KABARNUSA24.COM,– Nisfu Sya’ban jatuh pada 25 Februari 2024. Hal ini berdasarkan penentuan awal Sya’ban pada Minggu, (11/2/2024).
Keputusan berdasarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).
“Awal bulan Sya’ban 1445 H bertepatan dengan Ahad Pon 11 Februari 2024 M (mulai malam Ahad) atas dasar rukyah,” sebagaimana tertulis dalam pengumuman.
Pengumuman Nomor : 015/LF–PBNU/II/2024 yang dikeluarkan pada Sabtu (10/2/2024).
Keputusan didasarkan pada hasil rukyatul hilal, bahwa ada sejumlah lokasi yang melaporkan melihat hilal 1 Sya’ban 1445 H pada Sabtu, 29 Rajab 1445 H bertepatan 10 Februari 2024 M.
“Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Sabtu Wage 29 Rajab 1445 H / 10 Februari 2024 M. Laporan tiap lokasi rukyat yang menyelenggarakan rukyatul hilal pada saat ini terlampir. Terdapat beberapa lokasi yang melihat hilal,” tulis pengumuman itu.
Adapun lokasi yang berhasil melihat hilal adalah sebagai berikut:
1. RSI Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur dengan penyelenggara Lembaga Falakiyah PCNU Kota Sidoarjo dan saksi M. Qolbir Rohman. Hilal terlihat kasat mata pada pukul 18:07 WIB
2. Balai rukyat Condrodipo, Gresik, Jawa Timur dengan penyelenggara Lembaga Falakiyah PCNU Kabupaten Gresik dan saksi Akhmad Solakhuddin. Hilal terlihat kasat mata pada pukul 18.08 WIB
3. Masjid Baitul Muttaqien, Bekasi, Jawa Barat dengan penyelenggara pribadi. Hilal terlihat kasat mata pada pukul 18:22 WIB dengan pelapor Akhirul Soleh dkk.
Jadi nisfu Sya’ban akan terjadi pada Ahad (25/2/2024) atau mulai Sabtu (24/2/2024) malam Ahad.
LF PBNU meminta seluruh jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia untuk menyampaikan ikhbar ini.
“Diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Sya’ban 1445 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing–masing,” lanjut pengumuman tersebut.
Sebagai informasi, hilal akhir Rajab 1445 H atau bertepatan dengan Sabtu Pahing, 10 Februari 2024 M adalah 6 derajat 11 menit 44 detik dengan elongasi 8 derajat 19 menit 13 detik dan lama hilal di atas ufuk 29 menit 13 detik.
Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Sabtu Pahing, 10 Februari 2024 pukul 06:01:12 WIB. Hal ini berdasarkan markaz Jakarta Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT).
Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama. Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Ketinggian hilal di sana mencapai 5 derajat 12 menit dan elongasi hilal hakiki 7 derajat 15 menit, serta lama hilal di atas ufuk 25 menit 11 detik.
Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 6 derajat 15 menit, elongasi hilal hakiki 8 derajat 37 menit, dan lama hilal di atas ufuk 30 menit 52 detik.
(Sumber: NU Online)