Tutup
Religi

Sunnah yang Sering Ditinggalkan

5
×

Sunnah yang Sering Ditinggalkan

Sebarkan artikel ini
Sunnah yang Sering Ditinggalkan

Sunnah yang Sering Ditinggalkan

KABARNUSA24.COM, Diantara bentuk menaati serta menjalankan perintah Allah Ta’ala di dalam kehidupan sehari-hari adalah menghidupkan sunah-sunah nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di setiap gerakan kita, masa luang kita, dan di setiap perkataan maupun perbuatan kita. Sehingga setiap titik dan inci kehidupan kita selaras dengan sunah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari terbitnya mentari hingga tenggelamnya. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Imam Hasan Al-Basri rahimahullah pernah berkata,

“Tanda cintanya para ulama’ kepada Nabi Muhammad itu terlihat dari bagaimana seriusnya mereka di dalam mengikuti sunah-sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Kedudukan seorang mukmin itu diukur dari sejauh mana ia mengikuti sunah nabinya. Maka, semakin banyak mereka mengikuti sunah beliau, semakin tinggi kedudukannya di sisi Allah dan semakin mulia. Berpegang teguh di dalam mengikuti sunah nabi memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah:

Meraih cinta Allah Ta’ala.
Menutup kekurangan dan ketidaksempurnaan seorang hamba pada ibadah wajib.
Terhindar dari terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah.
Mengagungkan syiar Allah Ta’ala.

Marilah kita menghidupkan sunah sunah Rasulullah di kehidupan kita sehari-hari. Kalau bukan kita yang melakukan, lalu siapa lagi? Karena itu merupakan bukti kecintaan kita terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berikut ini beberapa sunah yang sering ditinggalkan dan dilupakan oleh kebanyakan manusia, semuanya benar telah datang dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

Pertama, menjilati jari-jemari setelah selesai makan sebelum mencucinya,

Berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إذا أكل أحدكم؛ فلا يمسح يده؛ حتَّى يَلعقها أو يُـلعقها

“Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari makannya, maka janganlah ia mencuci tangannya, kecuali sesudah ia menjilati jari-jemarinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kenapa kita dianjurkan melakukan hal itu? Karena kita tidak tahu letak keberkahan makanan kita ada di mana. Bisa jadi makanan yang ada di jari jemari kita itulah yang berkah.

Kedua, mengambil napas ketika minum sebanyak tiga kali di luar gelas.

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

كان رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم يتنفَّس في الشَّراب ثلاثاً ويقول:(إنَّه أروى، وأبرأ، وأمْرأ)

“Bahwasannya Rasulullah bernapas sebanyak tiga kali ketika minum. Lalu ia bersabda, ‘Sesungguhnya dengan begini haus lebih hilang, lebih lepas, dan lebih enak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, memperbanyak istighfar/ meminta ampun ketika sedang bermajelis.

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

إن كنَّا نعد لرسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم، في المجلس الواحد مائة مرة: رب اغفر لي، وتب عليَّ، إنَّك أنت التَّواب الرَّحيم

“Sesungguhnya kami pernah menghitung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sekali majelis mengucapkan istigfar sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir li wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rahim. (Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah saya serta terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah Mahapenerima taubat lagi Mahapenyayang).” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Keempat, bersedekah semampu kita ketika bertobat dari sebuah dosa.

Imam Bukhari dan Muslim menuturkan kisah Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya ia berkata,

قلت: يا رسول الله!! إنَّ من توبتي أن أنخلع من مالي صدقة إلى الله وإلى رسوله، قال رسول الله: أمسك عليك بعض مالك، فهو خيرٌ لك

“Aku berkata kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya termasuk bagian dari tobatku, aku ingin melepaskan semua hartaku sebagai sedekah untuk Allah dan Rasul-Nya.’ Rasulullah pun bersabda, ‘Sisihkan sebagian hartamu, maka itu lebih baik.”

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan di kitabnya Zaadul Ma’ad, “Perkataan Ka’ab ini merupakan dalil akan disunahkannya bersedekah ketika bertobat semampunya.”

Kelima, tidak bersegera melepas tangan kita saat berjabat tangan dengan orang lain, Kecuali orang tersebut yang melepasnya lebih dahulu.

Dari sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

كان رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم إذا صافح رجلاً لم يترك يده؛ حتَّى يكون المصافح هو التَّارك ليد رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم

“Dahulu, jika Rasulullah menjabat tangan seseorang, ia tidak akan melepaskan tangannya, kecuali orang yang dijabat tangannya itu melepasnya terlebih dahulu.”

 

Sumber: Kutip Ulasan Materi Dakwah Khutbah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *