Oleh: Dr. Fatihunnada, Lc., M.A., (Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah wal ‘Arabiyyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
KABARNUSA24.COM, — Kesenjangan sosial masih menjadi permasalahan masyarakat Indonesia, padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan di tahun 2024 sekitar 5 persen dan diperkirakan naik sekitar 5 persen juga di tahun 2025.
Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi hanya berada di kalangan terbatas, tanpa didistribusikan ke kalangan bawah. Karena itu, Islam memberikan panduan zakat sebagai upaya pemerataan kekayaan untuk mengurangi kesenjangan sosial.
Khutbah Jumat kali ini berjudul: “Khutbah Jumat: Zakat Solusi Kesenjangan Sosial”, yang mengingatkan kembali kepada kita untuk menghidupkan kembali ibadah sosial zakat.
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (التوبة: ١٠٣). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Islam adalah agama yang yang memberikan panduan hidup bagi manusia dalam aspek ibadah kepada Tuhan dan interaksi kepada manusia atau makhluk. Beberapa panduan dalam Islam memiliki unsur ketaatan kepada Tuhan, sekaligus kebermanfaatan kepada manusia. Zakat adalah salah satu ibadah yang memiliki dimensi akhirat dan dunia. Perintah zakat tertuang dalam beberapa ayat Al-Qur’an, termasuk surat At-Taubah, ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Ambillah (wahai Muhammad) zakat dari harta mereka untuk membersihkan mereka dan mensucikan mereka dengan zakat, serta doakanlah mereka karena doamu dapat menenangkan mereka. Allah maha mendengar dan maha mengetahui.”
Salah satu dampak positif zakat adalah pemerataan kekayaan kepada seluruh elemen masyarakat, sehingga tercipta harmonisasi kehidupan antara kelompok kaya dan miskin. Hal ini disinggung. Syekh Wahbah Al-Zuhaili dalam Tafsirul Munir, juz X halaman 278-279 menjelaskan:
تَوْفِيْرُ مَحَبَّةِ الفُقَرَاءِ لِلْأَغْنِيَاءِ لِأَنَّ الإِنْفَاقَ عَلَيْهِمْ يَسْتَدْعِيْ حُبَّهُمْ،… الإِنْفَاقُ مِنْ المَالِ يُحَقِّقُ السَّعَادَةَ الاِجْتِمَاعِيَّةَ
Artinya: “Menumbuhkan rasa cinta orang miskin kepada orang kaya karena menginfakkan harta (zakat) dapat melahirkan cinta mereka,… Menginfakkan harta (zakat) juga dapat menciptakan kebahagiaan sosial (bersama).”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Zakat adalah panduan dan pola perputaran kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin yang dilakukan secara sah dan penuh kerelaan. Rasulullah saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari:
فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
Artinya: “Maka ajarkanlah kepada mereka (penduduk Yaman), wahai Mu’adz bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang kaya dari kalangan mereka dan diberikan kepada orang miskin dari kalangan mereka.”
Rasulullah saw juga mengimplementasikan zakat dengan cara yang tepat, sehingga mendapatkan kepercayaan. Hal ini direkam oleh Imam At-Tirmidzi:
قَالَ (أَبُوْ جُحَيْفَةَ): قَدِمَ عَلَيْنَا مُصَدِّقُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخَذَ الصَّدَقَةَ مِنْ أَغْنِيَائِنَا، فَجَعَلَهَا فِي فُقَرَائِنَا
Artinya: “Abu Juhaifah berkata, utusan Nabi saw mendatangi kami, kemudian mengambil zakat dari orang kaya di antara kami dan memberikannya kepada orang fakir di antara kami.”
Peremataan kekayaan adalah problem sosial bersama, sehingga membutuhkan peranan kolektif, termasuk pihak pemangku kebijakan untuk memastikan pelaksanaannya dan memaksimalkan targetnya. Hal ini ditegaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, juz III halaman 360:
أَنَّ الْإِمَامَ هُوَ الَّذِي يَتَوَلَّى قَبْضَ الزَّكَاةِ وَصَرْفَهَا إِمَّا بِنَفْسِهِ وَإِمَّا بِنَائِبِهِ فَمَنِ امْتَنَعَ مِنْهَا أُخِذَتْ مِنْهُ قَهْرًا
Artinya: “Sesungguhnya imam (pemimpin) adalah sosok yang harus melaksanakan pengumpulan zakat dan pendistribusiannya, baik dilaksanakan oleh dirinya sendiri atau didelegasikan kepada pihak lain yang menggantikannya. Jika ada orang yang menolak membayar zakat, maka dapat diambil secara paksa.”
Regulasi zakat di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Menteri Agama. Kehadiran pemerintah juga tercermin dari pelembagaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah untuk berperan aktif pengelolaan zakat. Upaya ini dapat dianggap tekanan pemerintah terhadap masyarakat Muslim Indonesia untuk melaksanakan salah satu kewajian agamanya, yaitu zakat.
Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap zakat karena memiliki dampak besar sebagai salah satu elemen penggerak ekonomi masyarakat. BAZNAS sendiri menjelaskan bahwa target potensi zakat 1 triliun di tahun 2024 kemarin telah terpenuhi. Angka ini tentu dapat memberikan dampak besar terhadap pemerataan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah
Semoga masyarakat Muslim Indonesia dapat menjadi berperan aktif dalam upaya bersama mengurangi kesenjangan sosial dengan menunaikan ibadah zakat. Semoga para pemangku kebijakan dan pelaksana pengelolaan zakat dapat melaksanakan tugasnya dengan tepat, sehingga harapan masyarakat dapat direalisasikan. Amin, ya Rabbal ‘alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسْلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ اللهُ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرِ العَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
اَللّهُمَّ نَجِّ إِخْوَانَنَا الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فَلَسْطِيْنَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللّهُمَّ انْصُرْ إخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فَلَسْطِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ عَلَى أَعْدَائِهِمْ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْاهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber: Halaman Khutbah Jumat NU Online