JAKARTA, Kabarnusa24.com – Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah menyampaikan, pelaksanaan wukuf di Arafah maupun puasa Arafah memiliki nilai persamaan untuk menyadarkan manusia agar tetap berpusat pada nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan.
Buya Amirsyah menerangkan, nilai-nilai tersebut seperti kesetaraan dan persamaan sehingga, manusia memiliki prinsip hidup untuk saling menghargai dan menghormati. Menurutnya, hal itu sangat penting untuk membangun kesadaran secara teologis dan antroposentris.
‘’Oleh sebab itu pentingnya kesadaan secara teologis dan antroposentris untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan sehingga dapat mencegah, menghentikan bencana kemanusiaan seperti genosida yang terjadi Gaza, Palestina,’’ kata Sekjen MUI Buya Amirsyah, Sabtu (15/6/2024).
Jamaah haji seluruh dunia termasuk yang berasal dari Indonesia, melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1445 H atau 16 Juni 2024 M. Buya Amirsyah mengatakan, momentum wukuf di Arafah sangat tinggi nilainya. Karena disinilah salah satu perbedaan antara ibadah haji dengan umroh.
‘’Salah satu hikmahnya adalah agar umat Islam kembali mengenal dirinya, sadar akan dirinya bahwa manusia pasti kembali kepada asalnya. Karena itu jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah mampu memberikan makna secara kontektual kepada nilai-nilai kemanusiaan di mana manusia berada,’’ ujarnya.
Sekjen MUI menyampaikan, hal itu bertujuan untuk meningkatkan nilai kemanusiaan berdasarkan keimanan dan kecintaan kepada Allah dan Sunnah Rasul bagi umatnya di seluruh dunia.
Sumber: Majlis Ulama Indonesia (MUI)