Kabarnusa24.com | JAKARTA — Sebanyak 92 mahasiswa dari program studi Manajemen dan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Trianandra Jakarta resmi diwisuda dalam acara kelulusan yang digelar pada Minggu (11/5/2025) di Sunlake Hotel Sunter, Jakarta.
Diantara peserta wisuda tersebut, yang membanggakan adalah adanya lima (5) mahasiswa penyandang disabilitas (difabel) yang berhasil menyelesaikan pendidikan tanpa dipungut biaya alias gratis. Mereka merupakan mahasiswa penyandang disabilitas (difabel) yang berhasil menyelesaikan pendidikan tanpa dipungut biaya alias gratis.
Acara wisuda ini dipimpin langsung oleh Ketua STIE Trianandra, Dr. Darmin Dafid, SE, M.Si., MM, serta turut dihadiri jajaran pimpinan kampus, termasuk Saprudin, S.Pd., M.Si selaku Ketua Unit Peningkatan Kompetensi Kesarjanaan Difabel STIE Trianandra juga Wakil Ketua Pembina Pro Jurnalisme Media Siber (PJS) DKI Jakarta serta H. Norman Yulian, SE, Ketua Umum DPP Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI).
Tampak pula hadir dalam acara ini Irfan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) serta sejumlah tokoh nasional lainnya yang turut memberikan apresiasi atas upaya STIE Trianandra dalam menciptakan pendidikan tinggi yang inklusif.
Acara wisuda ini juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Nurul Huda, SE, MM., M.Si, yang merupakan Wakil Rektor Universitas YARSI Jakarta. Dalam orasinya, Prof. Nurul Huda menekankan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang merangkul semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok difabel, agar mampu berdaya saing dalam dunia kerja global.
Sementara itu, dalam keterangannya kepada media, Saprudin menyampaikan bahwa STIE Trianandra berkomitmen kuat dalam membuka akses pendidikan bagi kaum difabel. Mahasiswa difabel mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah dan pihak kampus.
“Seluruh biaya ditanggung oleh beasiswa pemerintah selama tiga tahun, dan satu tahun ditanggung oleh pihak kampus,” ujar Saprudin.
Ia menjelaskan bahwa program ini telah berjalan selama lima tahun. Sampai saat ini, sembilan mahasiswa difabel telah berhasil lulus, dan sebelas lainnya masih aktif menempuh pendidikan di kampus yang sama.
“Program ini terlaksana berkat kerja sama dengan Pemda Kabupaten Karawang, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia, dan tentu saja STIE Trianandra sendiri,” tambahnya.
Saprudin juga berharap agar program ini dapat direplikasi secara luas oleh pemerintah daerah lainnya.
“Kami berharap setiap Pemda bisa mengalokasikan beasiswa pendidikan S1 bagi difabel. Termasuk peningkatan kompetensi untuk difabel non-fisik seperti tuna rungu, netra, dan lainnya, agar mereka siap bersaing di dunia kerja,” tegasnya.
Ketua Umum DPP PPDI, H. Norman Yulian, SE, turut menyampaikan apresiasi atas inisiatif program inklusif ini.
“Terima kasih dan apresiasi yang tak terhingga kepada Pemerintah Karawang dan STIE Trianandra atas inisiasi program S1 bagi kaum disabilitas. Ini program nyata yang patut dicontoh,” kata Norman.
“Alhamdulillah, SDM disabilitas akan semakin meningkat status pendidikannya ke depan. Kami sangat mendukung agar program ini bisa dikembangkan ke tingkat nasional,” tambahnya.
Acara wisuda ini bukan hanya menjadi simbol pencapaian akademik, namun juga menandai keberhasilan kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah daerah, organisasi difabel, dan tokoh nasional dalam menciptakan akses pendidikan tinggi yang inklusif dan berkeadilan di Indonesia.
(Red)