Selalu Memakai yang Paling Indah
KABARNUSA24.COM,- Adab yang diajarkan oleh Imam Sya’roni adalah_
Memakai baju yang paling baik ketika datangnya tamu yang mulia atau orang-orang besar, begitu juga ketika masuk masjid, dan ketika hadir di perkumpulan orang-orang sholeh.
Allah mengajarkan kepada kita agar ketika menghadiri majelis dan ketika berada di hadapan Allah, hendaknya kita menghias diri.
Sebagaimana firman-Nya:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِد
“Wahai anak Adam, pakailah hiasanmu di setiap masjid dan di setiap perkumpulan.”
(QS. Al- A’raf:31)
Rasulullah SAW bersabda:
إن اللّٰه جميل ويحبّ الجمال
“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan”
Ini menunjukkan bahwa tujuan kita memperindah diri adalah agar dicintai Allah SWT, bukan untuk berbangga-banggaan.
Rasulullah SAW, jika datang atasnya rombongan dari orang-orang asing/luar kota, maka beliau memakai baju yang paling bagus dan memerintahkan para sahabat untuk memakai baju yang bagus pula.
Cobalah kita berfikir, jika seseorang ingin berjumpa dengan raja-raja di dunia, apabila dia memakai baju yang kotor, yang robek dan terbuka aurotnya, padahal dia mampu untuk memakai yang bagus, niscaya pertemuan itu adalah penghinaan. Dan pantaslah jika dia diusir oleh raja tersebut.
Maka bagaimanakah seharusnya jika kita hadir di masjid atau majelis untuk menghadang rahmat Allah SWT??
“Wahai Saudaraku! Perindah dhohirmu, akan tetapi jaga hatimu! Jangan merasa lebih baik dari siapapun!”
Ketahuilah! sesungguhnya manusia di dunia ini melihat sesuatu yang dhohir, tapi Allah memandang batinnya. Jadi hendaknya kita menghias dhohir dan batin di sisi Allah SWT.
Jangan sampai aurat kita terbuka di hadapan orang dan jangan sampai kita melihat aurat orang lain.
Ketahuilah! Orang-orang mulia yang hadir di majelis, mereka memakai baju berdobel-dobel agar tidak sedikitpun aurat mereka nampak oleh siapapun. Lalu mereka pun menjaga matanya dari melihat aurat siapapun.
Sayyidina Ali KWH berkata,
“Jika digergaji badanku menjadi dua, kemudian aku dihidupkan lagi, lalu digergaji lagi, begitu seterusnya. Itu lebih aku sukai daripada melihat aurat orang lain atau auratku dilihat orang.”
Makanya beliau diberi gelar Karromallahu wajhah (semoga Allah memuliakan wajahnya) karena penglihatannya tidak pernah sekalipun memandang aurat orang lain dan auratnya tidak pernah dilihat orang lain.
Inilah adab dari orang-orang yang mulia yang kami ambil dari mereka. Wallahu a’lam.
(Y/Wa)