ReligiSekapur Sirih

Kabar Gembira Dari Langit bagi yang Rabbunalloh dan Istaqomu

5
×

Kabar Gembira Dari Langit bagi yang Rabbunalloh dan Istaqomu

Sebarkan artikel ini
Kabar Gembira Dari Langit bagi yang Rabbunalloh dan Istaqomu
Ilustrasi atas langit.

Kabar Gembira Dari Langit bagi yang Rabbunalloh dan Istaqomu

KABARNUSA24.COM,- Allah SWT memberikan kabar gembira kepada kaum muslimin yang tercatat dalam firman–Nya. Allah berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fushshilat ayat:30).

Di dalam ayat tersebut Allah mengabarkan kepada kita tentang orang yang akan mendapatkan kenikmatan luar biasa. Kabar gembira itu disampaikan melalui para Malaikat yang mendatanginya.

Bahkan, Malaikat yang mendatangi bukan hanya satu atau dua Malaikat, tetapi berbondong-bondong datang memberitahukan kabar gembira tersebut.

Ayat di atas juga mengandung isyarat bahwa yang akan mendapatkan kabar gembira dari para Malaikat memiliki dua ciri utama, yaitu rabbunallah dan istaqamu.

Adapun ciri yang pertama adalah rabbunallah

“mereka yang mengakui Allah”. Bukan hanya mengakui akan tetapi juga mengimani rububiyah Allah. Adapun maksud dari rububiyah adalah mengimani bahwa Allah Yang Maha Pencipta, Penguasa, dan Pengatur Alam Semesta.

Meyakini ketauhidan Allah dengan cara menafikan sesembahan-sesembahan yang batil. Mengimani bahwa hanya Allah saja Dzat yang berhak diibadahi dan disembah, bukan yang lain.

Adapun ciri yang kedua adalah istiqamu

“mereka meneguhkan diri.” Imam Hasan Al-Bashri menjelaskan makna dari meneguhkan diri adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dan berusaha menjauhi segala kemaksiatan.

Dua ciri tersebut saling terkoneksi. Dimulai dengan mentauhidkan Allah, kemudian tauhid itu dikuatkan dengan mengamalkan segala perintah Allah dan menjauhi kemaksiatan yang ada di sekitarnya.

Ketika seorang muslim bisa menjaga 2 syarat ini, maka Allah memberikan kabar gembira dengan menjadikannya merasa tenang, nyaman, dan tidak akan merasa sedih selama-lamanya.

Kabar gembira itu, disampaikan oleh Malaikat yang mendatanginya saat seorang muslim itu sedang sakaratul maut. Saat dimana seorang manusia dicabut nyawanya oleh Malaikat, saat itulah kabar gembira menghampirinya.

Malaikat datang dan berkata,

اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa kabar gembira inilah yang menjadikan akhir hayat seorang muslim menjadi khusnul khatimah. Maksud dari “janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih” adalah janganlah kamu takut dengan kehidupan selanjutnya dan janganlah kamu takut dengan apa yang kamu tinggalkan berupa anak, istri, suami, harta, rumah, kendaraan dan lain sebagainya.

Kemudian kabar gembira yang paling puncak adalah diberitahukan kalau ia sudah mendapatkan jaminan dari Allah untuk memasuki janah dengan selamat.

Maka dari itu marilah selalu berupaya meneguhkan keyakinan itu dengan menambah ketaatan kepada Allah dan menjauhi segala kemaksiatan kepada–Nya.

Oleh sebab itu, Rasulullah sangat menganjurkan untuk melazimi doa yang selalu beliau panjatkan

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِك

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”

يَا مُصَرِّفَ القُلُوبِ صَرِّفْ قَلْبِي إِلَى طَاعَتِك

“Wahai Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkanlah hatiku kepada ketaatan kepada-Mu.”

Alangkah baiknya sebagai seorang muslim bisa istiqamah dalam mentauhidkan Allah dan meneguhkan dirinya agar Allah menjamin kebahagiaan di kehidupan selanjutnya, yaitu kehidupan akhirat, semoga Allah memberikan kepada kita keistiqamahan hingga ajal menjemput kita.

 

Sumber: Ulasan Dakwah Materi Khutbah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *