Tutup
BeritaOpiniReligi

Respon Etika Dakwah Gus Miftah, Ketua PBNU : Dakwah Harus Mengutamakan Kelembutan dan Adab

6906
×

Respon Etika Dakwah Gus Miftah, Ketua PBNU : Dakwah Harus Mengutamakan Kelembutan dan Adab

Sebarkan artikel ini
Respon Etika Dakwah Gus Miftah, Ketua PBNU : Dakwah Harus Mengutamakan Kelembutan dan Adab
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur)

JAKARTA, Kabarnusa24.com — Belakangan publik digemparkan cuplikan video yang menampilkan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) sedang berceramah. Dalam cuplikan itu Gus Miftah menghina pedagang es teh Bernama Sonhaji yang tengah menjajakan es teh keliling ke jamaah.

Merespons peristiwa itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) menuturkan, sebaiknya ceramah dilakukan dengan bahasa yang santun. Selain itu, konteks para jamaah juga harus diperhatikan.

“Pada dasarnya dakwah harus mengutamakan kelembutan dan adab sebagaimana tauladan Rasulullah saw,” kata Gus Fahrur kepada Media, Rabu (4/12/2024).

Menurut Gus Fahrur, peristiwa tersebut menelurkan sejumlah hikmah yang bisa dipelajari. Seorang penceramah dituntut untuk bisa menakar dan membedakan situasi lawan bicara. Hal ini, sambungnya, dalam rangka mengantisipasi kegaduhan sekaligus berempati terhadap orang lain.

“Kasus ini menjadi pelajaran bagi mubalig lainnya agar lebih berhati-hati dalam bercanda agar tidak menimbulkan kegaduhan dan melukai perasaan orang lain,” paparnya.

Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Malang itu menganjurkan agar ketika berdakwah, para dai menghayati akhlak seperti menjaga konsistensi perkataan dan perbuatan, bersikap lemah lembut, pemaaf, musyawarah, tawakal dan tawadhu’.

Hal ini sebagaimana terangkum dalam QS. Ash-Shaaf ayat 2-3,

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

QS. Ali Imran ayat 159,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

dan QS. Al-Furqan ayat 63,

وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا

“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam,”

Gus Fahrur mengingatkan kepada masyarakat agar ketika merespons segala peristiwa perlu bersikap teliti. Ia juga mengimbau agar tidak berlarut-larut dalam polemik tersebut.

Adanya peristiwa tersebut mencerminkan kekurangan tiap-tiap manusia yang bersifat niscaya sehingga menjadi ajang untuk saling mengingatkan, saling mendukung dalam kebaikan.

“Mari saling mendukung dan mengingatkan untuk kebaikan dakwah umat Islam,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *