Religi

Tata Cara Shalat Ghaib untuk Korban Tewas akibat Perang Palestina

3
×

Tata Cara Shalat Ghaib untuk Korban Tewas akibat Perang Palestina

Sebarkan artikel ini
Tata Cara Shalat Ghaib untuk Korban Tewas akibat Perang Palestina
ilustrasi Shalat jenazah Ghaib

Tata Cara Shalat Ghaib untuk Korban Tewas akibat Perang Palestina

JAKARTA- KABARNUSA24.COM, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan umat Islam untuk melaksanakan shalat ghaib berjamaah. Nah berikut tata cara shalat ghaib untuk korban Palestina.

Pertama, melakukan takbir pertama disertai dengan niat dalam hati. Adapun niat shalat ghaib untuk jenazah laki-laki dan perempuan dalam jumlah banyak sebagai berikut:

أُصَلِّي عَلَى جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban di negara ‘…….’ (sebutkan nama negara) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

Kedua, membaca ta’awudz, basmalah, dan surah Al-Fatihah setelah takbir pertama.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a). Ar-raḥmānir-raḥīm(i). Māliki yaumid-dīn(i). Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn(u), Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a), Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a).

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.”

Ketiga, melakukan takbir kedua, kemudian dilanjutkan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Disunnahkan membaca shalawat Ibrahimiyah berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ

Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā āli sayyidinā Muhammadin kama shallaita ‘alā Ibrāhīma, wa ‘alā āli Ibrāhīma, innaka hamīdun majīdun, wa barīk ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā āli sayyidinā Muhammadin kama baarakta ‘alā Ibrāhīma, wa ‘alā āli Ibrāhīma, fī al-‘ālamīn.

Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, dan kepada keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Nabi Ibrahim AS, dan kepada keluarga Nabi Ibrahim AS. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, dan kepada keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, sebagaimana Engkau telah memberkahi Nabi Ibrahim AS, dan kepada keluarga Nabi Ibrahim AS, di seluruh alam semesta.”

Keempat, melakukan takbir ketiga, kemudian diteruskan mendoakan mayit yang sedang dishalati. Berikut doa untuk mayit laki-laki:

اللَّهمَّ اغفرْ لهُم وارحمهُم ، وعافِهم واعفُ عنهم ، وأكْرِم نُزَلَهُم ، ووسِّع مُدَخلَهم ، واغسلْهم بالماءِ والثَّلجِ والبَردِ ، ونقِّهِم منَ الخطايا كما نقَّيتَ الثَّوبَ الأبيضَ منَ الدَّنسِ ، وأبدِلهُم دارًا خَيرًا مِن دارِهِم ، وأهلًا خَيرًا مِن أهلِهِم ، وزَوجًا خَيرًا مِن زَوجِهِم ، وأدخِلهُم الجنَّةَ ونجِّهم منَ النَّارِ ـ: وأَعِذْهُم مِن عذابِ القبرِ أَوْ مِن عَذَابِ النَّارِ

Allāhummaghfir lahum warhamhum, wa ‘āfihim wa’fu ‘anhum, wa akrim nuzulahum, wa wassi’ madkhalahum, waghsilhum bilmāi wats-tsalji walbaradi, wanaqqihim minal khathāyā kamā yunaqqats tsaubu abyadlu minaddanasi, wa abdilhum dāran khairan min dārihim, wa ahlan khairan min ahlihim, wazaujan khairan min zaujihim, wa adkhilhulhum jannata wa najjihim minan nāri waa’izzuhum min ‘azabil qabri au min ‘azabi annār.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah mereka, kasihanilah mereka, lindungilah mereka, dan maafkanlah mereka. Muliakanlah tempat tinggal mereka, luaskanlah pintu masuk mereka, basuhlah mereka dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah mereka dari dosa-dosa, sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantikanlah mereka dengan rumah yang lebih baik dari rumah mereka, keluarga yang lebih baik dari keluarga mereka, dan pasangan yang lebih baik dari pasangan mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga dan selamatkanlah mereka dari neraka.”

Kelima, melakukan takbir keempat, kemudian membaca doa. Berikut doa untuk mayit laki-laki dan perempuan dalam jumlah banyak [lebih dari 2 orang]:

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُم وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُم وَ اغْفِرْ لَنَا و لهم وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Allahumma lā tahrimnā ajrahum wa lā taftinā ba’dahum wa ighfir lanā wa lahum wa liikhwānina alladzīna sabaqūna bil-īmān wa lā taj’al fi qulūbinā ghillan lilladzīna āmanū rabbanā innaka raūfun rakhīm.

Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami dari pahala mereka dan janganlah Engkau beri kami fitnah setelah mereka. Ampunilah kami dan mereka, dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam iman. Dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kebencian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

Keenam, mengucapkan dua kali salam [kanan dan kiri] dengan mengucapkan kalimat salam berikut:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalāmu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakātuh.

 

Sumber: Tim Layanan Syariah Kemenag RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *