SITUBONDO, – kabarnusa24.com.
Proyek pembangunan UGD Puskesmas Panji dari Dinas Kesehatan Situbondo yang dikerjakan oleh CV Abimanyu, kembali disorot aktivis muda Ravi Dwi Wijaksono.
Bukan tanpa alasan, pasalnya, semua pekerja pada saat beraktivitas di lokasi proyek ini, ditemukan tidak ada satu orang pun yang melengkapi dirinya menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar keselamatan kerja atau K3.
Sinyalemen itu disampaikan oleh Ravi Dwi Wijaksono kepada awak media, ketika ia bersama tim investigasinya berkunjung langsung ke lokasi pekerjaan proyek yang bernomor kontrak 027/ 5894/ 431.302.1/ 2023.
“Saya melihat semua pekerja, tidak ada satu pun yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) atau K3. Nah, ketika ada hal yang tidak diinginkan menimpa pekerja, entah itu kecelakaan, dipastikan berujung sangat fatal, khususnya bagi pekerja yang berada di lantai atas,” kata pria yang familiar dipanggil Ravi itu. Selasa, (03/10/2023).
Tidak sampai disitu, warga desa Sumberkolak Panarukan ini juga mengaku sangat menyesalkan, ketika konsultan pengawas dan pelaksana kegiatan proyek dengan pagu senilai Rp 337.870.000 ini, tidak ditemukan di lokasi pekerjaan.
“Konsultan pengawas selaku perwakilan dari Dinkes, tupoksinya mengawasi pelaksanaan dan kegiatan proyek. Ternyata, ketika kami investigasi di lokasi tidak ada. Pelaksana kegiatan juga tidak ada,” jelas Ravi.
Ia pun menilai, oknum pelaksana yang berkegiatan di CV Abimanyu sebagai koordinator lapangan, diduga tidak bisa mengarahkan pekerja nya. Bahkan, proyek yang diduga kurang pengawasan itu, hasil pekerjaan nya diragukan.
“Disinyalir dengan tidak adanya konsultan pengawas di lapangan, jelas sekali pekerjaan konstruksi itu diduga tidak akan maksimal dan ditengarai tidak sesuai spesifikasi teknis,” tuturnya.
Selain itu, dikatakan Ravi, masih banyak kekurangan yang ditemukan terkait pekerjaan proyek yang dikerjakan CV Abimanyu di Puskesmas Panji. Bahkan pihaknya menduga, kegiatan proyek tersebut pelaksanaan nya terindikasi ngawur dan diduga asal-asalan.
“Bukan hanya diduga ngawur, Mas. Tapi diduga asal-asalan pekerjaan nya. Untuk itu, saya meminta kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pengguna Anggaran, agar segera memanggil konsultan untuk mengevaluasi pengawasan di lapangan,” tegasnya.
Menurut Ravi, sangat disayangkan sekali dugaan kurangnya pengawasan dari pelaksana kegiatan serta konsultan pengawas selaku tangan ke-3, yang dikontrak oleh pihak Dinkes untuk mengawasi pekerjaan proyek di lokasi tersebut.
“Karena konsultan pengawas adalah kepanjangan tangan dari Pejabat Pembuat Komitmen dan Pengguna Anggaran. Jadi saya meminta kepada Pengguna Anggaran, PPK serta PPTK nya untuk mengkroscek ke lapangan,” beber nya.
Hal itu dilakukan, agar hasil perkembangan proyek dapat diketahui sudah maksimal secara administratif dan sesuai spesifikasi teknis.
“Pengguna Anggaran dan PPK, jangan hanya terima laporan konsultan pengawas di atas meja nya saja. Kontraktor, selaku penyedia jasa serta penanggung jawab teknis, jangan hanya diam, berikan teguran keras kepada pelaksana kegiatan yang kerap kali meninggalkan para pekerjanya di lokasi proyek. Mana bisa pekerjaan itu akan maksimal, kalau seringkali pelaksana nya ditengarai jarang di lokasi,” pungkas Ravi.
Sementara, sampai berita ini ditulis, Agung Setyanto yang sebelumnya mengaku menjabat sebagai PPK Dinas Kesehatan Situbondo, belum memberikan tanggapannya, walaupun WhatsApp nya sudah centang dua saat dikonfirmasi.
Begitupun dengan Kepala Dinas Kesehatan Situbondo. Meski sudah dikonfirmasi sebelumnya, Sandy Hendrayono tidak memberikan keterangan dan terlihat centang satu di WhatsApp nya.
(Agung Ch/AR).