Garut, kabarnusa24.com – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, menghadiri acara 10th World Water Forum (WWF) yang diselenggarakan di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, pada Senin (20/05/2024). Acara ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam kesempatan tersebut, Barnas Adjidin menyampaikan rasa bangganya karena Kabupaten Garut diundang untuk berpartisipasi dalam forum internasional ini. Ia menyoroti pentingnya air sebagai elemen vital kehidupan, seperti yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam sambutannya. Presiden menekankan bahwa air tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan memperingatkan bahwa pada tahun 2030, krisis air bersih diperkirakan akan melanda berbagai negara, menjadikannya sumber daya yang diperebutkan.
Atas hal tersebut, Barnas mengajak semua pihak, khususnya yang ada di Kabupaten Garut, untuk mulai melestarikan air dari segi kuantitas dan kualitas.
“Mari kita bersama-sama mengambil langkah untuk memelihara air bersih, sehingga kita bisa melindungi kehidupan yang lebih baik,” ajaknya.
Sebagai tindak lanjut dari forum ini, Barnas mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengkaji kualitas air di Kabupaten Garut.
“Kami akan membuat kebijakan dan regulasi untuk melindungi air, sehingga masyarakat bisa menikmati air bersih yang lebih sejahtera,” tambahnya.
Seperti diketahui, Presiden RI, menekankan, Forum air terbesar di dunia ini harus menjadi momentum negara-negara di dunia untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dengan berbagi pengetahuan, mendorong solusi inovatif, dan mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.
“Itu untuk meneguhkan komitmen dan merumuskan aksi nyata terkait pengelolaan air inklusif dan berkelanjutan,” ujar Jokowi.
Hal itu dikatakan Presiden RI, karena air memegang peran penting dan sentral bagi kehidupan umat manusia. Bahkan begitu pentingnya hingga air disebut sebagai the next oil di masa depan.
Begitu pula jika dilihat dari sisi ekonomi. Kekurangan air, ujar Presiden Jokowi, dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen sampai 2050.
Oleh sebab itu, di hadapan peserta World Water Forum ke-10 Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air seperti membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare (ha) jaringan irigasi. Kemudian merehabilitasi seluas 4,3 juta hektare jaringan irigasi dan membangun 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengaman pantai.
Indonesia juga memanfaatkan air untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata. PLTS ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
“Namun semua upaya ini tidak cukup. Persoalan air dan sanitasi akan semakin berat di masa mendatang. Upaya ini harus diperkokoh di tingkat global baik oleh negara, sektor swasta, maupun masyarakat madani. Forum Air Sedunia ke-10 ini menjadi langkah strategis melakukan aksi nyata dan komitmen bersama mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi,” ujar Presiden.(AR)