Bekasi_Jabar || KabarNusa24.com – Anggota DPRD Komisi IV Provinsi Jawa Barat H. Marzuki, menyoroti masalah minimnya lapangan pekerjaan yang berdampak pada banyaknya pengangguran di Kabupaten Bekasi dalam giat Reses 1 tahun 2024 – 2025 yang dilaksanakan di kantor Desa Ridomanah. Rabu (13/11/2024)
Anggota DPRD Provinsi Dapil Jawa Barat IX itu memfokuskan perhatiannya pada masalah ketenagakerjaan.
“Ini yang menjadi perhatian kami. Ketika turun ke masyarakat, yang banyak terlihat adalah persoalan pengangguran,” kata H. Marzuki saat menjawab pertanyaan salah satu warga yang ikut serta dalam reses tersebut.
Pengangguran di Kabupaten Bekasi menurutnya akibat banyaknya perusahaan besar yang telah menyediakan sekolah-sekolah diluar daerah yang memberikan pendidikan sesuai bidang-bidang yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
“Saya pernah telusuri tentang permasalahan banyaknya pengangguran di Kabupaten Bekasi yang notabene kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, ternyata banyak perusahaan-perusahaan besar yang telah menyediakan sekolah untuk calon-calon tenaga kerja seperti di Pemalang, Jombang dan lain-lain sehingga dianggapnya hanya lulusan sekolah-sekolah itulah yang siap untuk bekerja ketika perusahaan membutuhkan tenaga kerja. Inilah permasalahannya dan kita tidak dapat menyalahkan perusahaan itu walaupun sudah ada Perda 60-40 persen itu tidak akan berjalan dengan baik,” ungkapnya.
H. Marzuki mengaku, jika dirinya telah mengajak para kandidat yang saat ini mencalonkan menjadi Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Bekasi untuk berdiskusi tentang permasalahan banyaknya pengangguran di Kabupaten Bekasi.
“Saya pernah diskusi dengan para kandidat, saya berikan informasi permasalahan sebenarnya terkait banyaknya pengangguran hasil dari temuan-temuan saya selama ini,” kata H. Marzuki.
H. Marzuki berharap, hasil diskusi dengan para kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bekasi, dapat memberikan suatu pandangan untuk dijadikan bahan evaluasi dan pekerjaan yang harus diprioritaskan.
“Jika diantaranya ada yang menjadi Bupati, mereka harus berani mengambil langkah-langkah selanjutnya. Kita membutuhkan tangan besi seorang pimpinan yang berani ambil tindakan atau langkah-langkah bagaimana masyarakatnya mendapatkan pekerjaan.” pungkasnya. (Wati)