DEPOK, KABARNUSA24.COM
Tenda berukuran 20 x 10 meter berwarna merah dan putih dan kursi-kursi merah pula berjejer rapi menyambut seratusan warga yang sejak pagi sudah ramai berdatangan.
Dari seratusan warga tersebut, salah seorangnya adalah Fitri, 41 tahun. Ia hadir namun tidak bisa pagi-pagi karena menunggu keluarga dekatnya yang mengantarkan ke lokasi acara penyaluran bantuan sosial tersebut.
Fitri hadir berkerudung abu-abu, dipadu dengan baju panjang begaris warna ungu tua dengan bawahan celana cokelat tua, dilengkapi tas selempang hitam, serta sebuah tongkat bergagang warna merah.
“Alhamdulillah bisa hadir ke tempat ini Pak. Dengan segala keterbatasan sebagai penyandang disabilitas netra dan sebelumnya saya biasa pakai alat bantu tongkat biasa, ” ucap Fitri membuka perbincangan, Senin (20/11/23).
Nasib sebagai seorang penyandang disabilitas netra tidak mudah, terlebih pada saat pandemi Covid-19 di mana sebelumnya bisa menawarkan jasa sebagai pemijat dan sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saat pandemi Covid-19 benar-benar saya dan orang-orang yang senasib sangat sulit untuk makan saja, karena jasa pijat tidak mendapatkan pelanggan yang berimbas pada penghasilan kami, ” ucap Fitri, haru.
Alat bantu untuk membantu mobilitas sehari-hari menggunakan tongkat biasa yang sering menabrak obyek dan benda di depannya. Tidak ada pilihan lain dan satu-satunya tongkat yang hanya bisa dilipat saja.
Hingga suatu hari, ada informasi Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki program memberikan bantuan alat bantu bagi penyandang disabilitas netra berupa Tongkat Penuntut Adaptif (TPA) dan didapatkan gratis.
“Tongkat biasa tidak ada yang istimewa paling hanya bisa dilipat. Kini saya menggunakan tongkat penuntun adaptif dan pertama kali menggunakan belajar dulu dan sangat bermanfaat, ” ungkap Fitri.
Tongkat adaptif tidak hanya membantu untuk mobilitas sehari-hari, tapi juga memberikan harapan agar para netra bisa mandiri dalam keterbatasan serta tidak menggantungkan pada bantuan orang lain.
“Setelah mendapatkan tongkat adaptif ini, saya dan penyandang disabilitas netra mengucapkan terima kasih kepada Ibu Risma dan Kemensos tapi ada harapan lain agar mendapatkan kerja, karena hidup di pinggiran ibu kota sangat tidak mudah bagi kami, ” keluh Fitri.
Sesuai slogan Kemensos Hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan, tak hanya saat bencana alam tetapi juga penyandang disabilitas termasuk netra agar Fitri-Fitri yang lainnya di penjuru negeri bisa merasakan kehadiran Negara bagi seluruh warga tanpa kecuali.