Mahasiswa KKN Kelompok 104 Melakukan Observasi Manfaat Tanaman Sagu.

Mahasiswa KKN Kelompok 104 Melakukan Observasi Manfaat Tanaman Sagu.

Aceh – kabarnusa24.com

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Malikussaleh kelompok 104 melakukan observasi makanan dari tanaman Sagu di tempat KKN yaitu salah satu rumah warga Desa Cot Euntung, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, Selasa (23/10/2023).

Kelompok ini di dampingin oleh Dosen pembimbing lapangan (DPL) yaitu Ibu Syukriah, ST.M.Sc., Eng.

Aceh merupakan daerah yang memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, yang berasal dari Hutan, pertanian, perkebunan bahkan pertambangan.
Salah satu potensi alam yang ada di desa Cot Euntung,kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara ialah pertanian salah satunya adalah tanaman sagu. Tanaman sagu (Metroxylon sago Rottb.) merupakan tanaman yang memiliki berbagai manfaat, mulai dari batang, daun hingga buah nya. Salah satu manfaat sagu yaitu dapat dijadikan makanan selain itu ampas atupun sisa dari tanaman Sagu dapat dijadikan sebagai pakan ternak maupun pakan unggas.

Pada hari Selasa (24/10/2023) Mahasiswa KKN-PPM UNIMAL yang berasal dari kelompok 104 melihat langsung pengolahan pohon sagu menjadi tepung sagu yang di mulai dari menumbuk batang sagu hingga menjadi menjadi sebuk kasar sagu, lalu di perah dan di endapkan hingga menjadi tepung.

Bu Sari mengatakan bahwasanya selama ini pengelolaan sagu tersebut hanya di jadikan sebagai bahan konsumsi pribadi saja. Namun disisi lain mahasiswa kelompok 104 KKN-PPM UNIMAL memberikan pendapat, sebaiknya tepung sagu ini selain di konsumsi pribadi lebih baik hasil dari olahan sagu yang sudah menjadi makanan tersebut dapat di pasarkan untuk menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat desa tersebut. Karena mengingat bahwasanya sagu ini merupakan tanaman pangan yang dapat menggantikan makanan pokok. tanaman sagu yang sudah menjadi makanan juga dapat dijadikan untuk cemilan sehari hari, mengingat bahwasanya makanan dari tanaman sagu banyak mengandung karbohidrat.

Kelompok KKN-104 memberikan ide untuk memasarkan hasil makanan yang terbuat dari sagu dikarenakan apabila makanan tersebut dipasarkan akan mendapatkan nilai ekonomis dan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daripada warga masyarakat yang ada di desa Cot untung walaupun pemasaran tersebut dilakukan secara lokal terlebih dahulu.

Arya Damanik mengatakan selain beras, sagu juga dapat dijadikan sebagai makanan pokok masyarakat mengingat bahwasanya saat ini harga beras sangat mahal oleh karena itu makanan yang terbuat dari sagu dapat menggantikan beras sebagai makanan pokok dikarenakan pembuatan makanan yang terbuat dari sagu di desa Cot Euntung tidak mengandung bahan pengawet.

Bagian daripada sagu memang banyak memiliki manfaat yang cukup tinggi seperti halnya saja sisa dari pembuatan makanan dari sagu atau lebih kita kenal dengan ampas sagu selain dapat dijadikan makanan pakan ternak dapat juga dijadikan untuk pupuk nantinya. Proses pengolahan ampas sagu menjadi biogas menghasilkan produk samping atau sisa
dalam bentuk lumpur (sludge) yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena kandungan
unsur-unsur penting untuk pertumbuhan tanaman masih cukup tinggi. Oleh karena itu nantinya bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat di desa Cot Euntung untuk biogas mengingat bahwasanya di desa Cot Euntung memiliki banyak tanaman tanaman yang beraneka ragam yang cocok diberikan biogas untuk pertumbuhan. Selain itu, biogas adalah energi alternatif yang murah, efisien, dan lebih ramah lingkungan.

Pengharapan dari kelompok 104 KKN PPM Unimal segala produk yang dihasilkan dari tanaman Sagu sebaiknya dijadikan sebagai UMKM yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di desa Cot Euntung, Untuk memulai sebuah usaha UMKM memang tidak bisa berdiri sendiri. Dengan bekal pengalaman pelatihan, diharapkan tidak hanya memperoleh ide usaha namun warga di desa Cot Euntung juga bisa membuka jejaring agar ke depan bisa mengembangkan usaha melalui kerja sama dengan komponen – komponen lainnya. Potensi ini yang benar – benar harus dikembangkan dan didayagunakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *