Tutup
BeritaInternasional

Ketua MUI Prof Niam Sampaikan Bela Sungkawa atas Wafatnya Paus Fransiskus

5
×

Ketua MUI Prof Niam Sampaikan Bela Sungkawa atas Wafatnya Paus Fransiskus

Sebarkan artikel ini
Ketua MUI Prof Niam Sampaikan Bela Sungkawa atas Wafatnya Paus Fransiskus

Kabarnusa24.com, JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Prof Asrorun Niam Sholeh, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Pemimpin Tertinggi Umat Katolik, Paus Fransiskus.

“Saya menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Katolik tertinggi yang dikenal peduli pada semangat persaudaraan dan anti-penjajahan,” ujar Prof Niam dalam keterangannya, Senin (21/4/2025) kepada Media.

Prof Niam berharap, komitmen dan semangat perdamaian yang selama ini diperjuangkan Paus Fransiskus dapat terus dilanjutkan demi terwujudnya persaudaraan antar umat manusia.

“Paus Fransiskus dikenal sebagai salah satu tokoh agama yang memiliki komitmen kemanusiaan universal, mencintai sesama, dan memerangi penindasan. Beliau pernah membangun kesepahaman dengan Grand Syeikh Al-Azhar dan juga pernah hadir di Indonesia. Semua itu mengusung tema perdamaian dan persaudaraan universal,” ungkapnya.

Guru Besar di bidang Ilmu Fikih UIN Jakarta ini juga menjelaskan bahwa Paus Fransiskus merupakan sosok pemuka agama yang konsisten mengangkat isu perdamaian dan persaudaraan kemanusiaan lintas iman.

“Paus bersama Syeikh Al-Azhar menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia untuk mendorong perdamaian antara umat Muslim dan Katolik. Ini merupakan langkah bersejarah yang perlu diterjemahkan secara operasional dengan semangat kebersamaan yang substantif, bukan sekadar seremoni atau simbolik, khususnya bagi umat dan tokoh Islam serta Katolik di Indonesia,” jelasnya.

Prof Niam menekankan bahwa komitmen tersebut perlu dilanjutkan untuk memperkuat jembatan persaudaraan kemanusiaan, terutama di antara para tokoh dari kedua agama.

“Untuk kepentingan kemanusiaan yang universal,” tegasnya.

Ia juga menyoroti bagaimana Paus Fransiskus kerap menyerukan pentingnya toleransi antarumat beragama. Menurutnya, hal ini perlu terus dihidupkan secara lebih mendalam dan bermakna, bukan hanya dalam bentuk seremoni belaka.

“Di tengah genosida yang dilakukan Zionis, Paus juga vokal mengutuk penjajahan dan agresi brutal Israel terhadap bangsa Palestina. Komitmen anti-penjajahan harus menjadi kesadaran kolektif kita, sebagai manusia yang beradab dan berbudaya. Perjuangan untuk kemerdekaan Palestina adalah bagian dari tugas sejarah kemanusiaan yang harus terus diikhtiarkan oleh setiap manusia beradab,” pungkasnya.

Sumber: Majlis Ulama Indonesia

(Dede Bustomi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *