Tutup
Sekapur Sirih

Khutbah Jumat: Ikhlas Beramal, Menjadikan Allah SWT Satu-satunya Tujuan

3113
×

Khutbah Jumat: Ikhlas Beramal, Menjadikan Allah SWT Satu-satunya Tujuan

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat: Ikhlas Beramal, Menjadikan Allah SWT Satu-satunya Tujuan

Oleh: KH Arif Hidayat, (Ketua I MUI Kota Tangerang)

Kabarnusa24.com,-

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ .وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ

أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّررَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ

فَيَآأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ .فَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّييْطَانِ الرَّجِيْم: قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُممْ اَجْمَعِيْنَۙ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (الحجر: 39-40)

Jamaah Jumat rahimakumullah…

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dengan berbagai nikmat yang diberikan kepada kita semua, nikmat iman, Islam dan panjang usia dalam taat kepada-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau dan kita juga bermunajat dalam Jumat yang mulia ini, semoga kita dikumpulkan bersama beliau Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Kata ikhlas dalam Alquran berasal dari kata kho – la – sha. Kata tersebut dengan berbagai macam bentukannya berjumlah 30 buah yang tersebar dalam 17 surat. Salah satu ayat Alquran yang merujuk kepada amal yang terselamatkan dari tipu daya Syaithan adalah surat al Hijr [15]: 39 – 40:

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka.”

Ayat ini memberikan informasi, bahwa setan akan bekerja dengan sungguh dan maksimal untuk menghiasi amal perbuatan manusia terasa indah (kebaikan) meskipun amal tersebut sebuah kesalahan (dosa). Tetapi setan tidak mampu untuk memperdayai manusia-manusia yang dinaugerahi keihklasan dalam beramal. Mereka mempunyai penglihatan yang jujur, kejahatan adalah sebuah kejahatan dan tidak diberi rasa oleh Allah SWT salah pandang, kejahatan menjadi sebuah kebaikan.

وَفِي الدُّعَاءِ الْمَأْثُورِ«الَلّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dalam doa yang ma’tsur: “Ya Allah! perlihatkanlah kepada kami sebuah kebenaran itu kebenaran dan berikanlah kami untuk
mengikutinya. Dan perliahtkanlah kepada kami yang bathil itu bathil, dan berikanlah kami untuk menjauhinya, dan jangan jadikan kesamaran yang membuat kami tersesat. Dan jadikan kami, Imam buat orang yang bertaqwa” (Tafsir Ibnu Katsir, menafsirkan al Baqarah [2]: 213)

Jamaah Jumat rahimakumullah…

Kata ikhlas (kho – li – shan) dalam Alquran juga disebutkan untuk menggambarkan susu yang murni. Susu keluar dari perut hewan yang mana dalam perut hewan terdapat ada darah dan kotoran, namun susu sama sekali tidak tercampur dengan kedua kotoran tersebut. Susu keluar murni sebagai susu. Alquran surat an Nahl [16]: 66

وَاِنَّ لَكُمْ فِى الْاَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۚ نُسْقِيْكُمْ مِّمَّا فِيْ بُطُوْنِهٖ مِنْۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَّدَممٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَاۤىِٕغًا لِّلشّٰرِبِيْنَ

“Sesungguhnya pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.” (an Nahl [16]: 66)
Ahli hikmah mengatakan:

هَلَكَ النَّاسُ كُلُّهُمْ اِلاَّ الْعَالِمُوْنَ وَهَلَكَ الْعَالِمُوْنَ كُلُّهُمْ اِلاَّ الْعَامِلُوْنَ وَهَلَكَ الْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ اِلَّا الْمُخْلِصُوْنَ وَالْمُخْلِصُوْنَ فِىْ خَطَرٍ عَظِيْمٍ.

“Semua manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu. Semua orang berilmu akan binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali orang yang ikhlas. Mereka yang ikhlas masih dalam kekhawatiran yang besar.”

