DaerahPeristiwa

Ratusan Hektare Sawah di Cibarusah Mengalami Gagal Panen

5
×

Ratusan Hektare Sawah di Cibarusah Mengalami Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Ratusan Hektare Sawah di Cibarusah Mengalami Gagal Panen

Bekasi_Jabar || KabarNusa24.com – Ratusan hektare sawah di Cibarusah mengalami gagal panen tahun ini. Seperti di desa Ridomanah dan Ridogalih, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, sekitar 200 hektare sawah di wilayah ini mengalami kekeringan. Padi milik warga pun mati setelah tidak mendapatkan suplai air yang cukup.

“Akibat dari ketiadaan hujan tersebut, tanah persawahan menjadi kering, keras dan retak-retak, padinya gak ada isinya,” kata Najudin, petani asal Ridomanah ini. Jum’at (26/07/2024)

Umumnya, yang gagal panen padi pada tahun ini adalah petani tadah hujan. Berbeda dengan petani yang memiliki irigasi, tidak ada masalah karena lahan sawahnya selalu dialiri air.

Ratusan Hektare Sawah di Cibarusah Mengalami Gagal Panen

“Karena sawah tadah hujan, ketika kering jadi banyak padi yang tidak bisa di panen karena kering tidak ada hujan selama hampir tiga bulan,” ujarnya.

Najudin dan petani lainnya berharap, Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam hal ini Dinas Pertanian tanggap dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi para petani terutama di wilayah Ridomanah, di mana sebagian besar petani di sini hanya mengandalkan curah hujan.

“Kami berharap bantuan dari pemerintah berupa irigasi air dan alat – alat pertanian lainnya,” harap Najudin.

Ratusan Hektare Sawah di Cibarusah Mengalami Gagal Panen

Sementara itu, ratusan hektare lahan pertanian di desa Ridomanah dan Ridogalih tidak ditanami kembali akibat musim kemarau yang mulai terjadi saat ini. Para petani cenderung membiarkan lahannya meranggas ditumbuhi semak belukar.

Dari pengamatan awak media KabarNusa24.com, situasi ini hampir merata di lahan petani Kecamatan Cibarusah yang membiarkan lahannya ditumbuhi semak belukar.

Tidak hanya Najudin yang mengalami gagal panen, Mahyar petani Ridomanah yang lainnya pun mengaku mengalami gagal panen dan mengalami kerugian puluhan juta.

“Saya yang biasanya per hektare itu dapat empat atau lima ton, tapi sekarang hanya 5 kwintal per hektare. Disini sawah tadah hujan, jadi ketika musim kemarau gak bisa panen karena kering. Kalau yang dekat kali bisa pake mesin untuk mengairi sawah, kalau yang jauh dari air, yaa begini jadinya.” tutupnya. (Wati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *