MEDAN.Kabarnusa24.com
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta kaum intelektual yang tergabung dalam organisasi Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) untuk memberikan manfaat bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat, sehingga menjadi berkah bagi umat.
Demikian disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat menerima audiensi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PIKI Sumut di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Selasa (10/1). Hadir di antaranya, Staf Ahli Binsar Situmorang, Kepala Biro Perekonomian Naslindo Sirait sekaligus juga Ketua DPD PIKI Sumut, serta jajaran pengurus PIKI Sumut.
Dalam pertemuan itu, Gubernur menyebutkan bahwa dari segi sumber daya alam (SDA), provinsi ini merupakan daerah yang kaya. Sebagaimana sering ia sampaikan, perlunya keseriusan mengelolanya agar bisa bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat.
Ia pun membandingkan kondisi tersebut dengan Negara Singapura yang bisa berkembang tanpa penopang kekayaan alam yang memadai seperti Indonesia. “Tentu kita perlu berpikir jernih dan objektif. Tak wajar bila Sumatera Utara ini tidak bisa menyejahterakan rakyatnya. Jadi pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan untuk itu,” ujar Gubernur.
Keberadaan PIKI yang berisi para kaum intelektual Kristen, merupakan potensi agar dapat mendorong meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat secara umum. Sehingga pembangunan, dapat berjalan dan mendapat penerimaan dari masayarakat dengan pikiran objektif dan lebih maju. Bukan dengan sinisme atau sentimen kelompok, ras dan parsial.
“Saya sudah bertemu dan bicara dengan Ephorus. Banyak kita yang ke gereja, atau rumah ibadah lainnya. Tetapi karena susah untuk berpikir positif dan objektif, menghambat kemajuan kita. Apalagi bicara dengan orang-orang cerdas, tentu harus objektif,” jelasnya.
Karenanya, Gubernur meminta agar para intelektual yang tergabung di jajaran DPD PIKI Sumut untuk tidak memunculkan sikap egoisme atau terkota-kotak berdasarkan kelompok. Karena menurutnya, banyak yang justru memanfaatkan nama agama dengan urusan pemerintahan.
“Inilah kita, harus menjadi bisa menjadi berkat bagi orang lain. Seperti anda yang diberikan beras, jika itu diolah menjadi makanan dan dibagikan kepada orang lain, itulah dia berkat. Tetapi kalau disimpan saja, apalagi sampai busuk, itu yang tak berkat,” sebut Edy Rahmayadi.
Untuk itu, lanjut Edy, diharapkan ada masukan dari PIKI Sumut dalam hal pengelolaan pemerintahan, khususnya bagi Gubernur, sebagai pegambil keputusan. Dengan mengedepankan sikap jujur, dimana organisasi ini juga bernuansa keagamaan.
“Silakan ajari saya, bagaimana kita bisa memperbaiki keadaan ini, menurut agama yang anda yakini. Tetapi pastikan dulu anda perbaiki sikap. Teruskan perjuangan anda,” ujarnya, memotivasi para pengurus yag hadir.
Sementara Ketua DPD PIKI Sumut Naslindo Sirait dalam penjelasannya menyampaikan rencana gelaran Seminar Nasional tentang prospek perekonomian secara global dan nasional. Sebab ada prediksi akan terjadi goncangan ekonomi global di 2023.
“Bagaimana kita mendorong masyarakat agar bisa bertahan menghadapi hal itu. Karena itu rencananya kami juga mengundang Gubernur untuk menjadi narasumber atau pembicara pada kegiatan Seminar Nasional,” katanya.
Konteksnya, kata Naslindo, adalah bagaimana menyinergikan langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) menstimulus perekonomian melalui kebijakan kepala daerah, terutama bagi sektor UMKM. Untuk itu ia pun berharap Gubernur menghadiri sekaligus juga memberikan bimbingan, serta arahan pada kegiatan yang rencananya digelar 21 Januari 2023 di Aula Raja Inal Siregar, lantai 2, Kantor Gubernur.
Turut hadir dalam pertemuan itu para pengurus PIKI seperti Sondang Pintauli, Himsar, Lenny Fitrya Sihombing, Bertha Mariana, Rosiany Hutagalung, Partogi Simanjuntak, Elperida Sinurat, Elisabet Siahaan serta pengurus yang lain.
(Deddy Bangun/DISKOMINFO SUMUT)