Tutup
Sekapur Sirih

Khutbah Jumat: Momentum Akhir Tahun, Jangan Lupa Tobat

6136
×

Khutbah Jumat: Momentum Akhir Tahun, Jangan Lupa Tobat

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat: Momentum Akhir Tahun, Jangan Lupa Tobat
Ilustrasi zikir memohon ampun.

Oleh: Ustadz Fatihunnada (Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Kabarnusa24.com, — Pergantian tahun baru seringkali digunakan oleh sebagian orang untuk berpesta dalam rangka memperingatinya. Sebagian orang menghabiskan malam tahun baru dengan mencari tempat keramaian untuk menikmati tahun baru dengan berbagai suguhan acara seperti konser musik, hidangan kuliner, kembang api, dan lain sebagainya, tetapi tidak sedikit yang merayakannya dengan perbuatan dosa seperti minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, hingga – na’udzubillah – berzina, dan lain sebagainya.

Khutbah Jumat kali ini menekankan pentingnya mencegah diri untuk berbuat dosa di tahun baru karena sudah begitu banyak kesalahan yang dilakukan selama satu tahun ke belakang.

Tema khutbah Jumat kali ini adalah “Momentum Akhir Tahun, Jangan Lupa Tobat.” Semoga bermanfaat!

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَٰهِ تَوْبَةً نَصُوحاً عَسى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنا أَتْمِمْ لَنا نُورَنا وَاغْفِرْ لَنا إِنَّكَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (التحريم: ٨). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Hiburan tahun baru sudah menjadi budaya di masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu karena momentum tahun baru adalah peristiwa tahunan yang dianggap spesial, tetapi sudah banyak pergeseran yang dilakukan masyarakat Muslim Indonesia dengan melakukan tabligh akbar, muhasabah akhir tahun, dan lain sebagainya.

Merayakan tahun baru dengan berbagai hiburan yang positif dan bukan maksiat sebetulnya diperbolehkan sebagai ungkapan rasa bahagia telah diberikan umur panjang dapat bertemu dengan tahun baru, akan tetapi alangkah baiknya jika diisi dengan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat seperti muhasabah atau introspeksi, berbagi kebahagiaan dengan memberikan sesuatu kepada orang yang tidak punya, bertobat, dan lain sebagainya.

Salah satu yang perlu dilakukan adalah tobat karena sebagai manusia, pasti memiliki kesalahan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja sepanjang satu tahun. Tobat adalah permintaan maaf kepada Allah yang disertai dengan penyesalan atas perbuatan salah dan tekad untuk tidak mengulanginya di kemudian hari. Perintah tobat tertuang dalam Surat At-Tahrim, ayat 8 sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Para ahli tafsir seperti imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim/Tafsir Ibnu Katsir dengan mengutip pendapat para ulama terdahulu seperti Abul Ahwash, bahwa makna tobat nasuha atau tobat yang sungguh-sungguh adalah meninggalkan kesalahan yang pernah dilakukan dan tidak akan melakukannya lagi selamanya.

أَنْ يَتُوبَ الرَّجُلُ مِنَ الْعَمَلِ السَّيِّئِ، ثُمَّ لَا يَعُودُ إِلَيْهِ أَبَدًا

Artinya, “Seorang Muslim bertobat dari perbuatan buruk, kemudian tidak melakukannya kembali selamanya.”

Konsep tobat nasuha ini selaras dengan tahun baru yang sering diidentikkan dengan momentum resolusi diri dengan merencanakan target-target satu tahun ke depan dan mengevaluasi capaian-capaian satu tahun ke belakang. Artinya dalam aspek ibadah, seorang Muslim juga harus memiliki resolusi peningkatan amal baik dan pencegahan amal buruk yang sudah dilakukan satu tahun ke belakang untuk perbaikan di tahun yang akan datang.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Tahun baru adalah pergantian waktu yang berulang setiap tahun. Pergantian waktu juga terjadi pada setiap bulan, pekan, hari, jam, menit, dan detik. Nabi mengajarkan bertobat dengan membaca istighfar di setiap pergantian waktu, tepatnya setiap hari. Hal ini dikutip oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz 4, halaman 2075:

إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي، وَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ، فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

Artinya, “Sesungguhnya hatiku merasakan getaran ketakutan kepada Allah. Sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah seratus kali dalam satu hari.”

Dalam riwayat lain, Nabi juga beristighfar dan bertobat kepada Allah setiap hari. Hal ini direkam oleh imam Al-Bukhari dalam kitab Shaihul Bukhari, juz 8, halaman 67:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Artinya, “Demi Allah, aku beristighfar kepada Allah dan bertobat lebih dari tujuh puluh kali dalam satu hari.”

Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari, juz 11, halaman 101 mengutip pendapat imam Ibnu al-Baththal bahwa tobatnya Nabi adalah bentuk syukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat makrifat atau mengenal Allah, meskipun masih memiliki kekurangan. Beliau berkata:

الْأَنْبِيَاءُ أَشَدُّ النَّاسِ اجْتِهَادًا فِي الْعِبَادَةِ لِمَا أَعْطَاهُمُ اللهُ تَعَالَى مِنَ الْمَعْرِفَةِ فَهُمْ دَائِبُونَ فِي شُكْرِهِ مُعْتَرِفُونَ لَهُ بِالتَّقْصِيرِ

Artinya, “Para Nabi adalah orang yang paling gigih dalam beribadah karna limpahan nikmat makrifat atau mengenal Allah yang telah diberikan kepada mereka, sehingga mereka selalu bersyukur kepada Allah sebagai pengakuan ata kekurangan diri yang dimiliki.”

Tobat dan istighfar yang dilakukan secara periodik waktu seperti setiap hari atau setiap tahun merupakan upaya peningkatan diri dari kekurangan yang dilakukan sebelumnya. Sebagai seorang hamba biasa, seorang Muslim harus selalu berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki kualitas diri di hadapan Allah yang telah memberikan berbagai macam nikmat.

Salah satu hal yang dilakukan adalah bertobat atas segala kesalahan yang dilakukan satu tahun ke belakang sebagai bentuk pengakuan kekurangan diri, serta tekad kuat untuk memperbaiki diri. Kita membuka tahu baru dengan lembaran baru yang bersih dari segala dosa dan noda.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Semoga kita bisa menjadikan tahun baru sebagai momentum peningkatan diri dengan bertobat yang diartikan dalam bentuk meninggalkan kesalahan yang sudah kita lakukan setahun belakang dan meningkatkan segala kekurangan yang kita lakukan sebelumnya, sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik di tahun mendatang. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِنِ بنِ عَبدِ اللهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا أَنَّ اللهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرَ العَلَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 


Sumber: Khutbah Jumat NU Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *