yang menyenangkan, membahagiakan, dan tidak menegangkan.

Karena itu kegiatan Matasama harus bersifat edukatif, kreatif dan menyenangkan bagi semua siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus. Untuk itu penyelenggaraan Matsama perlu merujuk dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016, tentang Pengenalan Lingkungan sekolah Bagi Siswa Baru dan petunjuk teknisnya yang dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah.

Matsama bisa menjadi ajang perekat kebersamaan yang sangat efektif bagi para pelajar. Sebab, kegiatan ini memang dirancang untuk menyatukan siswa baru dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, sehingga tercipta ikatan yang kuat di antara mereka sejak awal masa pendidikan. Selama matsama, siswa diajak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas yang memupuk rasa kebersamaan, seperti permainan kelompok, diskusi kelompok, kegiatan social, kunjungan Perpustakaan, dst. Melalui interaksi ini, siswa dapat saling mengenal lebih dalam, memahami perbedaan dan keunikan masing-masing, serta belajar bekerja sama dalam tim. Kebersamaan yang terbentuk selama matsama juga menciptakan rasa saling percaya di antara siswa, yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif.

Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan guru-guru dan staf madrasah, sehingga hubungan antara siswa dan tenaga pendidik menjadi lebih dekat dan akrab. Matsama juga menekankan pada nilai-nilai Islami seperti persaudaraan, tolong-menolong, dan saling menghargai. Melalui ceramah, diskusi, dan kegiatan keagamaan, siswa diajak untuk menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, matsama tidak hanya berfungsi sebagai ajang orientasi bagi siswa baru, tetapi juga sebagai fondasi untuk membangun kebersamaan yang kokoh dan harmonis di lingkungan madrasah. Kebersamaan yang terjalin ini akan menjadi modal penting bagi siswa dalam menghadapi tantangan akademik dan sosial selama masa studi mereka.

Nilai Moderasi Beragama

Tujuan dari matsama tahun 2024 ini ada empat. Pertama, mengenalkan kepada peserta didik baru terkait lingkungan belajar yang baru, mengenali keadaan diri dan sosialnya agar memiliki kesiapan mental, mengurangi rasa cemas dan agar dapat mudah menyesuaikan diri dalam mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Kedua, menumbuhkan kebanggaan kepada para siswa-siswi baru terhadap madrasah, memahami nilai-nilai madrasah, mencintai dan menjaga nama baik almamaternya. Ketiga, mengenalkan nila-nilai moderasi beragama, menumbuhkan budaya dan jiwa inklusif tidak eksklusif, ramah, anti kekerasan dan bullying, anti pelecehan seksual, dan menghargai harkat-martabat kemanusiaan. Keempat, mengenalkan pola kebiasaan hidup bersih, sehat dan halal di lingkungan madrasah, menumbuhkan sikap disiplin dan tanggungjawab, serta mental mandiri berprestasi.

Khusus tujuan ketiga dalam matsama ini sangat menarik, yakni mengenalkan nilai-nilai moderasi beragama. Poin ini tentu tidak ada di dalam orientasi pengenalan siswa baru selain di bawah kementerian agama. Pengenalan nilai-nilai moderasi beragama sejak di madrasah ini sangat penting dalam membentuk generasi yang toleran dan berpikiran terbuka. Moderasi beragama mengajarkan anak-anak untuk memahami dan menghargai perbedaan, baik dalam agama maupun budaya, sehingga dapat hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Dengan menanamkan nilai-nilai moderasi sejak dini, anak-anak belajar untuk tidak bersikap ekstrem atau fanatik, melainkan bersikap seimbang dan inklusif dalam memandang perbedaan.

Melalui pengenalan nilai-nilai moderasi beragama, anak-anak diajarkan tentang pentingnya toleransi, saling menghormati, dan kerjasama antarumat beragama. Ini dapat mencegah munculnya konflik dan ketegangan yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan. Selain itu, moderasi beragama membantu anak-anak untuk mengembangkan sikap kritis dan bijaksana dalam menanggapi isu-isu keagamaan, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh pandangan yang sempit dan radikal. Pendidikan moderasi beragama juga berperan dalam membangun identitas religius yang kuat namun tidak eksklusif. Anak-anak diajak untuk memahami ajaran agama mereka dengan baik, namun juga diajarkan untuk menghormati keyakinan orang lain. Hal ini penting untuk menciptakan suasana yang damai dan harmonis dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dengan menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak di madrasah, tidak hanya membentuk individu yang taat beragama, tetapi juga warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Moderasi beragama menjadi kunci untuk menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan penuh kasih sayang, di mana setiap orang dapat hidup berdampingan dengan harmonis tanpa melihat perbedaan sebagai halangan. Mari kita jaga, rawat dan didik siswa-siswa untuk menciptakan generasi masa depan bangsa yang maju, bermutu dan mendunia sesuai tagline Madrasah.

Dr. H. Muchamad Sidik Sisdiyanto, S.Ag., M.Pd. (Direktur KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI)

Sumber: Kemenag RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *