Syukur Dalam Nikmat, Sabar Dalam Musibah
kabarnusa24.com, Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan keimanan sekaligus senantiasa meningkatkan rasa syukur kita kepada Alloh subhanahu wata’ala yang telah menganugerahkan banyak nikmat kepada kita. Saking banyaknya nikmat yang diberikan, terkadang kita lupa tidak merawat dan mensyukurinya.
Di antara nikmat itu seperti nikmat sehat, sempat, dan juga yang paling penting adalah nikmat iman dan Islam.
Semua nikmat yang dianugerahkan kepada kita ini pasti tidak bisa kita hitung satu persatu.
Hal ini sesuai dengan firman Alloh subhanahu wata’ala:
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Alloh, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(QS An-Nahl:18).
Dalam mewujudkan rasa syukur kita, marilah kita senantiasa mengucapkan “Alhamdulillah” baik saat mendapat nikmat maupun saat kita ditimpa musibah. Karena perlu disadari, nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita lebih banyak dari masalah dan musibah yang kita hadapi dan rasakan.
Dengan syukur dalam berbagai kondisi apa pun, mudah-mudahan Alloh akan selalu menyayangi kita dan nikmat dari-Nya akan terus mengalir dalam kehidupan kita.
Alloh pun telah menjanjikan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7:
“Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Semoga kita bukanlah hamba yang kufur akan nikmatnya sehingga kita bisa terhindar dari azab, musibah dan malapetaka dan kehidupan kita selamat di dunia dan akherat. Aamiin.
Dalam kehidupan ini, kita tidak akan pernah lepas dari nikmat dan begitu juga tak akan bisa lepas dari musibah dan cobaan.
Saat mendapatkan nikmat dan saat menghadapi musibah, Agama Islam telah memberikan panduan dengan senantiasa memegang dua prinsip, yakni:
“asy-syukru indan niam” yaitu bersyukur ketika mendapat nikmat dan “ash-shabru indal musibah” yaitu bersabar saat mendapatkan musibah.
Kedua hal ini pun bisa menjadi barometer atau ukuran keimanan seseorang yang akan menjadikannya kuat dan sabar dalam menjalani kehidupan yang terus mengalami perubahan ini. Alloh sendiri sudah menegaskan bahwa manusia akan selalu diberi cobaan musibah yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 155:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Dalam ayat ini, sabar menjadi perisai dan senjata orang- orang beriman dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. Perasaan takut, kelaparan, kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah-buahan adalah ujian yang bakal kita hadapi dalam kehidupan ini.
Tidak ada yang melindungi kita dari ujian- ujian berat itu selain jiwa kesabaran yang telah dikaruniakan Alloh kepada kita.
Lalu siapakah orang yang bersabar itu?
Diterangkan dalam ayat selanjutnya, dalam Surat Al-Baqarah Ayat 156: :
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun”
Sesungguhnya semua dari Alloh dan semua akan kembali kepadaNya.
Musibah adalah ujian dari Alloh sekaligus wujud cinta-Nya pada hamba-Nya.
Cinta dan kasih sayang Alloh akan diberikan kepada hamba-Nya yang kuat dalam menghadapi musibah.
Rosululloh Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:
“Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka.
Oleh karena itu, barangsiapa ridho menerima cobaan tersebut maka baginya keridhoan, dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan.”
Hadits ini memberikan motivasi kepada kita untuk senantiasa optimis dan terus sabar dalam menghadapi musibah. Memang terkadang, pesimisme terus menghantui kita dan semakin menambah berat beban dalam menghadapi musibah dan cobaan.
Namun sebenarnya bukan besarnya ombak lautan yang kita hadapi, melainkan perahu kitalah yang terlalu kecil untuk mengarunginya. Bukan besarnya masalah yang kita hadapi, melainkan kesabaran kitalah yang terlalu kecil untuk menghadapinya.
Perlu disadari bahwa sikap sabar ini bukan berarti menyerah terhadap kondisi yang ada.
Sabar harus diiringi dengan ikhtiar untuk menghadapi ujian yang ada.
Bukan lari dari ujian itu sendiri.
Ujian dalam hidup akan menjadikan kita lebih kuat dan berpengalaman dalam menghadapi ujian yang nantinya pasti akan kita temui lagi.
Lari dari ujian hidup, bukanlah solusi untuk menyelesaikannya karena jika kita lari dari ujian dan masalah hidup, maka bersiaplah untuk menghadapi masalah yang lebih besar.
Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.
(QS Al Baqarah: 286).
Sabar itu seperti payung yang tidak akan bisa menghentikan hujan namun akan melindungi kita dari air yang membasahi sehingga kita masih akan tetap bisa berjalan di tengah derasnya hujan.
Kesabaran tidak akan bisa menghilangkan musibah namun kita akan tetap tegar dalam melewatinya.
Dari penjelasan ini kita bisa menyimpulkan bahwa orang yang sabar adalah dia yang tidak lemah, tidak mudah patah semangat atau menyerah. Sifat sabar ini dicontohkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam ketika umat Islam menjadi minoritas dan ditindas di Makkah.
Tak ada yang berpaling, menyerah, atau kompromi soal aqidah Islam. Semua tetap tegas dan kuat meskipun dalam siksaan kaum Quraisy.
Demikian pula ketika di masa pasca Hijrah di Madinah, mereka tetap sabar dan tahan banting dengan pasukan yang jumlahnya lebih sedikit. Ketika menahan diri mereka bersabar, ketika perang terbuka pun mereka sabar. Dengan modal kesabaran ini, maka umat Islam awal tersebut meraih kemenangan gemilang.
Orang-orang yang sabar dan kuatlah yang akan disertai oleh Alloh dengan kemenangan sebagaimana firman Alloh dalam QS Ali ‘Imran: 146:
“Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Alloh, tidak patah semangat dan tidak pula menyerah kepada musuh.
Dan Alloh mencintai orang-orang yang sabar”
Semoga kita termasuk orang yang kuat dan sabar dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup dan semoga kita termasuk orang- orang yang dilindungi dan dicintai Alloh Swt.
Sh-Wa