Bondowoso, – kabarnusa24.com.
Jumat ( 13 September 2024), bertempat di SMPN 3 Bondwoso, para KS SMP/MTs Negeri/Swasta yang tergabung dalam Kombel Organik KS melakukan Circel Time. Circle Time adalah pendekatan kelompok untuk mengajarkan moral value, skill sosial, emosional anak-anak dan perilaku. Anak-anak dan orang dewasa saling bekerja sama untuk memecahkan masalah dan meningkatkan self esteem pada setiap anak yang terlibat dalam circle time dengan memberikan dukungan satu sama lain.
Tapi circle time kali ini hanya dilakukan oleh 14 orang KS yang hadir saat itu. Para KS duduk lesehan dengan disediakan beberapa snack dan minuman, sehingga suasana persaudaraan semakin terasa. Elok sebagai pencetus Kombel Organik KS ini, memulai circle time dengan meminta para KS memilih emogi yang ditayangkan, kemudian meminta para KS tersebut untuk memilih emogi yang sesuai dengan kondisi hati mereka saat itu, serta menarasikannya.
Erna selaku Kepala MTsN 1 Bondowoso menyampaikan kondisi hatinya yang memilih emogi wajah yang lagi pusing memikirkan permasalahan yang sedang terjadi. Para KS yang lain mendengarkan dengan seksama dan penuh empati terhadap apa yang terjadi padanya, sehingga membuat Rida KS SMPN 1 Pujer memberikan penguatan dan beberapa langkah Solutif terhadap permasalahan yang terjadi berdasarkan pengalamannya. Inilah manfaat dari circle time, yaitu terbukalah ruang komunikasi, diskusi, saling menguatkan dan saling mendukung satu sama lain. Dari Penjelasan solutif dari Rida membuat Erna yang tadinya menangis menjadi tersenyum, apalagi dikuatkan oleh semua KS yang hadir bahwa Erna tidak sendiri, semua pernah mengalami tantangan dan permasalahan yang sama dalam mengelola sebuah satuan Pendidikan. Elok kemudian memberikan kesempatan kepada Saleh KS SMPN 2 Tapen yang memilih emogi yang sama dengan Erna yaitu pusing. Saleh menyampaikan bagaimana cara menumbuhkan kesadaran dalam diri guru untuk dapat lebih meningkatkan kompetensinya dan lebih bisa melayani siswa dengan sepenuh hati, karena sekolah Saleh dulu sebelum dia menjadi KS di SMP tersebut, adalah sekolah yang memiliki 500 siswa lebih, dan salah satu prestasinya yaitu Drumband sampai ketingkat nasional.
Tapi dengan bergulirnya waktu kondisi saat ini jauh berbeda, Saleh sudah menggunakan segala cara untuk meraih kembali kejayaan sekolahnya seperti dulu, tapi tetap hasilnya masih jauh dari harapan, sehingga Saleh mencari jawaban dari kegelisahannya dengan bergabung di Komunitas GSM, bahkan langsung memiliki buku lahirnya GSM, tapi jawaban dari keresahan hatinya sampai saat ini masih belum terjawab, sehingga Elok KS SMPN 3 Bondowoso dan juga KS Plt SMPN 4 Bondowoso, yang sedikit memiliki permasalahan yang sama dengan Saleh memberikan penguatan seperti yang telah Elok dapatkan dari GSM, yaitu menerapkan ruang ketiga dengan para GTK, memberikan penilaian positif kepada seluruh GTK dengan refleksi yang telah Elok buat dengan menggunakan canva, dan untuk memupuk persaudaraan Elok melakukan challenge kepada semua GTK untuk memberikan kesan positif kepada teman sesama guru maupun TU. Kemudian Elok juga menyampaikan bahwa budaya yang dilakukan saat ini di sekolahnya adalah beralih dari budaya lama ke budaya baru, yang salah satunya adalah budaya bicara yang semula focus pada permasalahan menjadi focus pada Solusi, yang semula bicara di belakang berubah dengan ruang ketiga dan refleksi-refleksi, dan tentu semua dilakukan bersumber dari hati, karena apa yang dari hati akan sampai ke hati, ilmu ini saya dapatkan dari GSM yang didirikan oleh M. Rizal dan Novi Candra yang sampai ke Bondowoso karena telah dibawa oleh Anik KS SMK 3 Bondowoso kata Elok, dan secara perlahan tapi pasti kesadaran mulai tumbuh bagi GTK yang masih pada taraf penumbuhan pada kesadaran internal, dan kesadaran diri yang lebih meningkat lagi pada GTK yang kesadaran dari dirinya memang sudah bagus, begitu kata Elok menutup penjelasannya.
Yayuk KS SMPN 1 Satap Botolinggo memberikan penguatan kepada Erna dan Yayuk KS SMPN 1 Satap Botolinggo memberikan penguatan kepada Erna dan Saleh, bahwa apa yang dialami oleh Erna dan Saleh pernah juga dialami oleh Yayuk, sehingga Yayuk membagikan pengalamannya, dengan apa yang dibagikan oleh Yayuk energi positif menjadi lebih mengalir pada seluruh KS yang hadir saat itu. Selanjutnya yang bikin para KS terharu, terhenyak, menangis, kagum tapi juga malu, saat Slamet KS SMPN 2 Pakem membagikan praktik baiknya untuk mengajak anak-anak Kab. Bondowoso yang berada di puncak-puncak gunung sekitar Kecamatan Pakem dan Wringin untuk bersekolah dengan sistem jarak jauh, sistem guru pamong dan guru pendamping yang disebut dengan layanan belajar Eksklusif. Penjelasan Slamet membuat para KS yang hadir dan memiliki tantangan yang sama terkait PPDB seperti menerima oase di Tengah gurun pasir.
Slamet menjelaskan layanan belajar Ekslusif yang dilakukannya secara detail, mulai dari anggarannya, modul ajarnya, dan fasilitas yang harus disediakan, yang salah satunya berupa sepeda motor yang dibeli dengan dana pribadi, walaupun Slamet tidak bersedia menjelaskan sepeda motor tersebut dibeli dari uang pribadi siapa.
Hal inilah yang membuat Elok kemudian memberikan buku Lahirnya GSM kepada Slamet, karena Elok tidak tahu harus memberikan apresiasi seperti apa yang pantas diberikan kepada Slamet atas upayanya untuk membuat anak-anak yang berada di desa-desa terpencil, terluar dan termarginalkan dengan akses jalan berbatu dengan jurang di kanan dan kiri dapat bersekolah di SMPN 2 Pakem yang didatangi langsung oleh guru-guru SMPN 2 Pakem.
Hal inilah yang membuat semua para KS yang hadir menjadi malu karena apa yang dilakukan, tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Slamet dan para GTK SMPN 2 Pakem. Apa yang dilakukan oleh Slamet terdapat karakter ketangguhan, keuletan, kreativitas, inovasi, keikhlasan, dan kepedulian yang tinggi terhadap Pendidikan, walaupun Slamet sudah mendekati masa pensiun tapi semangatnya sangat luar biasa, dan ini sangat menginspirasi dan menggugah semua KS yang hadir. Energi yang ditularkan oleh Slamet benar-benar membuat KS yang hadir langsung bertambah semangat dalam mengelola satuan pendidikan walaupun tantangan, hambatan, dan cobaan harus dihadapi. Sanjaya KS SMP Swasta, KS yang paling muda diantara yang hadir di acara kombel memilih emogi lope-lope, karena begitu gembira bisa bergabung di kombel Organik KS, ucapan terima kasih atas petuah, dan motivasi dari para KS yang lain, juga Sanjaya sampaikan. Kombel organik merupakan circle positif yang memberikan kekuatan dan inspirasi, begitu katanya.
Diah sebagai KS SMPN 1 Satap Pujer, sangat mengapresiasi langkah Slamet dalam PPDB yang akan diadopsi untuk sekolahnya, begitupula yang disampaikan oleh Nuraeni KS SMPN 1 Binakal, walaupun hadir ke acara Kombel organic KS ini dalam kondisi kurang bahagia karena ibu di rumahnya sedang sakit, tapi dengan hadir di acara Kombel membuat Nuraeni akhirnya mendapatkan ilmu praktik baik yang dilakukan oleh Slamet yang bisa jadi bekal baginya untuk PPDB tahun depan. Sehingga ia bersyukur hadir di acara Kombel walaupun pikirannya terbagi ke ibu dan sekolahnya. Nur Hairi sebagai KS SMPN 1 Tlogosari dan PLt KS SMPN 1 Satap Tlogosari, benar-benar bahagia bisa hadir di acara Kombel Organik KS, dan berharap Kombel ini akan membawa banyak manfaat bagi diri, sekolah dan siswa-siswi. Begitu pula dengan penuturan Eni KS SMPN 1 Cermee, dengan berbagai inovasi yang telah dilakukan di sekolahnya, menurut Eni masih dirasa kurang, sehingga membutuhkan banyak ilmu dari para KS yang telah memiliki banyak inovasi. Yeti KS SMPN 1 Tenggarang yang merupakan bendahara Kombel masih bisa menyempatkan hadir walaupun bersamaan dengan observasi guru di sekolahnya, ia menyampaikan akan tetap ingin mendapatkan banyak ilmu di Kombel dan GSM, hanya saja saat ini masih belum bisa terlalu focus karena ia sedang menyiapkan perhelatan besar yang akan digelar, yang membuat Yeti mendapatkan dukungan dari teman-teman kombel yang lain, agar tetap bersemangat dan kuat menjalaninya.
Di akhir sesi kombel, dan ini sebagai pentup yang bermakna disampaikan oleh Hj. Siti Mutmainnah selaku Kepala MTsN 2 Bondowoso, dalam menjalani tugas sebagai guru ada pesan Abah Imam Barmawi Burhan Kyai kharismatik yang dimiliki oleh Kab. Bondowoso bahwa sebagai guru maupun KS harus mempersiapkan 3 T yaitu Tilawah, Tazkiyah, dan Taklim. Tilawah contohnya yang kita lakukan saat ini yaitu mengikuti kombel, webinar, atau mencari ilmu, sedangkan Tazkiyah adalah mensucikan hati baik dohir maupun batin, dan Taklim yaitu mengajar dengan sepenuh hati karena Tilawah dan Tazkiyahnya telah dilakukan oleh guru, akhirnya pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan kreatif, berkualitas, sepenuh jiwa dan hati. Dampak dari guru seperti itu adalah akan terwujud generasi yang siap menghadapi Indonesia emas 2045. (Eko/AR).