Tiga Rahasia Bulan Dzulqa’dah
Kabarnusa24.Com, Kini kaum muslimin berada di bulan Dzulqa’dah. Bulan Dzulqa’dah adalah bulan kesebelas dari urutan bulan hijriah. Bulan ini juga merupakan bulan yang mulia, sebab masuk dalam bulan-bulan haram. Yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ
Artinya,“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu.” (QS. At-Taubah: 36)
Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya “At-Tafsir Al-Munir” menjelaskan bahwa bulan-bulan haram adalah bulan yang Allah muliakan dan utamakan di antara bulan lainnya.
Sebagaimana Allah mengutamakan negeri haram (Makkah dan Madinah) dari negeri lainnya, mengutamakan hari Jumat dari hari-hari lainya, dan memuliakan beberapa manusia untuk mengemban Risalah di antara manusia lainnya.
Dinamakan dengan Dzulqa’dah karena pada bulan ini sudah masyhur di kalangan orang Arab sebagai bulan yang tenang, damai, dan bulan istirahat dari peperangan serta safar.
Ibnu Katsir dalam “Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim” menjelaskan mengapa dinamakan dengan Dzulqa’dah adalah karena dahulu orang-orang Arab tidak mengadakan perang dan safar pada bulan tersebut.
Pada bulan Dzulqa’dah yang mulia ini sejatinya menyimpan rahasia-rahasia berupa keutamaan kebaikan didalamnya.
Maka sudah selayaknya bagi seorang muslim mengetahui rahasia-rahasia berupa keutamaan bulan Dzulqa’dah sebagai motivasi dorongan untuk senantiasa menambah pundi-pundi kebaikan serta menjadi panduan melaksanakan ibadah yang dianjurkan untuk memberatkan timbangan di Akhirat kelak.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menulis satu kutaib atau buku kecil khusus yang membahas faedah bulan mulia ini. Kitab kecil itu diberi judul “Faidah fi Syahri Dzilqa’dah”.
Adapun beberapa rahasia atau keutamaan bulan mulia Dzulqa’dah adalah sebagai berikut:
Pertama, Bulan Dzulqa’dah Adalah Termasuk Bulan Haram.
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya,“Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajabnya Bani Mudhar yaitu antara Jumadil tsani dan Sya’ban.” (HR. Bukhari)
Bulan-bulan haram adalah bulan yang mulia dan utama, bulan yang agung di sisi-Nya, Allah mengistimewakannya di antara bulan yang lain. Dia memerintahkan hamba-Nya untuk mengagungkannya sekaligus mengharamkan di dalamnya untuk berbuat zalim, maksiat, serta menerjang batasan-batasan Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ
Artinya,“Maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu.” (QS. At-Taubah: 36)
Ayat tersebut adalah penekanan untuk menjauhi perbuatan zalim atau semacamnya, sebab dosa yang dilakukan pada bulan-bulan ini akan dilipat gandakan.
Imam Qatadah menjelaskan bahwa kezaliman yang dilakukan pada bulan-bulan haram adalah merupakan kezaliman yang paling besar, walaupun pada dasarnya kezaliman adalah sesuatu yang dosa juga. Sebab seseorang tersebut telah menodai keagungan bulan-bulan haram. (Jami Al-Bayan, Ath-Thabari, 14/239)
Maka marilah berhati hati, mawas diri dan berusaha meninggalkan perbuatan zalim, menerjang batasan-batasan Allah SWT, dan perbuatan maksiat terkhusus pada bulan-bulan haram ini dan pada bulan-bulan lainnya.
Kedua, Bulan Dzulqa’dah Adalah Bulannya Umrah.
Umrah adalah ibadah yang mempunyai keutamaan dan pahala yang besar, terlebih apabila seseorang dapat melaksanakan ibadah mulia ini bertepatan pada bulan Dzulqa’dah. Sebab umrah yang ditunaikan pada bulan ini adalah termasuk umrah yang paling utama.
Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya “Lathaiful Ma’arif” menjelaskan bahwa salah satu tugas atau amal shalih yang dianjurkan untuk dilakukan seorang muslim pada bulan Dzulqa’dah adalah umrah.
Karena terdapat riwayat dari sebagian salaf di antaranya Ibnu Umar, Aisyah, dan Atha’ bahwa mereka mengutamakan umrah yang ditunaikan pada bulan Dzulqa’dah dan Syawal daripada pelaksanaan di bulan Ramadhan. (Lathaif Al-Ma’arif, Ibnu Rajab, 259)
Sebab bulan Dzulqa’dah termasuk dari bulan haji, dan para fuqaha menganjurkan untuk berumrah pada bulan Dzulqa’dah sebagai bentuk mengikuti (iqtida’) Nabi SAW. Sebab beliau menunaikan semua umrahnya pada bulan mulia ini kecuali umrah terakhirnya.
اعْتَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ
Artinya,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan umrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah. Kecuali umrah yang beliau laksanakan bersama haji beliau.” (HR. Bukhari)
Maka bagi kaum muslimin yang mempunyai keluasan rezeki untuk berusaha memenuhi seruan kebaikan ini. Semoga kita semua diberi rezeki untuk dapat ziarah mengunjungi tanah suci.
Ketiga, Bulan Dzulqa’dah Adalah Bulan Dilipatgandakan Pahala Amal Shalih.
Pada bulan mulia ini Allah lipat gandakan amal-amal perbuatan baik dan buruk seseorang. Maka melihat agung dan besarnya peluang untuk menambah pundi-pundi timbangan kebaikan tersebut, sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, ketaatan, serta doa kepada Allah.
Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu yang dinukil oleh Ibnu Rajab Al-Hambali tentang keutamaan bulan-bulan haram, beliau berkata :
أَنَّ العَمَلَ الصَالِح وَالأَجْرَ فِي هَذِهِ الحُرُم أَعْظَم
Artinya,“Sesungguhnya amal shalih dan balasan pahala yang dilakukan pada bulan-bulan haram itu lebih besar daripada bulan-bulan lain.” (Lathaiful Ma’arif, Ibnu Rajab, 258)
Maka mari manfaatkan kesempatan emas ini untuk meraup pahala dan kebaikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah janjikan. Mulai dari shalat, sedekah, zikir, membantu orang lain, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Dan di antara ibadah-ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan yang istimewa ini adalah ibadah shiyam.
Jumhur Fuqaha berpendapat bahwa berpuasa pada bulan-bulan haram itu mustahab atau dianjurkan. (Mausu’ah Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah, 28/95)
صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ، وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ، وَصُمْ أَشْهُرَ الْحُرُمِ
Artinya,“Puasalah pada bulan ramadhan, tiga hari setelahnya, dan pada bulan-bulan haram. ” (HR. Ibnu Majah)
Bahkan diriwayatkan bahwa sebagian Salafus Shalih seperti Ibnu Umar, Hasan Al-Bashri, dan Abu Ishaq mereka semua berpuasa penuh pada bulan-bulan Haram. (Syarah Sunan Abi Dawud, Ibnu Ruslan,10/533)
Sufyan Ats-Tsauri juga memberikan keterangan :
الأَشْهُرُ الحُرُمِ أَحَبُّ إِليَّ أَنْ يَصُوم مِنهَا
Artinya,“Pada bulan-bulan Haram ini aku mencintai untuk berpuasa di dalamnya.” (Lathaiful-Ma’arif, Ibnu Rajab, 258)
Inilah beberapa rahasia berupa keutamaan di bulan Dzulqa’dah yang mulia ini, semoga dengan wasilah mengetahui beberapa maklumat Keutamaan ini, semakin menjadikan kita semangat untuk beramal shalih dan berusaha sekuat mungkin untuk menjauhi larangan-Nya, serta menjadi pribadi-pribadi yang dapat memanfaatkan kesempatan yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya dengan sebaik-baiknya. (**)