ReligiSejarah

Dzun-Nun Al-Mishri: Tak Menggubris Dianggap Zindiq

15
×

Dzun-Nun Al-Mishri: Tak Menggubris Dianggap Zindiq

Sebarkan artikel ini
Dzun-Nun Al-Mishri: Tak Menggubris Dianggap Zindiq
Ilustrasi

KABARNUSA24.COM,- Dzun-Nun Al-Mishri pernah diseret ke pengadilan dengan tuduhan menjadi kafir zindiq di masa pemerintahan al-Mutawakkil. Beliau merupakan ulama sufi pertama yang mengenalkan ajaran makrifat, dan dianggap sesat oleh umat Islam di jamannya.

Di antara ajaran makrifat yang dianggap ganjal dari Dzun-Nun ialah pernyataan beliau bahwa dirinya melihat Allah di tempat-tempat sesembahan pemuja Fir’aun. Beliau juga menyatakan memilih dimasukkan ke dalam neraka daripada dirinya berpisah dengan Allah. Demikian sekelumit ajaran Dzun-Nun yang menyebabkan dirinya dianggap telah menjadi kafir zindiq.

Dzun-Nun Al-Mishri adalah sosok sufi panutan bagi ulama-ulama generasi sesudahnya. Termasuk Syekh Nawawi al-Bantani yang secara khusus menjadikannya sebagai contoh seorang mukmin yang berakhlak mulia. Dalam karya Syekh Nawawi yang berjudul “Al-Futuhat al-Madaniyyah” tatkala dibahas cabang iman (syu’bul iman) ke -66 dicontohkan tokoh bernama Dzun-Nun yang berakhlak mulia.

Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, seorang mukmin yang berakhlak mulia (husnul khuluqi) ialah menjadi pribadi yang tidak “baper-an” dengan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya. Beliau contohkan Dzun-Nun Al-Mishri yang oleh masyarakat dianggap menjadi kafir zindiq, dan bahkan disidang di hadapan khalifah Abbasiyah bernama al-Mutawakkil.

Di hadapan khalifah, Dzun-Nun dipaksa mengakui kesalahannya, namun beliau diam beribu kata. Al-Mutawakkil berkata kepada Dzun-Nun Al-Mishri: “Jika engkau mau berkata satu kata saja, Tidak! maka kamu akan selamat sekalipun berbohong kepada masyarakat yang menurutmu zindiq. Atau kalau tidak begitu, cukup katakan ” Ya” sekalipun kamu berbohong kepada-Ku, maka kamu juga akan selamat.”

Al-Mutawakkil sendiri merupakan seorang penguasa Abbasiyah yang condong kepada paham Mu’tazilah. Oleh sebab itu dia perintahkan kepada Dzun-Nun untuk mengakui “keganjilan” ajarannya tentang makrifat yang dianggap Al-Mutawakkil cocok dengan ajaran faidh atau emanasi Muktazilah.

Akan tetapi Dzun-Nun tetap tidak menjawab sepatah katapun. Hal ini karena bagi beliau, apa yang dituduhkan banyak orang tentang kekeliruan ajaran makrifat yang menyebabkan beliau dituduh kafir zindiq pada dasarnya tidak betul dan tidak sampai pada esensi yang beliau maksud dengan ajaran makrifat.

Akibatnya Dzun-Nun Al-Mishri dijebloskan ke dalam penjara oleh penguasa karena tekanan orang-orang yang tidak sepaham dengan ajarannya. Sikap Dzun-Nun Al-Mishri yang tidak mau menimpali apa yang dikatakan orang tentang dirinya ini, oleh Syekh Nawawi al-Bantani disebut ciri-ciri orang mukmin yang telah sampai pada cabang iman yang tinggi.

Kata Syekh Nawawi –dalam bahasa gaul anak-anak muda sekarang– hendaknya seorang yang beriman tidak baper-an. Wallahu a’lam

Oleh: M. Ishom el-Saha (Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Sumber: Kemenag RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *