Tutup
DaerahPendidikan

SS Tante Sampai Pistol, Samurai dan Borgol

2
×

SS Tante Sampai Pistol, Samurai dan Borgol

Sebarkan artikel ini
SS Tante Sampai Pistol, Samurai dan Borgol

Bondowoso – kabarnusa24.com.

Saat cuti bersama 28 Juni 2023, pintu gerbang SMPN 3 terbuka, kalau terbuka pasti ada aktivitas disana. Ku beranikan diri untuk memasuki sekolah bertabur prestasi tersebut, bukan hanya prestasi siswanya yang tak terhitung jumlahnya tapi prestasi KS, guru, dan TU nya juga banyak seperti tertera di banner yang berada di atas pintu gerbang sekolah.

Tampak beberapa guru sedang bekerja didampingi KS Elok Riskiyah. Beliau menyambutku dengan senyum seperti biasanya, walaupun terlihat guratan wajah capek, tapi beliau tetap semangat menyambutku, sambil berkata: “tumben kerja mas? sekarang kan liburan?” aku balik bertanya kepadanya: “loh jenengan kok masuk, sekarang kan cuti?” Dengan sedikit tertawa, beliau berkata: “ini kita lagi milah-milah berkas PPDB untuk persiapan pengumuman Tanggal 3 juli 2023.

Walaupun cuti tapi jika harus ke sekolah ya tetap ke sekolah, teman-teman saya tangguh-tangguh Mas, dedikasinya luar biasa, padahal kami baru datang dari kegiatan Studi Tiru Sekolah Penggerak di malang masih capek sebenarnya, tapi kalau pekerjaan menanti ya tetap bekerja”

Aku tertarik dengan penjelasan Elok, bahwa baru datang dari acara Studi Tiru, dan aku meminta Elok untuk menceritakan kegiatan studi tirunya di Malang.

Studi Tiru ke SMPN 3 Batu yang dikenal dengan STIBA, dilaksanakan oleh SMPN 3 Bondowoso pada hari Senin Tanggal 26 Juni 2023.

Kami disambut dengan sangat ramah oleh keluarga besar SMPN 3 Batu pada sore hari, karena pagi harinya SMPN 3 Batu masih ada acara bersama wali murid, sehingga KS SMPN 3 Batu Bapak Budi Prasetyo, S.Pd menerima kami di sore hari sekitar pukul 15.30 WIB. Walaupun sore hari, Bapak Budi beserta jajaran wakasek dan urusan-urusan tetap menyambut kami dengan sangat ramah, tidak tampak wajah capek dan Lelah di wajah-wajah Bapak/Ibu guru SMPN 3 Batu.

Yang berada di ruangan langsung beranjak menyambut kami dengan senyum yang ramah, padahal beliau-beliaunya telah bekerja dari pagi.

Kesan pertama yang sangat berkesan, membuat SMPN 3 Bondowoso sangat betah saat berada di SMPN 3 Batu. Kami diarahkan ke ruang aula yang nyaman dan megah, dengan warna gorden dan taplak yang memiliki warna senada dan dihiasi dengan renda-renda yang sangat menawan, ini menunjukkan bahwa SMPN 3 Batu sangat menyukai akan keindahan dan kenyaman, karena keindahan dan kenyamanan di sekolah membuat para guru/TU akan betah berlama-lama di sekolah, dan ini adalah salah satu indikator keberhasilan suatu sekolah, jika guru/TU nya betah dan nyaman berada di sekolah yang merupakan rumah kedua bagi mereka.

Kegiatan dibuka oleh MC seorang ibu guru yang cantik dengan suara yang renyah dan bersahabat, ternyata beliau adalah wakasek bidang Humas.

Ibu guru tersebut mempersilakan KS SMPN 3 Bondowoso untuk memberikan sambutan, dan dilanjutkan sambutan sekaligus pengarahan oleh KS SMPN 3 Batu.

Bapak Budi Prasetyo, S.Pd. Sambutan beliau tidak lama, tapi mengena dan bermakna. Beliau menanyakan apa saja yang ingin Bapak/Ibu guru ketahui tentang pelaksanaan Kurikulum merdeka di SMPN 3 Batu, dan informasi apa saja yang diingikan dan dibutuhkan oleh para guru/TU SMPN 3 Bondowoso.

Beliau tidak mendikte kami untuk mengikuti penjelasan beliau, tapi beliau memberikan penjelasan sesuai dengan apa yang kami butuhkan. Teknik pembelajaran andragogi yang begitu tepat. Sehingga tidak terkesan menggurui dan tidak terkesan paling tahu, tapi dikemas dengan penjelasan yang sangat rendah hati.

Tak mengherankan banyak sekolah baik di Jawa Timur sendiri, Jawa Tengah, Jawa Barat bahkan luar Jawa yang melakukan studi tiru ke SMPN 3 Batu, karena KS nya memang bersahaja, sederhana, konsepnya tidak muluk-muluk tapi sangat mengena dan sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan sekolah, KS seperti ini sangat patut untuk di contoh dan sangat menginspirasi. Apalagi dalam menjelaskan beliau selingi dengan beberapa humor yang membuat kami lebih bersemangat untuk mendengarkannya.

Dialog interaktif dalam kegiatan tersebut kami lakukan. Seperti penggunaan Bos Kinerja, Komite Pembelajaran, Pengaturan Jadwal pembelajaran Kurikulum merdeka, Pelaksanaan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), penggunaan aplikasi dalam Kurmer, sampai pada kerja sama penggalangan dana komite.

Dalam penggunaan BOS Kinerja beliau menyampaikan bahwa pelaksanaan Sekolah Penggerak menggunakan dana Bos Kinerja yang harus disusun kedalam ARKAS dan kegiatannya mengacu pada peningkatan Raport Pendidikan.

Untuk Komite Pembelajaran, di SMPN 3 Batu diwakili oleh setiap guru Mata pelajaran, sedangkan SMPN 3 Bondowoso hanya diwakili oleh pengawas, KS, 1 perwakilan guru, dan 1 guru BK, Hal ini dikarenakan peraturan dari kementerian juga berbeda, di awal-awal pelaksanaan Kurmer di SMPN 3 Batu, menurut petunjuk dari kementerian, untuk Komite Pembelajaran diwakili oleh semua guru Mapel.

Dalam pelaksanaan IHT nya maka yang di IHT hanya guru pengampu kelas 7, yang bertujuan untuk merelokasi kebingungan, karena SMPN 3 Batu merupakan sekolah pertama di Jawa Timur yang menerapkan kurikulum merdeka, sehingga kami, kata Pak Budi KSnya seperti masuk ke hutan belantara, petunjuknya masih remang-remang belum jelas tapi kami harus jalan terus untuk melangkah melaksanakan Kurikulum Merdeka tersebut.

Bagi guru yang mahir IT mendampingi para guru-guru senior, sehingga ada ikatan kebersamaan diantara guru-guru tersebut.

Untuk pengaturan jadwal Kurikulum merdeka dengan P5 para guru mendapatkan tanggung jawab mendampingi kegiatan P5, Seperti Bahasa Indonesia ada 5 jam, maka yang 4 jam untuk kegiatan PBM mapel Bahasa Indonesia, sedangkan yang 1 jam untuk kegiatan pendampingan P5.

Dalam kegiatan P5 nyapun tidak muluk-muluk dan gebyar di luar sekolah, kegiatannya berfokus pada kegiatan di sekolah untuk meningkatkan karakter siswa, seperti saat masa covid dan siswa harus melakukan pembelajaran di rumah secara daring, kesadaran membuang sampahnya sangat rendah, dimana anak duduk disitulah anak akan membuang sampah, sehingga kegiatan P5 nya adalah bagaimana meningkatkan kesadaran anak untuk membuang sampah pada tempatnya dengan kegiatan Komposting.

Begitu pula di sekolah masih marak dengan bullying, sehingga kegiatan P5 nya dikonsep dengan menekan praktek-praktek bullying dengan melakuakn sosio drama, yang diawali siswa harus menggali informasi tentang bullying.

Untuk aplikasi dalam kegiatan kurmer, SMPN 3 Batu tidak melakukan pelatihan khusus penggunaan aplikasi tersebut, tapi langsung praktik, dengan saling bekerja sama antara guru yang mahir IT dengan guru yang belum mahir, dan diakhir penjelasan beliau yang merupakan jawaban dari pertanyaan guru SMPN 3 Bondowoso tentang penggalian dana Komite, ternyata SMPN 3 Batu memiliki trik dan tips yang bisa dicontoh yang beliau namakan SUSU TANTE (maaf, agak kurang sopan, red) ini adalah akronim dari Sumbangan Sukarela Tanpa Tekanan.

disaat mengundang orang tua, sekolah menyediakan amplop kosong untuk para orang tua yang akan menyumbangkan dana pribadinya secara sukarela kepada sekolah, ada ortu yang memberi 20.000 bahkan juga ada ortu yang memberi 500.000 sehingga terkumpul sekitar 3 juta sekali mengundang ortu bahkan SMPN 3 Batu pernah mendapatkan dana sekitar belasan juta, termasuk pembangunan musholla juga atas sumbangan sukarela dari orang tua.

Jika orang tua sudah percaya kepada sekolah, karena sekolah dapat mempertanggung jawabkan secara akuntabel dan transparan dana tersebut, maka orang tua akan dengan rela hati memberikan dana yang dimilikinya untuk sekolah.