Jamaah Jumat rahimakumullah..

Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih Bukhari yang pertama kali disebut, riwayat dari Sayyidina Umar bin Khattab RA:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang tergantung atas apa yang dia niatkan.”
Abdurrahman bin Abdussalam ash-Shafûriy dalam kitabnya Nuzhatul Majâlis mengisahkan petuah Syekh Ma’ruf al-Karkhi sebagai berikut:

وَقَالَ مَعْرُوفْ الْكَرْخِي مَنْ عَمِلَ لِلثَّوَابِ فَهُوَ مِنَ التُّجَّارِ

“Barangsiapa beramal supaya dapat pahala, maka ia bagaikan orang yang sedang berdagang.” (Maksudnya, ia beramal dengan angan-angan mendapatkan keuntungan itu seolah-olah seperti sedang tukar-menukar, yakni amal dengan pahala)

وَمَنْ عَمِلَ خَوْفًا مِنَ النَّارِ فَهُوَ مِنَ الْعَبِيْدِ

“Barangsiapa melakukan sebuah tindakan karena takut neraka, ia termasuk hamba Allah”

وَمَنْ عَمِلَ لِلَّهِ فَهُوَ مِنَ الْأَحْرَارِ

“Dan barangsiapa yang bertindak karena Allah semata, ia merupakan orang yang merdeka.”

Orang yang ikhlas, diibaratkan dalam hadits qudsi seperti tangan kanan memberikan sesuatu, namun tangan kirinya tidak sampai tahu. Maksudnya, amal-amal baik kita seharusnya kita sembunyikan serapat mungkin hingga kepada orang terdekat pun.

Uwais al-Qarni, salah satu orang shalih yang hidup pada zaman Nabi walupun beliau tidak pernah bertemu secara fisik dengan Nabi mengatakan, “Orang yang mendoakan saudaranya atas tanpa sepengetahuan yang didoakan itu lebih baik daripada mengunjungi rumahnya, silaturahim, dan bertemu secara langsung.”

Bagaimana bisa demikian? Iya, karena orang yang bertemu secara langsung, mengunjungi secara langsung, terdapat kemungkinan unsur riya’ (pamer) menyelinap pada hati orang yang mendoakan. Namun jika mendoakan tanpa sepengetahuan saudara yang kita doakan, itu ibadah yang benar-benar ikhlas.

Ada orang di tengah keheningan malam, dalam kamar sendirian, menyebut nama-nama saudaranya kemudian mendoakan mereka. Inilah di antara contoh ikhlas yang betul-betul ikhlas. Bahkan dalam hadits dikisahkan, orang yang mendoakan saudaranya seperti demikian, akan mendapatkan doa balik yang sama sebagaimana yang ia panjatkan, ia didoakan serupa dari malaikat. Malaikat mendoakan dengan kalimat laka bimitsli (kamu juga akan mendapatkan sebagaimana yang kamu panjatkan)

Dengan demikian, perlu kita ketahui, ikhlas mempunyai definisi sebagai berikut:

اَلْإِخْلاَصُ هُوَ تَجْرِيْدُ قَصْدِ التَّقَرُّبِ اِلَى اللّٰهِ تَعَالَى عَنْ جَمِيْعِ الشَّوَائِبِ

“Ikhlas adalah memurnikan tujuan taqarrub kepada Allah Ta’âlâ dari segala hal yang mencampurinya.”

Oleh karena itu, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan kita. Mari kita selalu berusaha dan berdoa kepada Allah, semoga kita dipermudah oleh Allah dalam beribadah dengan balutan ikhlas lillâhi ta’âlâ.

Semoga Allah SWT membimbing kita semua selalu ingat kapada-Nya, besyukur atas nikmtnya dan memperbaiki ibadah kepada-Nya. Semoga Allah SWT menganugerahkan keikhlasan. Aamiin.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ االسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 


Sumber: MUI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *