Oleh: Jacob Ereste
KABARNUSA24.COM,- Harapan pada pemerintahan Prabowo Subianto untuk lima tahun ke depan (2024-2029) yang terbilang gemuk, semoga pertanda sehat dan segera dapat menjalankan program yang sudah dijanjikan, utamanya dalam swasembada pangan. Hingga kemudian berlanjut pada pemberantasan korupsi serta mengatasi masalah kemiskinan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.
Kabinet yang gemuk lebih dari seratus Menteri serta Wakil Menteri, semoga sungguh mampu dan mumpuni untuk mengatasi beragam masalah warisan, sehingga rakyat dapat segera hidup penuh keadilan yang mensejahterakan dalam wujud lahir maupun batin. Dalam konteks kebatinan inilah gagasan Sri Eko Sriyanto Galgendu selaku Pemimpin Spiritual Nusantara menganggap patut ko untuk menganjurkan agar suasana dan nuansa pengelolaan negara dapat diwarnai oleh dimensi spiritual sebagai pengasuh, penjaga dan pendorong tegaknya etika, moral dan akhlak mulia manusia Indonesia untuk berkepribadian yang tangguh dan unggul.
Keyakinan yang lebih bersifat spiritual ini pun jelas telah dijanjikan Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato perdananya seusai dilantik serta dikukuhkan sebagai Presiden Indonesia ke-9 untuk menuntun arah bangsa dan negara Indonesia ke depan. Karena itu, langkah memisahkan sejumlah cakupan kementerian yang agar dapat lebih fokus mengurus bidang tugas dan kewenangannya dapat di paham demi dan untuk percepatan perbaikan kemajuan bangsa dan negara Indonesia dalam tatanan global di era milenial hari ini yang harus dihadapi.
Setidaknya, ada dua kementerian yang mendapat perhatian istimewa, yaitu Kementerian Agama — yang terkait langsung dengan etika, moral dan akhlak — serta Kementerian Kebudayaan yang akan sangat menentukan kualitas peradaban manusia Indonesia di masa depan. Karena itu menjadi relevan dengan program makan siang bergizi gratis yang dalam ide dan gagasan Hasyim Djojohadikusumo perlu juga diawali dengan program sarapan pagi bergizi.
Untuk asupan gizi ini, jelas erat kaitannya dengan harapan pada generasi yang sedang bertumbuh hari ini kelak akan menjadi penentu masa kejayaan Indonesia Emas yang diharap sudah dapat dinikmati pada tahun 2045, saat Indonesia berusia seabad.
Agama sebagai basis dari seluruh dimensi spiritual bagi seluruh aparatur negara dan pemerintahan pun patut mendapat perhatian yang serius. Sebab semua perilaku dari para penyelenggara negara — mulai dari sikap dan sifat untuk
memilih dan menentukan kebijakan hingga teknis pelaksanaan program — akan sangat menentukan hasil keluarannya yang bernilai atau bobot sebagai bagian dari bawaan kecerdasan spiritual yang akan menuntun kecerdasan intelektual. Maka itu — dalam berbagai keyakinan penganut agama yang beragam di Indonesia — nuansa spiritual sebagai pengusung etik, moral dan akhlak mulia manusia harus dapat dipahami sebagai bentuk ibadah.
Apalagi untuk kementerian yang lain pun dalam struktur kabinet Merah Putih yang akan menjadi kekuatan penuh bagi pemerintahan Prabowo Subianto, juga dilakukan hingga dilengkapi oleh wakil Menteri yang tidak sedikit lebih dari satu orang. Bahkan Prabowo Subianto melengkapi perangkat kerjanya dengan Utusan Khusus dan Penasehat Khusus yang tidak tidak pula sedikit jumlahnya.
Jumlah Penasehat Khusus Presiden yang sudah resmi dilantik ada 6 orang. Sedangkan Staf Khusus Presiden pun tak kalah banyak termasuk Ketua Badan Penyelenggara Haji yang selalu terkesan ribut dan gaduh terkait dengan pelayanan dan fasiltas serta akomodasi yang sepatutnya diperoleh oleh jemaah haji.
Tentu saja Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan menjadi bagian yang sangat diharapkan oleh rakyat banyak.
Dari program besar Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto ini, akan menjadi penakar dari sumpah dan janji — tak hanya kepada rakyat, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk patuh dan taat menunaikan amanah rakyat.
Setidaknya dalam perspektif agama dan budaya yang dapat diboboti nilai-nilai spiritual, sehingga harapan terhadap perbaikan menuju perubahan yang lebih baik, lebih adil dan lebih sejahtera dan berkepribadian yang mulia bagi seluruh komponen bangsa — utamanya aparatur negara dan pemerintah Indonesia dapat menghadirkan kegembiraan, kenyamanan dan keamanan yang membahagiakan yang lebih beradab.
Kabinet Merah Putih yang gemuk, sungguh tiada mengapa, asalkan menjadi simbol dari jiwa dan raga yang sehat untuk bangsa dan negara dalam wujud lahir dan batin. Artinya, meski harus dibayar mahal, toh demi dan untuk rakyat pasti tetap akan dido’akan juga dengan penuh keikhlasan oleh seluruh rakyat. Dan kutukan hanya akan terjadi bila perlakuan dan perwujudan hasilnya justru sebaliknya.
Banten, 23 Oktober 2024
(Jacob Ereste -Red)