Kabarnusa24.com, Madiun – Bertepatan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke 95 tahun 2023, para pemuda pecinta budaya kearifan lokal yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pecinta Budaya (Forkopinda) Madiun kembali menggelar aksi unjuk rasa (unras) di depan Mapolres Madiun pada Sabtu (28/10/2023). Semangat Aksi unras ini terinspirasi dari sejarah lahirnya Sumpah Pemuda yaitu kebangkitan, tekad dan semangat perjuangan dan persatuan para pemuda dalam rangka mencapai kemerdekaan Indonesia.
Sebelum para peserta sampai di lokasi unjuk rasa, harus melewati penyekatan dan pemeriksaan oleh pihak Kepolisian agar bisa berlangsung aman dan kondusif. Adapun untuk tuntutannya masih sama dengan unras sebelumnya yakni menindak tegas bangunan liar yang berdiri di wilayah Kabupaten Madiun, jadi tidak hanya tugu lambang perguruan bela diri saja yang dirobohkan oleh Kapolres Madiun.
Dalam orasinya Forkopinda melalui koordinator Unras, Musthofa menyampaikan dukungan penuh kepada Kapolres Madiun untuk segera menertibkan bangunan-bangunan ilegal yang masih beroperasi tanpa ijin.
“Kapolres jangan tebang pilih dalam penegakan hukum. Kami mendukung Kapolres dalam menertibkan bangunan ilegal di Madiun. Tapi jangan hanya tugu saja, jangan dibiarkan ada pabrik, kantor-kantor, bisnis perumahan, galian C ataupun tempat hiburan malam yang tidak memiliki ijin resmi itu,” tegas Musthofa.
Kemudian salah satu anggota Forkopinda, Sudjono menambahkan, Kapolres Madiun dapat memberikan pernyataan tertulis atas kelanjutan perobohan tugu lambang pencak silat apakah diteruskan atau dihentikan. Sudjono mempertanyakan dasar hukum jika itu dihentikan. Kemudian dirinya juga mempertanyakan apa dasar hukum bangunan yang tidak berijin lengkap tidak turut dirobohkan, padahal sudah beroperasi/melaksanakan kegiatan.
“Pernyataan resmi Kapolres terkait dasar hukum adalah sebagai pertanggungjawaban perbuatannya. Memulai perobohan saja dengan rakor-rakor, terus ini berhenti tapi tanpa alasan yang jelas. Ini tidak sopan”, tambahnya.
Forkopinda meminta Kapolri untuk segera melakukan mutasi kepada Kapolres Madiun dan diganti oleh sosok yang lebih beradab dan tanggap dalam menanggapi isu-isu yang lebih vital di masyarakat. Apalagi di Kabupaten Madiun, menurut Forkopinda disinyalir banyak praktik-praktik kotor korupsi yang tumbuh subur.
“Iya, ganti saja dengan orang yang lebih memiliki kepribadian anti korupsi” lanjut Sudjono.
Uniknya dalam unras kali ini, Forkopinda mengajak Kapolres Madiun untuk mengikuti ajang Sambung Persaudaraan guna pengenalan lebih dekat terhadap budaya puncak silat khas Madiun.
“Kami menuntut Kapolres Madiun jalin Persaudaraan melalui Sambung Persaudaraan bersama rekan kami Musthofa,” tantang Sudjono.
Namun Tantangan tersebut ternyata tidak ditanggapi oleh Kapolres Madiun dengan memilih tetap tidak keluar dari dalam ruangan.
Sebelum mengakhiri unjuk rasa, dua pemuda akan memperagakan aksi seni pencak silat khas Madiun. Namun sayangnya oleh petugas keamanan dari Polres Madiun melarang para pesilat menggelar matras. Akhirnya, dengan alas berwarna kuning, dua pemuda berlaga adu ketangkasan jurus bela diri pencak silat. Dengan keindahan gerak seni bela diri sebagai simbol kearifan budaya lokal. Seni bela diri Pencak Silat merupakan warisan budaya yang harus dipertahankan dan dikembangkan sebagai modal pembentukan jati diri dan karakter bangsa.
Momentum Sumpah Pemuda adalah Mengajak semua warga negara Indonesia untuk selalu menghormati perbedaan, mulai dari agama, suku, ras, dan budaya sehingga bisa tercipta kerukunan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia.
Peringatan Hari SumpahPemuda Ke 95 Tahun 2023
” Bersama Majukan Indonesia”.