“Adapun untuk bertobat, dan kembali kepada Alloh SWT, maka jangan pernah berhenti ataupun menjadi malas-malasan”
Kabarnusa24.com – Indonesia kedatangan seorang ulama dunia asal Tarim Hadramaut, Yaman, Habib Umar bin Hafidz atau habib umar al hafidz yang datang mengunjungi Indonesia dan tiba di Jakarta, Minggu 20/08/2023.
Habib Umar Bin Hafidz atau umar bin hafidz yang juga dikenal dengan nama al habib umar bin hafidz ini juga diakui sebagai salah satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia pada tahun 2022.(dikutip dari Hajinews.com)
Pa’ang (vokalis) salah satu personil band WALI, yang turut hadir dalam acara Up Close dan Personal Habib Umar di Jakarta, dengan ekspresi penuh haru dan mahabah kepada habib Umar, menyampaikan pertanyaannya.
Yo kita simak apa saja yang dipertanyakan Pa’ang kepada Habib Umar.
Dilansir dari unggahan video tiktok @sulthonalazizy. Senin 21/08/2023.
Dengan nada suara sendu menahan sedih karena saking senengnya, Pa’ang bertanya dan meminta kepada Habib Umar.
” Kami ini entertain yang mungkin deket sekali dengan kemaksiatan dengan dosa, mungkin sebagian kami juga banyak yang berangkat umroh, banyak yang bisa berangkat haji, setelah umroh kami merasa seperti malaikat, tapi satu Minggu dua Minggu sebulan 3 bulan, tapi setelah itu rasanya setelah itu malaikat itu hilang sama sekali, ya habib.” Tanya Pa’ang Sang Vokalis
“Bagaimana kami untuk memenej iman kami, supaya iman kami ini, kalau pun berkurang, jangan berkurang bangat gitu ya habib, bagaimana cara memenej nya, karena satu sisi dengan datangnya habib datang kesini, ini waallohu warobbul kabah habib, ini menambah kecintaan kami sama habib, ini menambah kecintaan kami sama rosululloh, habib.” Masih tanya Sang Vokalis kepada habib Umar.
“Berikan kami amalan atau cara bagaimana kami memanajemen iman kami habib, sukron ya habib.” Tanya nya lagi.
“Terima kasih, wassalamu’alaikum warahmatullahi “. Tutup Sang Vokalis
Oh ya, bib. Satu juga ada satu ada permintaan lagi, kalau boleh habib jangan setahunkan sekali datang kesini, tapi kalau boleh habib datang setiap hari ke kami, ya habib. Harap Pa’ang.
“Nahnu nuhi bukum, Nahnu nuhi bukum ya habib, allohuma qholbi muskhilat ya Karim salad Bijahil habib, shalat Bijahil habib ziarah Tarim ya thari muala, Ya tarimu ala ya tarimu ala.” Tutup Pa’ang
Habib Umar dengan ekspresi penuh senyum, sangat menyimak pertanyaan Pa’ang. Seolah mengerti apa yang disampaikan Pa’ang dengan bahasa Indonesianya.
Meskipun dijawab oleh habib Umar dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh transletor habib Jindan.
“Semoga Alloh berikan keberkahan pada kalian.” Do’a Habib Umar kepada semua hadirin.
“Apa yang engkau sebutkan itu, disebutkan oleh rosululloh SAW, tentang fadhilahnya orang yang ingat kepada Alloh, ditengah khalayak yang lupa kepada Alloh Ta”ala, maka orang yang ingat dan berzikir kepada Alloh, ditengah khalayak tersebut, itu ibaratnya bagaikan orang yang tetap teguh berjihad dijalan Alloh, ditengah orang-orang yang kabur, melarikan diri dari pada perjuangan dan jihad tersebut, dan pahalanya besar sekali orang itu,” jawabnya.
“Kita jangan pernah menyetujui, suatu kemaksiatan, dan jangan pernah ridho, akan suatu kemaksiatan pada diri kita, ataupun pada orang lain, akan tetapi juga sebisa mungkin, kita membimbing orang lain, merangkul orang lain untuk lebih dekat, kepada Alloh SWT dan menempuh jalan hidayah dan tertarik pada kebaikan.” Masih jawab Habib Umar.
“Dan mana kala engkau bisa menarik seseorang kemudian ataupun melakukan dari pada kebaikan-kebaikan tersebut, niatkan apa yang kita lakukan ini didalam profesi kita itu, menjembatani sebagai media untuk berdakwah dijalan Alloh SWT,” jawab Habib Umar.
“Apabila kita pada posisi kita, bisa melakukan itu, keberadaan kita ditengah-tengah mereka bisa menjadi dakwah, mengajak orang untuk menjadi lebih baik, maka Alhamdulillah, tapi kalau tidak bisa malah kita terbawa menjadi insan yang lebih buruk, maka hendaknya kita menghindari dari pada situasi-situasi yang demikian.” Jawabnya kembali.
“Adapun untuk bertobat, dan kembali kepada Alloh SWT, maka jangan pernah berhenti ataupun menjadi malas-malasan.”Tutup Habib Umar. (SR).