Disamping itu pula prestasi sekolah dan terwujudnya karakter siswa yang baik telah dibuktikan oleh sekolah, membuat orang tua akan semakin percaya terhadap sekolah. Bukan hanya dana, melalui paguyuban kelas, orang tua telah mendedikasikan dirinya baik tenaga, waktu, pikiran, untuk kemajuan sekolah dan peningkatan karakter atau akhlak mulia putra putrinya.

Di akhir acara KS SMPN 3 Bondowoso Elok Riskiyah dan KS SMPN 3 Batu Bapak Budi Prasetyo beserta jajaran guru dari kedua sekolah tersebut berfoto Bersama, dan tak lupa kenang-kenangan berupa fandel dari SMPN 3 Bondowoso diberikan kepada SMPN 3 Batu, Sambil berkelakar Pak Budi menyampaikan bahwa tidak bisa memberikan apapun untuk SMPN 3 Bondowoso cukup Susu tante saja, sontak kami semua tertawa dan sangat terhibur dengan kelakar beliau yang sangat bersahabat.

Semoga dilain waktu SMPN 3 Bondowoso bisa kembali menimba ilmu di SMPN 3 Batu, yang tentunya SMPN 3 Batu akan menerima kami dengan sangat baik, karena dalam menyambut tamu sungguh luar biasa ramah, santun dan penuh rasa persahabatan. Hal ini yang sangat patut untuk ditiru, karena tak perlu banyak kata untuk membuktikan bahwa sekolah tersebut adalah sekolah berkarakter, cukup sambutan yang hangat dan bersahabat mulai dari jajaran securitinya, guru, TU, sampai ke KS nya itu sudah membuktikan bahwa sekolah tersebut sekolah yang berkarakter, sekolah yang mengedepankan akhlakul karimah, yang tentunya harus diawali dan dimulai dan dicontohkan oleh KS dan GTKnya.

Terima kasih Pak Budi, terima kasih SMPN 3 Batu. Ilmu dan contoh yang baik, telah kami terima untuk kami terapkan di Lembaga kami tercinta SMPN 3 Bondowoso.

Dengan mata yang berbinar dan penuh dengan keoptimisan Elok mengakhiri penjelasannya tentang kegiatan studi tiru di SMPN 3 Batu. Entah mengapa terlintas di benakku satu pertanyaan untuk Elok, dengan seabrek kegiatannya baik di sekolah maupun di masyarakat, yang saya tahu Elok juga memiliki tanggung jawab sebagai ketua Tanaszaha (Ikatan santri, simpatisan dan Alumni PP Zainul Hasan Genggong), Muslimat Cabang Bondowoso, Wakil sekretaris III Muslimat NU Kab. Bondowoso, Ketua HIDMAT (Himpunan Daiyah Muslimat NU), Wakil Ketua I Persatuan Guru NU, Pengurus MKKS bidang SDM KS, bagian pemberdayaan Perempuan MUI Cabang Bondowoso, Ketua Mabincab PMII, dan juga pengurus pemberdayaan Masjid KH Hasyim Asy’ari, dan seorang penulis juga dengan beberapa buku dan karya tulis ilmiah,

Bagaiman Elok mengatur kegiatannya dengan kewajibannya didalam keluarga, dengan senyum Elok mengatakan bahwa keluarga sangat mendukung kegiatan dan karirnya, tanpa dukungan keluarga terutama suami, saya tidak akan sampai pada pencapaian tugas dan amanah saya seperti saat ini, saya sangat bersyukur memiliki keluarga dan suami yang sangat mengerti dan mendukung kegiatan saya baik di sekolah maupun di luar sekolah, bahkan beliau rela mengantarkan saya jika kegiatannya malam hari.

Walaupun suami saya sangat mendukung tapi beliau pencemburu loh mas ! Kata Elok kepada saya selaku wartawan media online yang juga kenal baik dengan suaminya Bapak H. Deri seorang purnawiran Polisi yang tetap aktif di organisasi meskipun sudah purna,

kebetulan juga beliau pengurus MUI Kab. Bondowoso serta Wakil Ketua Purnawirawan POLRI Kab. Bondowoso.

Di rumah bukan hanya ada foto keluarga mas kata Elok, tapi juga ada pistol, samurai, dan borgol jadi jangan coba-coba dekat-dekat dengan saya, melirik saja tidak boleh apalagi dekat-dekat, kata Elok sambil berlalu dan melambaikan tangannya kepada saya dengan tertawa kecil,

dan dari kejauhan sayup-sayup saya mendengar sebuah lagu “Malam, bantu aku ‘tuk luluhkan dia, Bintang, bantu aku ‘tuk tenangkan dia, Dari rasa cemburu, dari rasa curiga. Kar’na hati ini kusimpan hanya untukmu, tenangkan dirimu, kau terlalu jauh, sebenarnya, aku tak seburuk itu, semua perjuanganku di belakang dirimu semata kar’na ku tak mampu hidup tanpamu,

(eko/AR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *