Tutup
Berita

Penegasan Empat Pulau untuk Aceh, Direktur Tawassuth Wahyu Al Fajri Apresiasi Sikap Tegas Presiden Prabowo .

6
×

Penegasan Empat Pulau untuk Aceh, Direktur Tawassuth Wahyu Al Fajri Apresiasi Sikap Tegas Presiden Prabowo .

Sebarkan artikel ini
Penegasan Empat Pulau untuk Aceh, Direktur Tawassuth Wahyu Al Fajri Apresiasi Sikap Tegas Presiden Prabowo .

Kabarnusa24.com ,Jakarta, 17 Juni 2025 — Direktur Tawassuth, Wahyu Al Fajri, menyampaikan apresiasi penuh kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, atas penegasannya bahwa empat pulau terluar—Pulau Rondo, Pulau Bras, Pulau Fani, dan Pulau Fanildo—merupakan bagian sah dari Provinsi Aceh. Pernyataan Presiden ini dinilai sebagai bentuk keberpihakan negara terhadap keadilan wilayah, kedaulatan teritorial, dan pengakuan atas posisi strategis Aceh di panggung kebangsaan.

Kami memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo. Pernyataan beliau bukan sekadar klarifikasi administratif, tapi sebuah sikap kenegaraan yang tegas dan berpihak kepada marwah Aceh,” ujar Wahyu dalam pernyataan resmi di Jakarta, Senin (17/6).

Menurut Wahyu, keputusan Presiden menegaskan bahwa Aceh tidak boleh lagi dipandang sebagai wilayah pinggiran. Empat pulau tersebut adalah simbol penting dari integritas wilayah, sekaligus titik strategis dalam pertahanan dan ekonomi nasional.

Langkah Presiden Prabowo adalah pesan kuat bahwa negara hadir di wilayah terluar. Ini bukan hadiah untuk Aceh, ini adalah pengakuan yang seharusnya sudah lama ditegaskan,” lanjutnya.

Wahyu juga mendorong agar penegasan ini tidak berhenti sebagai wacana simbolik, tetapi segera ditindaklanjuti oleh kementerian/lembaga terkait dengan kebijakan konkret. Menurutnya, negara harus menjamin bahwa masyarakat di wilayah-wilayah tersebut mendapatkan akses penuh terhadap pembangunan, pelayanan publik, dan perlindungan.

Keadilan wilayah hanya akan nyata jika negara hadir tidak hanya dengan kata-kata, tapi dengan kebijakan. Empat pulau ini butuh kehadiran sekolah, dermaga, fasilitas kesehatan, dan sistem pertahanan yang kuat,” tegas Wahyu.

Tawassuth memandang penegasan ini sebagai momentum untuk membalikkan sejarah ketimpangan, serta sebagai bentuk rekonsiliasi keadilan antara pusat dan daerah. Dalam pandangan Wahyu, pengakuan atas empat pulau tersebut tidak hanya mengangkat nama Aceh, tetapi sekaligus memperkuat fondasi persatuan nasional.

Presiden Prabowo telah membuka jalan. Kini waktunya kita semua—pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sipil—menjaga dan mengawalnya bersama. Karena kedaulatan tanpa keadilan, hanya akan jadi peta tanpa makna,” pungkas Wahyu.

Pewarta : Ly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *