Tutup
Bisnis

Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Begini Tanggapan Kemenlu RI Ketika Dialog Palestina di MUI

4
×

Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Begini Tanggapan Kemenlu RI Ketika Dialog Palestina di MUI

Sebarkan artikel ini
Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Begini Tanggapan Kemenlu RI Ketika Dialog Palestina di MUI

JAKARTA, Kabarnusa24.com – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memberikan tanggapan mengenai adanya aktivitas perdagangan antara Indonesia dengan Israel.

Kemenlu RI menyampaikan, sudah melihat data statistik mengenai perdagangan Indonesia dengan Israel. Dari data tersebut, ditemukan bahwa perdagangan tersebut melalui negara pihak ketiga.

“Kita sudah melihat data statistiknya bahwa perdagangan Indonesia dengan Israel dilakukan secara tidak langsung melalui negara pihak ketiga,” kata Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI, Abdul Kadir Jailani, di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).

Kehadiran Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI itu di Kantor MUI untuk menjadi pembicara dalam Dialog Palestina: Kebijakan dan Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian Palestina.

Abdul menyampaikan, dari data statistik tersebut juga diketahui bahwa nilai transaksi perdagangan Indonesia dengan Israel hanya 0,003 persen dari total nilai perdagangan Indonesia dengan negara lain.

“Itu dilakukan dengan negara ketiga. Dalam kebijakan masalah ini, Indonesia selalu melihat semua ketentuan peraturan nasional dan internasional,” ungkapnya.

“Kita akan selalu konsisten dengan itu, tadi saya katakan, semua langkah kita mengenai Palestina ini kita selalu konsisten dengan semua ketentuan dan kebiasaan internasional,” sambungnya.

Abdul menjelaskan, negara yang menjadi pihak ketiga dalam perdagangan Indonesia dengan Israel ada banyak. “Banyak, bisa dari negara mana pun juga. Dalam dunia ekspor impor biasa. Yang paling bertanggung jawab kementerian apa, kita tidak tau. Yang pasti ini bisnis to bisnis,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta langkah strategis dan taktis dari Pemerintah RI untuk menghentikan bisnis ekspor-impor Indonesia Israel. Hal ini menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut angka ekspor-impor Indonesia Israel meningkat.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, kabar ini sangat mengejutkan.

“Ini mengejutkan karena pertama kalau secara normatif sebetulnya amanah UUD 1945 itu menegaskan, bahwa maknanya, bangsa Indonesia terus berkomitmen melakukan pembelaan bangsa Palestina dari penjajahan. Segala penjajahan di dunia harus dihapuskan,” ujarnya, Selasa (2/7/2024).

Prof Sudarnoto menekankan, Israel bukan hanya telah melakukan penjajahan kepada Palestina melainkan telah melakukan genosida secara besar-besaran kepada Palestina.

Padahal, tuturnya, berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan gencatan senjata secara permanen terhadap Palestina. Tetapi, hal itu ditolak secara mentah-mentah oleh Israel.

Terlebih lagi, saat ini telah terjadi perubahan kabinet di Israel. Menurutnya, kabinet Israel saat ini lebih ekstrem dibanding sebelumnya.

Lebih lanjut, Prof Sudarnoto menuturkan, Israel untuk melakukan pembunuhan itu, membutuhkan biaya yang sangat besar. Salah satu dana yang masuk ke Israel, selain bantuan keuangan dan militer dari Amerika, adalah barang-barang diekspor dan diimpor dari Indonesia.

“Hemat saya, ini adalah tugas pemerintah untuk mengontrol pasar. Produk apa saja yang sebetulnya dipasarkan. Menyetop adanya kegiatan impor ekspor Indonesia Israel dan sebaliknya,” kata dia kepada MUIDigital, Kamis (4/7/2024).

Prof Sudarnoto menyampaikan, jangan sampai masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai pembela Palestina terdepan ini, dibiarkan menggunakan produk-produk Israel.
Menurutnya, hingga saat ini, belum ada tindakan atau langkah-langkah yang konkret dari pemerintah untuk mengontrol pasar.

“Menyetop itu berarti mengajak semua masyarakat beserta seluruh ormas untuk bersama-sama komitmen, jangan mengkhianati amanah undang-undang dasar 1945,” paparnya.

Prof Sudarnoto merasa sedikit menyesali langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah yang sangat lamban terkait produk-produk Israel yang masuk ke Indonesia.

“Ini tidak sesuai undang-undang perlindungan konsumen. Harusnya segera pemerintah, paling tidak, setelah MUI mengeluarkan fatwa, pemerintah harus segera mengontrol pasar,” paparnya.

Prof Sudarnoto mengingatkan, pada bulan puasa lalu, sempat beredar kabar ada produk kurma dari Israel yang dijual di Indonesia. “Seharusnya pemerintah kontrol di pasar ada ga kurma Israel, kalau ada harusnya dihentikan, termasuk produk lainnya,” tuturnya.

Prof Sudarnoto menegaskan, MUI ingin mengetuk pintu hati pemerintah untuk segera melakukan langkah strategis dan taktis untuk menghentikan kegiatan bisnis dengan Israel.

“MUI ingin mengetuk hati pemerintah segera melakukan langkah strategis dan taktis untuk menghentikan kegiatan bisnis impor ekspor Israel dan Indonesia. Ini sangat berbahaya,” tutupnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada lonjakan tajam impor dari negara Zionis pada 2024. Jika periode Januari-April tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terlihat ada peningkatan hampir 340 persen.

Indonesia sedianya tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Latar belakang utamanya karena konflik di Timur Tengah yang menahun.

Indonesia secara tegas meminta Israel mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Sejak Indonesia berdiri, sikap merah-putih selama sama, meski Presiden berganti-ganti.

Rupanya, situasi ini tidak lantas membuat kedua pihak tidak memiliki hubungan dagang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia dan Israel tetap terlibat kegiatan ekspor impor.

Dalam manifes ekspor-impor; Amunisi, Senjata dan yang Terkait Dengannya dicatat dengan kode HS 93. Sepanjang 2023, Indonesia mengimpor komoditas itu dari Israel dengan jumlah 14.821 dolar AS. Sementara sepanjang Januari-April 2023, angkanya senilai 6.548 dolar AS.

Namun, ternyata ada pihak di Indonesia yang masih mengimpor senjata dan amunisi dari Israel selepas serangan itu. Sepanjang Januari-April 2024, angka impornya naik dari periode yang sama tahun lalu menjadi 8.047 dolar AS. Dalam skala ekspor impor, angka itu bukan jumlah yang signifikan. Artinya, pengimpor bisa jadi adalah perorangan.

Dalam catatan BPS, Indonesia juga mendatangkan sejumlah barang Impor dari Israel setelah serangan brutal ke Gaza dimulai. Yang signifikan nilainya adalah Alat Permesinan dan Mekanik (HS 84).

Tahun ini, dari Januari-April nilai impornya tercatat sebesar 24,52 juta dolar AS. Angka ini melonjak dari periode yang sama tahun lalu yakni 1,87 juta dolar AS.

Mesin dan Peralatan Elektronik (HS 85) juga melonjak dari 942 ribu dolar AS pada Januari-April 2023 menjadi 1,24 juta dolar AS pada Januari-April 2024.

Komoditas yang juga banyak diimpor Indonesia dari israel adalah Perkakas dari Logam tak Mulia (HS 82). Pada Januari-April 2023 angkanya 1,78 juta dolar AS sedangkan pada Januari-April 2024 turun jadi 1,22 juta dolar AS.

Sumber: Majlis Ulama Indonesia/ MUI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *