Oleh: JACOB ERESTE, (Penggiat Sosial, Politik dan Budaya) Banten, 7 Desember 2024.
BANTEN, Kabarnusa24.com — Menyusul kepastian pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah sebagai staf Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, banyak nama yang diusulkan oleh pembaca kepada penulis untuk dapat dipublikasikan lebih lanjut menyusul tulisan berjudul “Pengunduran Diri Gus Miftah Sebagai Utusan Khusus Presiden Patut Diapresiasi dan Dihargai”, seperti yang termuat dalam berbagai media yang dinilai cukup simpatik dan bijak, sebagai sikap sportif dan gentlemen menurut Pemimpin Spiritual Nusantara sekaligus Ketua Forum Persaudaraan Lintas Agama di Indonesia sebagai keputusan yang bijak.
Sejumlah nama tokoh agama yang diusulkan oleh sejumlah pembaca dan netizen yang mengikuti perkembang terakhir dari gonjang ganjing insiden yang dianggap melecehkan wong cilik sebagai penjual teh tersebut, ketika Gus Miftah memberi ceramah — meski dimaksudkan sebagai gurauan atau guyonan itu — menjadi masalah yang sangat serius bagi banyak orang hingga mengundang reaksi protes yang diakhiri dengan pengunduran diri Gus Miftah dari jabatan formalnya di lingkaran Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
Sikap bijak yang patut diapresiasi oleh warga masyarakat ini, juga memiliki nilainya yang positif untuk menjadi contoh bagi pejabat negara lainnya, untuk tetap menjaga etika, moral dan akhlak mulia dengan cara sportif dan gentlemen seperti yang dilakukan kemudian oleh Gus Miftah, untuk menebus anggapan kekeliruan dari warga masyarakat luas yang ribuan jumlahnya.
Munculnya sejumlah nama pengganti Gus Miftah itu memang cukup banyak yang disodorkan kepada penulis sebagai usulan, bila kelak berkenan dirilis untuk menjawab kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh Gus Miftah. Meski sejumlah nama yang diusulkan itu, nyaris semua tertera sebagai anggota Forum Persaudaraan Lintas Agama atau pun Forum Indonesia Damai yang terdiri dari para tokoh agama, seperti Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nazaruddin Umar dan Ignatius Suharyo Hardjoatmodko, mantan Kardinal yang juga pernah menjabat Uskup Agung Jakarta.
Menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu, jika Presiden merasa perlu untuk segera menggantikan posisi utusan khusus yang kosong tersebut bisa merujuk kepada Menteri Agama yang cukup banyak memiliki referensi untuk tokoh agama yang mumpuni dan bijak, sehingga dapat menjadi panutan umat beragama yang netral membangun suasa yang kondusif dalam upaya kerukunan umat beragama di Indonesi, kata Sri Eko Sriyanto Galgendu lewat hand phone dari Magelang, Jawa Tengah, tadi malam, 6 Desember 2024. Dari keempat nama tokoh yang dinominasikan oleh sejumlah pengusul tiga diantaranya layak dan pantas untuk dipilih oleh Presiden menjadi pengganti Gus Miftah, karena kapasitas, kapabilitas serta keleluasan jaringan maupun pengaruh dapat dipercaya mengemban amanah jabatan tersebut.
Menurut Sri Rko Sriyanto pin tugas mulia yang utama dari utusan khusus Presiden tersebut untuk Kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan harus bersikap netral dan mempunyai jaringan luas dengan semua simpul umat dari semua agama yang ada, sehingga suasana yang kondusif dapat dibangun bersama dengan semua tokoh agama-agama yang ada. Selebihnya adalah, memfasilitasi penyampaian ide dan gagasan atau usulan yang perlu ditindaklanjuti oleh Presiden. Yang pasti, tokoh yang terpilih memiliki kapasitas dan kapabilitas keagamaan serta luas jaringan dalam wilayah agama yang ada di Indonesia.
Siapa pun kemudian yang dipilih Presiden untuk menggantikan Gus Miftah, menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu, akan tetap memberi dukungan, karena Presiden pasti akan memilih yang terbaik pembantunya untuk kesuksesannya memimpin Indonesia menuju Era Indonesia Emas pada tahun 2045, pungkas pengusaha rumah makan yang terbilang sukses dan tengah gigih merintis kawasan wisata kuliner malam di jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat.