BRI punya Sabrina (Smart BRI New Assistant) yang merupakan virtual assistant chat. Sejak diluncurkan 2018 lalu, Sabrina terus diperbarui kemampuannya.
Saat memulai debutnya 6 tahun silam, fungsi Sabrina masih sangat sederhana yakni hanya untuk melayani Q&A dan FAQ. Sejak itu ia mulai ditambahkan beberapa program baru. Namun perubahan yang paling signifikan terjadi sekitar satu setelah tahun terakhir.
“Kita udah mulai pakai LLM (Large Language Models), sehingga Sabrina juga bisa bahasa Sunda, bisa bahasa Betawi, bisa bahasa Jawa, bisa bahasa Bakak, bisa bahasa Manado, bisa bahasa Minang,” kata Division Head Digital Inovation BRI Kaspar Situmorang dalam acara Forum Digital BUMN Summit 2024.
Saat ini Sabrina dilengkapi dengan 8 bahasa lokal yang bisa nasabah ajak diskusi. Ini bisa dilakukan ketika mengajukan komplain, mislnya beli sesaut di Brimo tapi transaksi gagal diproses.
Menurut Kaspar, pilihan berbagai macam bahasa karena nasabah BRI ada di seluruh daerah di seluruh Indonesia. Maka bahasa-bahasa daerah dipelajari sehingga cepat bisa menanggapi nasabah dengan cepat.
Dampak AI bagi BRI
Menurutnya BRI masih belajar, belum sempurna dan masih dinilai sangat sederhana dalam hal pemanfaatan AI generatif. Tapi dengan kesederhanan itu, BRI bisa mengamplifikasi Sabrina setara dengan hampir 509 agen.
“Jadi kalau kita gak punya agents, kita harus ditambahin nih 509 agen lagi. Karena di Sabrina tadi (bisa) untuk komplain bikin tiket, untuk cek saldo, untuk transfer, untuk cek mutasi, untuk macam-macam, (yang) semua bisa dilakukan oleh si agen,” ujar Kaspar.
“Dan sekarang, lebih dari 40%, hampir 40%, inbound daripada traffic untuk feedback, adalah Bank BRI sudah di-handle sekarang sama mutual agents ini tadi,” imbuhnya. ( Red )