Kabarnusa24.com | JAKARTA – Memperbanyak membaca dzikir pada Sya’ban memiliki sejumlah keutamaan. Tetapi, bacaan dzikir seperti apa yang dianjurkan?
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda, mengungkapkan bahwasanya ada empat bacaan dzikir yang paling dianjurkan pada Sya’ban yaitu sebagai berikut:
Pertama, membaca istighfar dengan bacaan:
أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullah wa atubu ilaih
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertobat kepadanya.
Kedua, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar
Artinya: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar.
Keempat, membaca kalimat tauhid.
لآإِلَهَ إِلاَّ الله
Artinya: Tiada Tuhan Selain Allah.
Sementara itu, Kiai Miftah mengungkapkan empat keutamaan dzikir, khususnya di bulan Sya’ban sebagaimana berikut:
Pertama, dicintai oleh Rasulullah SAW
Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering diisi dengan ibadah oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa di bulan Sya’ban yang beliau lakukan lebih banyak dibanding bulan lainnya, maka beliau menjawab:
عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Usamah bin Zaid, dia berkata, Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah ﷺ, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa (sunah) dalam sebulan sebanyak engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau pun menjawab, “Itulah bulan dimana orang-orang melalaikannya, yaitu bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadan. Pada bulan tersebut amal perbuatan akan diangkat kepada Tuhan semesta alam, maka aku sangat senang bilamana amalanku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR Al-Nasai dan Ahmad)
“Jika puasa dianjurkan di bulan ini, maka dzikir sebagai bentuk ibadah lainnya tentu juga sangat dianjurkan,” kata Kiai Miftah.
Kedua, bulan persiapan menuju Ramadhan.
Kiai Miftah menyampaikan, bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak dzikir dan ibadah lainnya sebagai latihan sebelum masuk bulan Ramadhan.
“Dengan membiasakan dzikir di bulan Sya’ban, kita bisa memasuki Ramadhan dengan hati yang lebih bersih dan lebih dekat kepada Allah,” ungkapnya.
Ketiga, malam Nishfu Sya’ban yang penuh keutamaan.
Dalam sebagian riwayat, malam Nishfu Sya’ban (malam pertengahan bulan Sya’ban) disebut sebagai malam penuh rahmat dan ampunan.
“Oleh karena itu, memperbanyak dzikir, istighfar, dan doa di bulan ini sangat dianjurkan agar mendapatkan ampunan Allah,” sambungnya.
Keempat, menghapus dosa dan menenangkan hati
Kiai Miftah menjelaskan, dzikir adalah cara terbaik untuk mengingat Allah dan mendapatkan ketenangan hati.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS ar-Ra’d ayat 28:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُقُلُوْبُۗ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
[MUI]