Kabarnusa24.com Cimahi-Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira mengungkapkan jika pada 2024 DAK bidang sanitasi yang diterima Pemkot dari pemerintah pusat mencapai Rp10 miliar, angka tersebut turun di tahun 2025 menjadi Rp7 miliar. Angka tersebut lebih kecil dari tahun sebelumnya.
Namun Adhitia Yudisthira mengaku masih optimis upaya penyelesaian masalah sanitasi di Kota Cimahi dapat terus dilakukan dengan mengoptimalkan berbagai sumber anggaran selain DAK.
“Alhamdulillah ya, walaupun DAK untuk bidang sanitasi yang kita dapatkan dari pemerintah pusat tahun ini lebh kecil, yaitu Rp7,1 miliar dari tahun sebelumnya sekitar Rp10 miliar,” ungkap Adhitia usai membuka sosialisasi DAK Bidang sanitasi, di Aula Pemkot Cimahi, Rabu (26/3/2025).
Dikatakan Adhitia, mengecilnya DAK tak menjadi masalah, karena ia dan Wali Kota Cimahi Ngatiyana telah mengeluarkan kebijakan berupa realokasi anggaran untuk Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi.
“Tidak masalah, Pak Wali Kota dan saya mengeluarkan kebijakan untuk tahun ini, kita tambahkan untuk anggaran sanitasi dari implementasi Inpres Nomor I Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, kita realokasikan untuk DPKP,” jelasnya.
Setelah ditambah realokasi anggaran, kini Pemkot Cimahi melalui DPKP memiliki modal total Rp9 miliar untuk penyelesaian masalah sanitasi warga.
Ia pun memastikan tengah membuat roadmap (peta jalan) dalam upaya penyelesaian sanitasi dan kekumuhan di wilayah yang dipimpinnya itu.
“Di Cimahi ini ada 121.000 rumah, dan hampir 22 ribu diantaranya belum memenuhi sanitasi yang seharusnya, ada yang tidak memiliki septik tank, juga masih adanya ODF (Open Defecation Free) alias buang air sembarangan,” imbuhnya.
Adhitia juga berharap anggaran untuk penyelesaian masalah sanitasi dapat terbantu dalam anggaran perubahan 2025 dengan mengisi slot yang masih kosong.
Sementara itu, menurut Kepala DPKP Kota Cimahi, Endang, saat ini masih terdapat sekira 20 ribu rumah di Cimahi yang belum dilengkapi dengan septik tank. Hal tersebut menurutnya, akan berdampak buruk terhadap lingkungan, bahkan berpotensi terjadinya stunting.
Dalam penyelesaian masalah sanitasi, Endang berharap berbagai pihak dapat terlibat, termasuk masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi berlebih untuk dapat membuat septik tank secara mandiri.
Sementara upaya tersebut, kata Endang, bukan tanpa tantangan. Sebagian masyarakat yang berada tak jauh dari sungai kerap mengalirkan limbah domestiknya ke aliran sungai, kendati mampu membuat septik tank secara mandiri
“Kami juga akan berusaha seperti beberapa tahun sebelumnya, kita bisa menghimpun anggaran dari sumber lain, termasuk CSR dari perusahaan yang ada di Kota Cimahi seperti BRI dan Bank BJB,” kata Endang.
Hingga akhir 2025, pihaknya memiliki target menyelesaikan 800 dari 20.000 rumah yang belum dilengkapi septik tank.
“Kita akan survey dulu untuk memastikan calon penerima manfaat benar-benar objektif membutuhkan layanan sanitasi,” pungkasnya fajar