Opini

Bisakah Demokrasi Tanpa Money Politic

2
×

Bisakah Demokrasi Tanpa Money Politic

Sebarkan artikel ini
Bisakah Demokrasi Tanpa Money Politic
Bisakah Demokrasi Tanpa Money Politic
Foto Hendrawan

Oleh : Hendrawan

Pesta Demokrasi sudah tak begitu lama lagi,  masyarakat akan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih pemimpin dan Wakil Rakyat. Isyu seputar Pemilu sudah begitu dekat terdengar ditelinga, dan tersebar baik di dunia nyata, apa lagi di dunia maya.

Baliho calon pemimpin dan Wakil Rakyat dengan kata-kata bijaknya untuk mempengaruhi masyarakat menunggu momen terpampang memenuhi tempat strategis untuk menarik perhatian masyarakat 

Sebagai penentu pemimpin dan wakil rakyat, masyarakat dituntut lebih teliti untuk memilih calon pemimpin.  Mendset berpikir tentang budaya  Money Politic  segera dihilangkan dalam pikiran masyarakat. 

Meskipun untuk membasmi budaya money politic yang telah melekat kedalam pikiran masyarakat merupakan tantangan berat bagi kaum intelektual yang memegang teguh idealisme untuk membangun Negeri maupun Daerah. Namun bukan menjadi alasan untuk tidak melakukannya,  karena tidak ada yang mustahil untuk bisa dicapai selama terus berusaha dan tidak melawan kodrat sebagai hamba. 

Sebagai manusia biasa, tentunya pemimpin tak akan pernah lepas dari salah dan lupa, namun hal itu tak menjadi alasan untuk membenarkan diri meski telah terjurumus kedalam kasus suap, korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan demikian kita harus menyadari arti penting diri kita sebagai pemilih, sehingga kita harus mampu menjadi pemilih yang cerdas.

Pemilih yang cerdas adalah pemilih yang telah mempertimbangkan Pemimpin dan Wakil Rakyat pilihannya secara obyektif. Masyarakat harus mengetahui apa sebenarnya tugas pemimpin dan bagaimana kriteria pemimpin yang ideal. 

Memilih Pemimpin dan Wakil Rakyat  jangan sampai antikritik. Kebijakan yang tidak sesuai dengan kesejahteraan masyarakat haruslah dikritik dan diperbaiki demi perkembangan dan kemajuan sebuah Negeri khususnya Daerah tercinta. 

Begitu pula dengan rakyat, jangan hanya sekedar kritik terhadap pemimpinnya. Solusi dan saran harus pula beriringan. selain itu, apresiasi atas kinerja yang baik serta keberhasilan yang telah dicapainya harus diakui. 

Menjadi pemimpin bukan sekedar mengejar jabatan dan ambisi untuk kebutuhan pribadi,  melainkan kesejahteraan masyarakat umum dan bertujuan memberikan apa yang menjadi cita-cita dan impian masyarakat harus menjadi keutamaan. 

Sangat jelas bahwa menjadi pemimpin itu bukan perkara yang mudah. Mental yang kuat untuk memegang tanggungjawab atas harapan dan kepentingan masyarakat banyak harus disiapkan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *